Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Surabaya

Cara Tetap Merasa Bahagia di Tengah Pandemi Corona, Kata Psikolog Ubaya Perlu Seimbangkan Emosi

Ukuran kebahagiaan cukup beragam, satu di antaranya yaitu peranan uang di dalamnya.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Arie Noer Rachmawati
Shutterstock
ilustrasi merasa bahagia 

 TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ukuran kebahagiaan cukup beragam, satu di antaranya yaitu peranan uang di dalamnya.

Di tengah pandemi Corona ini, Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan seminar online dengan tema Antara Uang dan Kebahagiaan, Sabtu (2/5/2020). 

Seminar ini menyelisik peran uang dalam menggapai kebahagiaan di tengah Covid-19 menggunakan aplikasi Zoom.

Sedikitnya 115 peserta ikut hadir dalam seminar ini.

Baru Terkuak Cara Bicara Didi Kempot sebelum Wafat, Asisten Sebut Ngelantur saat di Hotel: Ada Apa?

Dosen psikologi Ubaya Honey Wahyuni Sugiharto Elgeka menjelaskan, secara singkat mengenai kebutuhan manusia.

"Uang adalah bagian dari kebutuhan dasar manusia yang ada di posisi physiological," tutur Honey. 

Menurutnya, hal itu bisa terjadi karena ketika seseorang mempunyai uang maka semua kebutuhan dasar dapat terpenuhi.

Benny Moerdani Marah di Belanda & Gebrak Meja, Kekhawatiran Terbukti: Kami Hanya Punya 1 Soeharto

Tips Mengatasi Stres dan Mengurangi Rasa Cemas Selama Karantina Mandiri Menurut Psikolog, Simak!

Ketika kebutuhan fisik ini terpenuhi maka kebutuhan psikologi seperti safety, love and belonging, esteem, dan self-actualization juga terpenuhi.

Melihat kondisi saat ini, Honey memberikan beberapa saran agar tetap dapat bahagia di tengah pandemi Covid-19 dengan sudut pandang psikologi ekonomi. 

"Kalau melihat uang sebagai alat untuk menjadi sesuatu bukan sebagai sumber kebahagiaan. Tetapi meluangkan waktu untuk keluarga juga dapat membantu mendapatkan kebahagiaan sekaligus menghemat pengeluaran," lanjutnya.

3 Rekomendasi Olahraga Ringan saat Puasa Ramadhan di Masa Pandemi Corona, Bisa Dilakukan di Rumah

Untuk itu, untuk bahagia perlu memiliki perspektif yang benar mengenai penggunaan uang dan mencari kebahagiaan jangka panjang yaitu eudaimonia. 

Psikolog dan juga dosen Ubaya lainya dalam seminar, Taufik Akbar Rizqi Yunanto berpendapat, ketika ekonomi sedang baik, hal itu justru membuat stres. 

Meskipun kebutuhan dasar terpenuhi, masih saja belum puas. 

Stres & Bosan di Rumah Akibat Aturan PSBB? Ini Cara Mengatasinya Kata Pakar Psikologi Untag Surabaya

"Kepuasan itu hal yang tidak akan bisa dipenuhi karena sifatnya hanya sesaat," jelasnya.

Menurutnya, hal ini disebabkan oleh manusia yang selalu ingin lebih dan tidak pernah merasa cukup. 

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved