Wabah Virus Corona Mendunia
Virus Serupa Covid-19 pada Kelelawar Ditemukan Peneliti, Bukti Corona Tak Bocor dari Laboratorium?
Peneliti China baru saja menemukan 'kerabat dekat' virus corona atau virus serupa Covid-19 pada kelelawar.
Mengutip South China Morning Post, para peneliti mengatakan bahwa temuan tersebut menunjukkan karakteristik virus yang berkembang secara alami, bukan gen buatan seperti yang dikatakan beberapa orang.
Peneliti menemukan kerabat dekat yang disebut RmYNo2 di antara 227 sampel kelelawar.
Sampel dikumpulkan di Provinsi Yunnan di China barat daya antara Mei dan Oktober tahun lalu.
• VIRAL Foto Kursi di Bioskop Berjamur selama Masa Pandemi Virus Corona, Waspada Serang Pernapasan
Seperti Sars-CoV-2, RmYNo2 juga memiliki sisipan asam amino di persimpangan subunit protein lonjakannya.
Sisipan tersebut dianggap dapat meningkatkan kapasitas virus Corona untuk menyebabkan penyakit.
Sebelumnya hal ini dianggap tak biasa bahkan dinilai merupakan manipulasi laboratorium.
"Temuan kami menunjukkan bahwa peristiwa penyisipan ini, yang awalnya tampak sangat tidak biasa, dapat, pada kenyataannya, terjadi secara alami pada betaCoronavirus hewan," kata Direktur Institutes of Patogen Biology Profesr Shi Weifeng kepada Science Daily.
Weifeng menambahkan, temuan ini jyga menjadi bukti kuat bahwa virus Corona tak bocor dari laboratorium.
"Ini memberikan bukti pertentangan kuat bahwa Sars-CoV-2 telah melarikan diri dari laboratorium," katanya.
Para peneliti juga mengonfirmasi bahwa kelelawar tapal kuda Melayu, yang banyak ditemukan di seluruh barat daya China dan Asia Tenggara adalah tuan rumah RmYNo2.
• Niat dan Tata Cara Salat Idulfitri Sendiri di Rumah saat Pandemi Corona, Dilengkapi Aturan Khutbah
Kelelawar menjadi reservoir alami yang penting untuk Coronavirus.
Meskipun memiliki fitur penyisipan yang serupa, RmYNo2 tampaknya jauh lebih aman untuk manusia daripada Covid-19.
Perbedaan mendasar yakni RmYNo2 tak memiliki bagian penting dari genom Sars-CoV-2 yang berperan dalam mengikat virus Corona ke sel manusia.
Asam amino dalam insersi juga berbeda.
Para peneliti menyebut, RmYNo2 bukan leluhur langsung dari Sars-CoV-2.