Virus Corona di Jember
Mahasiswa Sastra Universitas Jember ini Hatinya Berdebar-debar Saat Ujian Skripsi Daring
Arham duduk sendirian di sebuah ruang baca di dekat rumah kosnya di kawasan Tegalboto Kelurahan/Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Ahmad Ulul Arham duduk sendirian di sebuah ruang baca di dekat rumah kosnya di kawasan Tegalboto Kelurahan/Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur Rabu (8/4/2020).
Di depannya ada sebuah laptop menyala, menampilkan wajah empat orang di layarnya melalui sebuah aplikasi percakapan jarak jauh (teleconference). Ada beberapa buku di dekatnya, termasuk sebuah novel berjudul Entrok, karya Okky Madasari.
Arham, demikian mahasiswa Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember (Unej) itu biasa dipanggil, terlihat serius mendengarkan pertanyaan dari sejumlah orang di layar laptopnya. Dia juga memberikan jawaban atas pertanyaan mereka. Arham terlihat serius, dan tegang. Dia juga memakai jas almamater Universitas Jember.
Siang itu, Arham sedang menjalani ujian skripsi. Ya, ujian skripsi jarak jauh secara daring. Pandemi virus Corona atau Covid-19 membuat sejumlah perubahan di hampir semua sektor, termasuk di dunia pendidikan. Model pembelajaran di pendidikan tinggi, seperti di Unej pun berubah. Pun termasuk ujian skripsinya.
• 250.000 Warga Surabaya Dapat Jatah Sembako per Bulan, ODP dan Keluaga Dapat Makan 3 Kali Sehari
• Obrolan Terakhir Glenn Fredly dengan Rizky Febian sebelum Meninggal, Bahas Rencana: Panutan Saya
• Cara Satpas Polres Madiun Beri Layanan SIM Sekaligus Cegah Corona, Ajak Pemohon Olahraga & Berjemur
Jika sebelumnya, ujian skripsi berlangsung secara tatap muka, di sebuah ruang sidang. Semenjak pandemi Virus Corona, Unej meminta ujian skripsi juga digelar secara jauh dan daring.
Arham, salah satunya, yang mengikuti ujian skripsi secara daring tersebut. Mahasiswa angkatan 2013 itu, terlihat lancar menjelaskan skripsinya kepada para penguji.
Kepada Surya, Arham menuturkan meminjam ruang baca tersebut karena dia tidak mungkin menjalani ujian di rumah kosnya.
"Saya sudah mencoba (simulasi) beberapa kali latihan di kos, tidak kondusif. Akhirnya pinjam tempat di sini, kebetulan juga dekat dari rumah kos," ujar Arham.
Ketika ditanya apakah masih ada rasa 'ndredeg' karena tidak langsung berhadapan dengan para penguji, Arham mengaku tetap merasa 'ndredeg'.
"Ndredeg itu pasti ada. Karena lebih pada saya harus mempertanggungjawabkan apa yang saya buat di skripsi saya, bukan karena berhadapan langsung atau tidak. Jika ditanya, gimana rasanya jika berhadapan langsung dengan penguji, saya jawab tidak tahu. Wong belum pernah ujian skripsi secara tatap muka," ujarnya kemudian tertawa. Ruang baca tempatnya 'ujian' juga dilengkapi internet yang koneksinya mendukung untuk ujian daring.
Surya berbincang dengan Arham di sela menunggu hasil ujian skripsinya. Para penguji sedang berdiskusi, juga secara daring untuk menentukan nilai Arham. Tentu saja Arham tidak boleh 'nimbrung'. Setelah beberapa menit, salah satu penguji memanggilnya untuk kembali ke hadapan laptop.
Penguji mengumumkan jika Arham lulus. Bahkan mahasiswa itu mendapatkan nilai A. "Alhamdulillah, terimakasih Bu, Pak," kata Arham sambil mengusap wajahnya pertanda rasa syukur.
Sementara di tempat lain, salah satu penguji skripsi Arham, Dr Heru SP Saputra Mhum memilih menguji Arham dari salah satu ruang dosen di ruangan dosen Jurusan Sastra Indonesia. Pada Rabu (8/4/2020), Heru menguji skripsi milik dua orang mahasiswa.
"Hari ini nguji skripsi dua orang, dan semuanya secara daring," ujar Heru.
Dirinya memilih memakai tempat di ruangan dosen, karena persoalan koneksi internet. Koneksi internet di rumahnya, tidak stabil untuk aplikasi yang membutuhkan koneksi internet stabil.
"Tidak stabil, terkadang lancar. Tiba-tiba koneksi lambat, dan terputus. Kan kasihan mahasiswa yang sudah kadung serius. Khawatir mengganggu psikologis mahasiswa juga. Akhirnya minjam tempat di kampus," ujar Heru.
Saat menguji mahasiswanya, Heru memilih memakai gawainya untuk tersambung di aplikasi untuk berkomunikasi dengan sesama penguji dan mahasiswa. Laptop dipakainya untuk melihat isi skripsi mahasiswa yang diujinya.