Virus Corona di Surabaya
Perusahaan Wajib Kawal Karyawan saat Rapid Test & Tes Swab, dr Kohar: Jangan Suruh Berangkat Sendiri
Perusahaan atau perkantoran patut menyediakan layanan kesehatan secara maksimal kepada karyawannya saat melakukan rapid test.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Arie Noer Rachmawati
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr Kohar Hari Santoso mengatakan, perusahaan atau perkantoran patut menyediakan layanan kesehatan secara maksimal kepada karyawannya saat melakukan rapid test.
Hal ini seiring adanya pria asal Tulungagung reaktif Corona ketika terjaring check point di Bundaran Waru.
Artinya, kata dr Kohar, tidak cuma memfasilitasi layanan kesehatan saat rapid test saja.
• Pria Reaktif Corona saat Check Point Waru Diisolasi di Tulungagung, Satgas Minta Tracing Keluarga
Namun saat para karyawannya harus dirujuk untuk melakukan pemeriksaan lanjutan seperti tes swab.
Selain itu juga, memberikan pendampingan atau pengawalan khusus sejak karyawan itu berangkat hingga keluarnya hasil pemeriksaan dari pihak RS.
Bukannya malah membiarkan karyawannya berangkat seorang diri melakukan tes swab, tanpa pengawasan.
• Tajir Melintir, Menu Buka Puasa Maia Estianty & Al-El-Dul Merakyat, Istri Irwan Mussry: Penggila
• Baru Terkuak 1 Benda yang Dibawa Didi Kempot Tiap Manggung, Sang Adik: Udah Terlihat saat Dia Pentas
Pasalnya, tahap pemeriksaan lanjutan yakni tes swab, menjadi penentu terakhir untuk memastikan apakah karyawan itu positif mengidap Covid-19 atau tidak.
Seandainya karyawan dinyatakan positif maka, sejumlah mekanisme protokol pencegahan Covid-19 wajib dilakukan.
Seperti melakukan tracing terhadap sejumlah orang yang pernah berinteraksi dengan karyawan.
• UPDATE CORONA di Kota Batu Rabu 6 Mei, Total 4 Positif Covid-19, Ada Pasien Nenek Usia 71 Tahun
Lalu menyediakan segala sesuatu untuk melakukan tahapan isolasi.
Termasuk melakukan pembersihan terhadap potensi adanya virus yang menempel pada benda atau lokasi terakhir, yang pernah bersentuhan dengan si pasien.
Seperti menyemprotkan cairan disinfektan atau membakar benda-benda yang dirasa tak lagi digunakan.
• Jalur Alternatif Jember di Desa Jatiroto Ditutupi Batu, Cegat Pengendara Hindari Pos Pemeriksaan
"Yang ideal itu memang di tempat, orang itu tidak kemana-mana," katanya pada awak media di lokasi, Rabu (6/5/2020).
Jika memang terkendala oleh keterbatasan tenaga dan fasilitas medis di sebuah RS di kawasan tersebut.