Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Indonesia

Takut Dikucilkan Warga, 1 Keluarga Pindah ke Hutan Gara-gara Tetangga Positif Corona Meninggal Dunia

Tak ingin dikucilkan setelah tetangganya meninggal karena Corona, satu keluarga pindah ke hutan untuk mengisolasi diri.

Editor: Pipin Tri Anjani
Shutterstock via Kompas.com
ILUSTRASI Virus Corona atau Covid-19. 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah satu keluarga pindah ke hutan gara-gara tetangga positif corona dan meninggal dunia.

Tak ingin dikucilkan setelah tetangganya meninggal karena Corona, satu keluarga di Desa Winetin, Kecamatan Talawaan, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara terpaksa ngungsi di hutan lantaran tak tahu harus berlindung ke mana.

Mereka mengisolasi diri atas inisiatif sendiri, karena salah seorang tetangga mereka meninggal positif virus Corona atau Covid-19.

Elly Lasaheng yang merupakan kepala keluarga mengatakan, tetangga yang meninggal seorang ibu.

Sebelum tetangganya meninggal, ada tiga orang petugas memakai pakaian lengkap alat pelindung diri (APD) datang ke rumah mereka.

Telepon Rahasia Pejabat China Bocor ke Publik, Ribuan Orang Bakal Selamat Jika Diumumkan Lebih Awal

Transformasi Anak Pasha Ungu Pasca Tak Lagi Hidup Bareng, Wajah Mirip Ayah & Potret Keluarga Barunya

Satu keluarga nekat tinggal di hutan (KompasTV)
Satu keluarga nekat tinggal di hutan (KompasTV) ()

Para petugas ini meminta izin untuk melakukan pemeriksaan. Menurut Elly, para petugas ini dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Minahasa Utara.

"Mereka mengambil sampel darah saya dan keluarga untuk pemeriksaan.

Saya sempat bertanya, kenapa? Kata mereka 'oh hanya untuk memastikan apakah terkena virus atau tidak'," kata Elly didampingi sang istri, Agustin Sigarlaki, saat diwawancara di kediamannya, di Desa Winetin, Jaga III, Kamis (16/4/2020) siang.

Lanjut Elly, setelah beberapa hari diperiksa, mereka mendapat informasi bahwa salah seorang ibu yang menjadi tetangga mereka telah meninggal karena Covid-19.

"Sorenya, suami dari ibu yang meninggal itu tiba di rumahnya.

Kemudian, kita melihat tetangga samping rumah sudah menghindar lebih dulu.

Kita juga langsung mengungsi, tidak tahu mau ke mana, jadi kita pilih ke hutan saja," ungkap Elly.

Saat mengisolasi diri di hutan, keluarga Lasaheng-Sigarlaki itu sudah membawa bekal untuk kebutuhan di hutan.

"Sekitar empat hari kita mengisolasi diri di hutan.

Kita kembali ke rumah karena sudah ada informasi dari Dinkes, hasil pemeriksaan saya dan keluarga, bagus atau tidak terkena virus," ujarnya.

Elly kepala keluarga yang nekat ngungsi di hutan saat pandemi corona (Kompas TV)
Elly kepala keluarga yang nekat ngungsi di hutan saat pandemi corona (Kompas TV) ()

Elly menjelaskan, alasan lain mereka mengisolasi diri di hutan, karena warga mulai menjauhi keluarganya.

Hidup di hutan, satu kondisi keluarga ini begitu memperihatinkan.

Di hutan, Elly dan keluarganya tidur di bak mobil terbuka dengan beratapkan terpal.

"Kita juga membuat tenda sendiri untuk memasak," katanya.

Saat malam, keluarga ini hanya menggunakan lilin sebagai penerang.

Untuk mandi dan mencuci pakaian mereka mengandalkan air sungai.

"Sempat juga saat memancing cari ikan di sungai," sebutnya.

Sejak mereka mengungsi di hutan sampai kembali ke rumah, belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Ardi Bakrie Mesra Pijat Nia Ramadhani di Hari Ultah, Sebut Istri Ban Kempes: Keluarin Yang

TERKUAK Hubungan Menakutkan Vape & Virus Corona Menurut Pakar, Asap Bisa Sebarkan, Simak 4 Kerugian

"Satu masker pun belum pernah," ujar Elly.

Sesuai anjuran WHO dalam penanganan pandemi corona, karantina mandiri di rumah menjadi salah satu cara ampuh yang dipercaya untuk memutus rantai penyebaran virus ini.

Namun ternyata ada cerita lain dari seorang wanita dari Amerika Serikat.

Ia menceritakan dirinya tidak perneh keluar rumah selama tiga pekan, tapi akhirnya tetap positif Covid-19.

Dilansir dari New York Post, wanita asal North Carolina, Amerika Serikat, dinyatakan positif corona meski telah tinggal di rumah selama tiga pekan.

Hasil tes itu diketahuinya setelah selama tiga pekan ia melakukan karantina mandiri di rumah.

"Ini adalah yang paling sakit yang pernah saya alami dan ini yang paling menakutkan yang pernah saya alami," kata Rachel Brummer.

Brummert, yang menderita kelainan autoimun, mengatakan bahwa dia terakhir meninggalkan rumahnya adalah untuk perjalanan ke apotek pada pertengahan Maret.

Oleh karena itu, sebagai tindakan pencegahan, ia pun menjaga jaraknya dari orang lain, termasuk suaminya, yang tinggal di kamar terpisah.

Mengambil Barang Belanjaan di Teras Rumah

Pada satu kesempatan, seorang wanita, yang sejak itu dinyatakan positif Covid-19, menurunkan barang belanjaan di depan pintu Brummert.

Sementara itu, Brummert tidak melakukan kontak dengan wanita itu, melainkan hanya mengambil tas makanan dari terasnya tanpa sarung tangan.

"Saya benar-benar berpikir saya telah melakukan semuanya dengan benar," kata Brummert.

"Aku belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya," katanya.

Brummert telah mengalami banyak gejala yang terkait dengan virus, termasuk demam, sulit bernapas, batuk, dan sakit kepala.

Dia mengatakan butuh beberapa hari untuk memenuhi kriteria yang akan diuji.

"Saya terserang flu. Ini bukan flu. Ini adalah monster lain," tambahnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Dikucilkan karena Tetangganya Meninggal Akibat Corona, Keluarga Ini Terpaksa Hidup Miris di Hutan

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved