Jawaban 'Lantang' Susi Pudjiastuti soal Nasib ABK Indonesia di Kapal China: Saya Teriak Sejak 2005!
Inilah komentar atau jawaban lengkap Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti soal perbudakan ABK Indonesia di kapal China.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
Dikatakan bahwa ABK Indonesia itu mau tak mau bekerja selama 18 jam di kapal.
Kemudian jika mereka meninggal karena suatu penyakit akan langsung dibuang ke pantai.
"Berita ini dibawa oleh satu TV atau satu channel TV yang namanya MBC, kalau dari judulnya ekslusif kerja satu hari 18 jam dan kalau meninggal akibat penyakit langsung dibuang di pantai kayak gitu judulnya."
"Video yang bakal kita bahas ini tentang pelanggaran Hak Asasi Manusia orang-orang Indonesia yang bekerja di kapal China," jelas Hansol, dilansir dari TribunWow ( grup TribunJatim.com).
• Kota Madiun Tak Lagi Zero Corona, Wali Kota Maidi Umumkan 1 Positif Covid-19 dari Klaster Temboro
Hansol menceritakan bahwa ABK Indonesia itu bekerja di kapal besar untuk menangkap ikan.
"Kapal besar yang nangkap itu jadi bukan kayak nelayan ini. Di situ kapal besar yang kerja banyak kayak nangkap ikan pergi ke tengah pantai yang besar," lanjutnya.
Hal itu mulai terungkap ketika kapal tersebut sempat berhenti di Busan, Korea Selatan.
Para ABK Indonesia sempat memberitahukan kejadian tersebut pada pemerintahan Korea Selatan dan MBC membantu masalah tersebut.
"Dan MBC berhasil mendapatkan informasi ini karena kebetulan kapal itu pergi ke Busan atau mampir di Pelabuhan Busan."
"Dan waktu itu orang-orang Indonesia menyampaikan berita ini kepada Pemerintah Korea dan juga TV MBC, orang-orangnya ini yang meminta bantuan," ungkapnya.
• Kesaksian Sobat Soal Kehidupan Cinta Didi Kempot, Istri Dihadiahi Masjid hingga Sosok Asli Saputri
Mulanya pihak Korea Selatan sendiri belum percaya secara penuh kabar itu.
Apalagi ketika akan diperiksa lebih lanjut, kapal tersebut sudah pergi melanjutkan perjalanannya.
"Pada awalnya waktu kita melihat video bukti yang mereka tunjukkan kita tidak bisa mempercayai hal itu."
"Dan sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut perahunya sudah berangkat lagi," ungkap Jang Hansol.
Sehingga diperlukan investigasi internasional untuk mengungkap masalah ini.