Virus Corona di Lamongan
38 Positif, Perhatikan Tren 3 Klaster Penularan Covid-19 di Lamongan, 2 Klaster Masih Berkembang
Hasil tracing Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Lamongan Jawa Timur mampu menunjukkan trend penyebaran virus Corona atau Covid
Penulis: Hanggara Syahputra | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM,LAMONGAN - Hasil tracing Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Lamongan Jawa Timur mampu menunjukkan trend penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Lamongan.
Setidaknya diketahui terbagi dalam 3 klaster penularan. Dan petunjuk ini akan menjadi pedoman bagaimana seharusnya semua elemen masyarakat berperilaku untuk memutus rantai penyebaran virus Corona atau Covid-19.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Lamongan, dr. Taufik Hidayat, mengunkapkan, ketiga klaster penularan Covid-19 di Lamongan yaitu klaster pelatihan calon petugas haji di Surabaya, klaster nelayan dan klaster warga Lamongan yang bekerja di luar kota dan secara rutin pulang pergi (PP).
"Saat ini sudah ada satu klaster yang sudah terkontrol dan penularannya tidak lagi berkembang, yaitu klaster pelatihan calon pendamping haji," kata Taufik kepada Surya.co.id, Rabu (29/4/2020).
• Cegah Penyebaran Covid-19, Angkutan Bus di Gresik Ditutup
• Sosok Pria yang Lantunkan Azan Saat Arkana, Anak Nikita Mirzani-Dipo Lahir, Pekerjaan Tak Main-main
• Penerapan PSBB Hari Kedua, Penertiban Kendaraan Di Bundaran Waru Kondusif
Diungkapkan, kalau klaster dari haji, itu terkontrol, terisolasi dan tidak memunculkan sebuah resiko.
"Alhamdulillah, meskipun sampai kontak pertama, kedua, ketiga, tetapi mereka sehat-sehat. Itu karena salah satunya terkontrol, " katanya.
Sedang dua klaster penularan lainnya, yaitu klaster nelayan dan klaster pekerja yang rutin pulang pergi dari tempat kerjanya, hingga saat masih terus berkembang.
Untuk yang dua klaster terakhir ini, pengawasannya selain kesadaran dari diri orang itu sendiri, juga semua masyarakat.
Karena terbukti, dua klaster ini cenderung ada peningkatan yang cukup lumayan. "Dua klaster yang ini cenderung meningkat dengan cepat dan cenderung memberikan kontribusi kematian," ungkap Taufik.
Diungkapkan, berdasarkan inventarisir yang dilakukan Pemkab Lamongan, orang Lamongan yang setiap hari pulang pergi kerja (PP) sebanyak 19 ribu lebih, sedangkan yang pulang dalam sepelan 2 kali sampai t8ga kali, terdata sebanyak 14 ribu lebih.
"Kalau yang pulang seminggu sekali, 1 bulan sekali, itu sekitar 4 ribu ," katanya kepada TribunJatim.com.
Dan itu adalah sumber resiko yang dominan yang ada di Lamongan.
" Faktanya ternyata kenaikan kasus ada di situ, dua klaster, nelayan dan klaster yang pulang pergi," katanya.
Tidak hanya peningkatan penderita pada dua klaster tersebut. Tingkat kematian juga ada pada dua klaster itu.
Pesan Taufik adalah tingkatkan kewaspadaan terutama keluarganya.
Caranya adalah dengan menjalankan protokol pencegahan virus Corona atau Covid-19, seperti pakai masker, jaga jarak fisik, cuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas serta membiasakan hidup bersih dan sehat.
Fakta penularan di Lamongan menunjukkan, bahwa orang yang tertular adalah orang yang dekat dengan penderita Covid-19.
Jadi ada seorang positif, dan orang itu kerja di sebuah tempat dan ada banyak orang, ternyata orang yang satu ruangan yang selalu bicara dekat yang tertular.