Virus Corona di Surabaya
Tips Relaksasi Selama Jalani Social Distancing Menurut Pakar Psikologi, Rasa Trauma Bisa Berkurang
Berikut tips relaksasi selama jalani social distancing menurut pakar psikologi. Rasa trauma bisa berkurang.
Penulis: Samsul Arifin | Editor: Arie Noer Rachmawati
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Syamsul Arifin
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kebijakan dikeluarkan pemerintah dalam menangani pandemi virus Corona atau Covid-19.
Mulai work from home (WFH), social distancing dan physical distancing.
Kebijakan tersebut setidaknya membuat masyarakat agar betah di rumah dan tidak keluar rumah dan bisa terhindar dari stres.
• Masa Pandemi Corona Timbulkan Rasa Trauma, Pakar Psikologi Sebut Ujian Penguatan Solidaritas Sesama
Pakar psikologi sosial, Ilham Nur Alfian mengatakan, dengan memperbanyak aktivitas yang melibatkan semua anggota keluarga dapat membangun sugesti dan emosi positif.
Misalnya meningkatkan/memperbanyak aktivitas religius, berolahraga secara rutin, memperbanyak membaca informasi-informasi positif dan menguatkan.
"Seperti informasi atau cerita-cerita bagaimana ODP atau PDP melampaui kondisinya sehingga bisa sembuh- memperkuat relasi sosial dengan teman atau sahabat melalui media-media sosial," ujar Ilham, Minggu (19/4/2020).
• Sosok Ibu Nikita Mirzani yang Tak Terekspos, Berhijab, Blasteran & Suka Emas, Jedar: Mirip Kak Fitri
• Terekspos Penampilan Kakak Nikita Mirzani, Sebut Wajah Beda Drastis, Nyai: Udah Kayak Tukang Pukul
Hal ini menimbulkan relaksasi untuk membangun sugesti dan emosi-emosi positif terbangun.
Tak ayal, masa pandemi Corona memang dapat menimbulkan trauma tersendiri.
Oleh sebab itu, potensi traumatik kemungkinan besar akan menimpa sebagian masyarakat, apalagi jika situasi ini sampai berkepanjangan dengan kebijakan pembatasan yang lebih ketat.
• 4 TKI dan 1 Pemudik Pulang Kampung ke Blitar, Isolasi 14 Hari di Tempat Karantina Rusun Yonif 511
Serta memiliki konsekuensi hukum seperti PSBB ataupun mungkin juga kebijakan karantina wilayah (lockdown) nantinya.
"Namun di sisi lain, situasi ini juga bisa dipandang sebagai ujian untuk rasa solidaritas dan toleransi kita sebagai makhluk sosial, apakah semakin menguat atau melemah seiring dengan adanya kasus stigma sosial dan kecemasan yang berlebihan sehingga terjadi perilaku diskriminatif dan penolakan masyarakat atas pemakaman jenazah korban Covid-19," lanjutnya.
• Rahasia Gubernur Khofifah Tetap Sehat dan Tak Lesu Lawan Corona, Rutin Minum Air Hangat Jadi Kunci
Penulis: Syamsul Arifin
Editor: Arie Noer Rachmawati