Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Persebaya Surabaya

Presiden Persebaya Azrul Ananda Beber Kunci Liga 1 Sehat Jangka Panjang, Mulai Hak Siar-Pemain Asing

Azrul Ananda membeberkan kunci agar liga profesional, termasuk juga Liga 1 bisa sehat jangka panjang.

Penulis: Khairul Amin | Editor: Arie Noer Rachmawati
Persebaya.id via Pos Kupang
Zulfikar (kiri), Presiden Persebaya Azrul Ananda, Koko Ari dan M Kemaluddin berfoto bersama seusai laga Jogo Suroboyo Game di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (11/5/2019) malam. 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Belajar dari pengalamannya berkecimpung di dunia olahraga, Presiden Persebaya, Azrul Ananda membeberkan kunci agar liga profesional, termasuk juga Liga 1 bisa sehat jangka panjang.

Disampaikan Azrul Ananda dalam catatan pribadinya di www.happywednesday.id, ada beberapa poin penting dari sebuah kompetisi yang perlu dimaksimalkan agar kompetisi benar-benar sehat.

Pertama adalah memaksimalkan hak siar.

Pemain Muda Supriadi Mengaku Ingin Rasakan Tinggal di Wisma Persebaya, Tempat Bersejarah Bajul Ijo

Disampaikan Azrul Ananda, semua hak siar atau pemasukan liga profesional lain di luar negeri dikumpulkan jadi satu, lalu klub-klub mendapat pembagian hasil (salah kalau disebut subsidi).

"Kalau di liga yang maju, pembagian hasil inilah yang jadi revenue utama klub. Bukan sponsor di jersey, bukan penjualan tiket pertandingan. Liga-liga besar, di banyak olahraga, pemasukan dari liga, ini bisa jadi mayoritas, lebih di atas 50 persen," terang Azrul Ananda.

Azrul Ananda menilai, kerangka fondasi liga di tanah air saat ini mungkin sudah di jalan yang benar.

Tapi mungkin jalannya masih belum mulus.

"Di negara kita, mungkin sudah bukan rahasia, tahun 2020 ini setiap klub mendapat pembagian hasil Rp 5,2 miliar. Banyak? Ya. Tapi sangat kecil kalau dibandingkan dengan pengeluaran klub," ucap suami dari Ivo Ananda itu.

Apalagi bagi tim-tim yang punya ambisi papan atas dan juara, dikatakan Azrul Ananda, mungkin jumlah itu hanya sepuluh persen dari total biaya.

Pemain Muda Supriadi Mengaku Ingin Rasakan Tinggal di Wisma Persebaya, Tempat Bersejarah Bajul Ijo

Bisa tidak sampai sepuluh persen. Mungkin, hanya cukup untuk menggaji satu pemain megabintang saja.

"Saya bersimpati pada pengelola liga. Karena masalah-masalah masa lalu, untuk kembali ke titik nol saja mungkin butuh waktu," tambahnya.

Solusinya kongkret saat ini disampaikan Azrul Ananda, bukan sekadar mengeksplorasi business model baru, karena Itu butuh waktu.

Yang sangat memungkinkan, tambahnya, menekan cost control yang lebih kejam.

Biaya-biaya liga itu lebih dicermati satu-satu, supaya uangnya bisa lebih ke klub, sebagai "pengisi acara".

Kompetisi Mandek, Persebaya Surabaya Beri Kebebasan Pemainnya untuk Pulang, Termasuk Pemain Asing

"Meskipun itu saja tidak cukup dan mungkin sudah tidak bisa lagi. Saking sulitnya masalah di liga. Kalau begitu, berarti harus ada regulasi cost control yang lain," ucap pria hobi bersepeda itu.

Satu di antaranya adalah regulasi gaji pemain, karena saat ini, disebut Azrul Ananda di atas 70 persen pengeluaran klub adalah gaji pemain.

Azrul Ananda menilai kebijakan ini bukan hal baru di liga-liga terbesar penjuru negeri.

Paling baik menetapkan besaran gaji maksimal pemain berdasarkan sistem yang baik (masa bermain, statistik, dan lain-lain).

"Sekarang ini di Indonesia masih tidak rasional, masih sangat "how high can you go" dan itu tidak sehat sama sekali," tegas Azrul Ananda.

Tapi dikatakan Azrul Ananda tidak harus ekstrem menegaskan total gaji maksimal berapa.

Cerita Bek Persebaya Putri Ikut Lelang Bantu Penanganan Covid-19, Beri Doa dan Semangat Tenaga Medis

Misalnya bisa dengan melakukan beberapa pembatasan.

Seperti, berapa jumlah pemain muda (sudah dilakukan tapi lebih tegaskan), berapa maksimal total jumlah anggota tim (baik pemain, pelatih, maupun staf).

"Yang ini mungkin punya efek terbesar, mengurangi total jumlah pemain asing. Kalau sekarang empat asing, ya jadi dua atau tiga," katanya.

Kebijakan ini, selain mengurangi biaya signifikan, juga menurut Azrul Ananda bisa punya dampak positif untuk prestasi nasional.

Karena banyak klub di Liga 1 sangat bergantung pada pemain asingnya.

Khususnya pada posisi kunci. Striker, playmaker, bek tengah. Hampir semua.

"Tapi mungkin sebaiknya ini jadi pembahasan lebih internal. Yang pasti, ini benar-benar momen untuk menata lagi masa depan," katanya.

"Liganya harus sehat. Supaya klub-klubnya sehat. Supaya pemain-pemainnya bisa lebih nyaman. Kalau semua ingin kembali melihat pertandingan bola di lapangan, prioritas yang diselamatkan harus jelas seperti itu," pungkas Azrul Ananda

Penulis: Khairul Amin

Editor: Arie Noer Rachmawati

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved