Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Kota Blitar

Tiap Hari Ada 40 Pemudik Pulang di Kota Blitar, Ini Langkah yang Diambil Pemkot Blitar

Crisis Center Penanganan Covid-19 Kota Blitar mencatat rata-rata ada 40 pemudik yang datang tiap hari di Kota Blitar. Para pemudik itu yang datang lew

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Yoni Iskandar
Surya/samsul hadi
Plt Wali Kota Blitar, Santoso mengecek fasilitas ruang rumah singgah di Rusun Yonif 511, Senin (13/4/2020). 

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Crisis Center Penanganan Covid-19 Kota Blitar mencatat rata-rata ada 40 pemudik yang datang tiap hari di Kota Blitar. Para pemudik itu yang datang lewat stasiun dan terminal.

Ketua Crisis Center Penanganan Covid-19 Kota Blitar, Hakim Sisworo mengatakan jumlah pemudik itu menurun drastis dibandingkan beberapa pekan sebelumnya.

Menurutnya, sebelum ada pengurangan perjalanan kereta api (KA), jumlah pemudik yang datang di Kota Blitar mencapai 300-400 orang per hari.

"Sebelumnya, tiap hari ada 300-400 pemudik yang datang lewat stasiun dan terminal di Kota Blitar. Setelah ada pembatasan perjalanan KA, sekarang rata-rata hanya ada 40 pemudik yang datang tiap hari," kata Hakim kepada Tribunjatim.com, Selasa (14/4/2020).

Dikatakannya, para pemudik yang datang menggunakan angkutan umum di terminal dan stasiun langsung dibawa ke tempat karantina. Mereka menjalani pemeriksaan kesehatan di tempat karantina.

Cegah Penyebaran Covid-19, Plt Wali Kota Blitar Santoso Resmikan Rumah Singgah untuk Pemudik

Kabupaten Mojokerto Zona Merah Corona, Satu Orang Positif Covid-19, Dirawat di RSUD Sidoarjo

Cara Masjid Al Akbar Surabaya Sambut Bulan Puasa saat Wabah Corona, Bikin Ngabuburit Ramadan Online

"Kalau kondisinya sehat, mereka kami minta isolasi mandiri di rumah dengan pantauan petugas kesehatan. Kalau ada gejala akan kami rujuk ke rumah sakit," ujarnya.

Hakim menjelaskan tempat karantina di Rusun Yonif 511 difokuskan untuk pemudik yang datang lewat terminal dan stasiun. Selain itu, tempat karantina juga untuk observasi para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang pulang kampung.

"Kami berharap pihak stasiun dan terminal proaktif membawa para pemudik yang datang ke tempat karantina," katanya.

Menurut Hakim, yang sulit dipantau pemudik yang menggunakan angkutan travel maupun kendaraan pribadi. Untuk itu, Pemkot Blitar membentuk posko di tiap kelurahan dan kecamatan. Posko ini untuk memantau kedatangan pemudik di Kota Blitar.

"Masing-masing kelurahan kami minta membentuk posko dan membuat aplikasi untuk melaporkan kedatangan pemudik. Kelurahan bekerjasama dengan RT untuk memantau kedatangan pemudik," katanya kepada Tribunjatim.com.

Hakim memperkirakan jumlah pemudik di Kota Blitar akan bertambah saat memasuki Ramadan. Untuk itu, petugas akan lebih ketat memantau kedatangan pemudik sebagai upaya mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19.

"Data sementara yang masuk ke kami, sekarang sudah ada 600 pemudik yang pulang di Kota Blitar," katanya.

Camat Kepanjenkidul, Parminto mengatakan sudah mengantisipasi kedatangan pemudik dengan membuat aplikasi. Para pemudik yang baru datang bisa melaporkan identitas dan riwayat kesehatannya secara online lewat aplikasi.

"Data dari pemudik itu terintegrasi dengan Puskesmas dan PBD. Mereka harus jujur melaporkan riwayat perjalanan dan kondisi kesehatannya," katanya.

Dikatakannya, untuk pemudik yang kondisinya sehat diminta untuk isolasi mandiri di rumah. Sedang untuk pemudik yang memiliki gejala sakit akan dipantau oleh petugas kesehatan.

"Setiap orang datang tidak harus dikarantina di tempat karantina. Mereka bisa isolasi mandiri di rumah. Kalau ada gejala sakit baru ke Puskesmas," ujarnya. (sha/Tribunjatim.com)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved