Virus Corona di Tuban
Jasa Penukaran Uang di Tuban Jelang Lebaran Kena Imbas Pandemi Covid-19, Anjlok 30-40 Persen
Jasa penukaran uang pecahan di Jalan Basuki Rahmat Tuban mengaku, akibat Covid-19, pendapatannya anjlok 30-40 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Penulis: M Sudarsono | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Mochamad Sudarsono
TRIBUNJATIM.COM, TUBAN - Lina (40), asal Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, harus bersabar menunggu kedatangan orang yang akan menukarkan uang.
Jasa penukaran uang yang dilakoninya bertahun-tahun itu dilakukannya saat musim Lebaran tiba.
Setiap melihat mobil ataupun motor yang berhenti di dekat lapaknya, dia berharap penumpangnya akan menukarkan uang. Meski kadang harapan itu pupus.
"Kadang berharap yang berhenti bisa menukarkan uang, ternyata tidak, hanya sekadar berhenti saja," katanya, Selasa (19/5/2020).
Di lapak yang berada di Jalan Basuki Rahmat Tuban, itu, Lina sesekali tampak mengusap keringat di keningnya, akibat panas dan lama menunggu warga yang menukarkan uang.
Dia mengeluh jika hasil yang didapat saat ini berkurang jauh dibanding tahun sebelumnya.
• Tiga Tempat Perbelanjaan Tuban Ramai Diserbu Warga Jelang Lebaran, Satpol PP Tertibkan Pengunjung
• Merasa Tak Layak Menerima, 3 Warga Tuban Kembalikan Bantuan Sosial Tunai, Sempat Kaget Dapat Surat
Hal itu akibat imbas pandemi virus Corona atau Covid-19.
Ia pun menyadari.
Jika dulu banyak orang mudik dan menukarkan uang, saat ini justru sebaliknya, sehingga jasa penukaran uang pecahan terdampak.
"Sekarang kan banyak yang tidak mudik, tidak kemana-mana, rata-rata yang nukar uang kan mau pulang kampung," terangnya.
Sambil menata uang pecahan di meja kecil, Lina menjelaskan harga tukar uang, mulai pecahan Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, hingga Rp 10 ribu.
• Tak Jadi Dipangkas, Hak Komersial Klub Cair Sesuai Harapan, Arema FC: Terima Kasih Pak Ketum PSSI
• Persyaratan Pencairan Bantuan Sosial Tunai Rp 600 Ribu untuk Warga Terdampak Covid-19 di Tuban
Setiap Rp 100 ribu yang ditukarkan harus diganti Rp 110 ribu.
Namun, antusiasme masyarakat dalam menukar uang terlihat lesu tahun ini, beda dengan tahun kemarin.
Bahkan, jika dipersentasekan pendapatan dari jasa penukaran uang anjlok, sekitar 30-40 persen.