Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Indonesia

Kumpulan Cerita Penjemputan Paksa Warga Positif Corona di Indonesia, Petak Umpet hingga Ancam Peluk

Berbagai cerita penjemputan paksa warga positif Corona di Indonesia mulai dari ancaman pelukan hingga main petak umpet.

Editor: Pipin Tri Anjani
Shutterstock
ILUSTRASI - Kumpulan cerita penjemputan paksa warga positif Corona di Indonesia. 

TRIBUNJATIM.COM - Ada beberapa cerita dari penjemputan paksa warga positif corona di Indonesia.

Berbagai cerita penjemputan paksa warga positif corona di Indonesia mulai dari ancaman pelukan hingga petak umpet.

Tidak semua warga menyadari pentingnya karantina untuk menekan penularan usai dinyatakan terinfeksi Covid-19.

Kompas.com (grup TribunJatim.com) merangkum beberapa pasien positif Corona justru melakukan aksi nekat saat dijemput oleh petugas medis.

Terungkap Perawat Ari Tiba di RS dalam Kondisi Kritis, Hasil Swab Positif Covid-19, Pakai Inkubasi

Postingan Terakhir Ari, Perawat Surabaya PDP yang Meninggal Banjir Ucapan Duka, Potretnya Tersenyum

Di Tasikmalaya, seorang pasien Corona memeluk warga yang merekam penjemputan agar warga tersebut tertular.

Sedangkan di Pamekasan, tim medis harus bersabar berjam-jam lantaran pasien yang mereka jemput bersembunyi

Malah Petak Umpet dengan Petugas

Seorang pasien positif Corona di Pamekasan, Jawa Timur, malah "petak umpet" dengan tim medis.

Usai dinyatakan positif Covid-19 dari hasil rapid test, pasien tersebut dijemput petugas untuk menjalani karantina.

Namun, petugas harus menunggu berjam-jam lantaran pasien bersembunyi ketika dijemput.

Bahkan, tim medis juga melibatkan pihak kepolisian dalam penjemputan.

"Negosiasinya cukup alot mulai dari pukul 21.00 WIB sampai pukul 00.17 WIB baru mau dibawa ke rumah sakit.

Bahkan yang bersangkutan bersembunyi," kata petugas Polsek Proppo Briptu Khairul Anwar.

Dengan penuh perjuangan, tim akhirnya berhasil membujuk pasien agar bersedia dikarantina di Rumah Sakit Pamekasan.

Kepala Bagian Humas Pemkab Pamekasan Sigit Priyono mengatakan, pasien tersebut pernah mengikuti pelatihan petugas kesehatan di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, pada 9-18 Maret 2020.

Sepulang dari Surabaya, ia menderita sakit dan melakukan tes swab.

Hasilnya, pasien itu dinyatakan positif Covid-19.

VIRAL Curhat Bule Masuk Islam di Tengan Pandemi Corona, Merasa Terlahir Kembali, Semuanya Berubah

Peluk Warga yang Merekam Penjemputan, Teriak "Kamu ODP"

Seorang pria di Tasikmalaya berinisial AR dinyatakan positif Covid-19 dan menolak dikarantina.

Akhirnya, petugas harus menjemput AR di Kecamatan Tawang, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Saat didatangi petugas, pria berusia 40 tahun itu mengamuk.

Ia tak terima dijemput oleh petugas medis untuk menjalani karantina.

AR bahkan berlari mengejar warga yang merekam dengan kamera ponselnya. AR juga memeluk warga tersebut supaya mereka tertular.

"Ieu naon (apa) sih? Di mana sih? Saya peluk semua ODP, kamu ODP," kata dia.

Keluarga AR sempat mempertanyakan keberadaan banyak orang ketika penjemputan.

"Kenapa ini bawa segini banyak?" tanya seorang perempuan.

Setelah membujuk dan menenangkan suasana, AR akhirnya bersedia dibawa ke rumah sakit untuk isolasi.

Tim pun langsung melakukan tracing, sedangkan kawasan rumah AR disemprot dengan disinfektan.

Bupati Madiun Dituding Zalim saat Menjemput Santri Positif

DIHADANG?Kedua orang tua orang seorang santri positif corona menghadang Bupati Madiun, Ahmad Dawami yang hendak menjemput paksa anaknya untuk diisolasi di rumah sakit, Kamis (14/5/2020).
DIHADANG?Kedua orang tua orang seorang santri positif corona menghadang Bupati Madiun, Ahmad Dawami yang hendak menjemput paksa anaknya untuk diisolasi di rumah sakit, Kamis (14/5/2020).(KOMPAS.COM/MUHLIS AL ALAWI)
DIHADANG?Kedua orang tua orang seorang santri positif corona menghadang Bupati Madiun, Ahmad Dawami yang hendak menjemput paksa anaknya untuk diisolasi di rumah sakit, Kamis (14/5/2020). DIHADANG?Kedua orang tua orang seorang santri positif corona menghadang Bupati Madiun, Ahmad Dawami yang hendak menjemput paksa anaknya untuk diisolasi di rumah sakit, Kamis (14/5/2020).(KOMPAS.COM/MUHLIS AL ALAWI) ()

Seorang santri laki-laki Pondok Temboro Magetan di Madiun dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.

Lantaran santri itu termasuk orang tanpa gejala (OTG), orangtua sempat menolak jika putra mereka dibawa ke rumah sakit untuk diisolasi.

Padahal, berdasarkan hasil tes swab, pemuda itu positif terinfeksi Corona.

Penjemputan yang berlangsung alot membuat Bupati Madiun Ahmad Dawami atau yang akrab disapa Kaji Mbing turun tangan membujuk orangtua agar sang anak diizinkan menjalani karantina.

Namun, setibanya di rumah santri tersebut, Bupati justru diadang.

"Kedua orangtua anak itu menolak anaknya yang positif Covid-19 dibawa ke rumah sakit lantaran merasa anaknya dalam kondisi sehat.

Kedua orangtua anak itu tetap kukuh seperti itu,” kata Kaji Mbing.

Tak berhenti di situ, ayah sang santri membacakan doa dan menuding bupati menzalimi keluarganya.

"Justru mereka malah memiliki paham tersendiri yang katanya saya malah menyakiti, menzalimi.

Tetapi, saya sampaikan yang namanya pemerintah pasti tidak akan menjerumuskan masyarakatnya,” ujar Kaji Mbing.

Perdebatan berlangsung sekitar sejam hingga akhirnya orangtua melepas santri itu untuk diisolasi di RSUD Dolopo Madiun.

Viral Bujuk Pasien Covid-19, Bupati Madiun Dilarang Anaknya Tidur di Kamar, Nelangsa karena Corona

Pria PDP Corona di NTB Pilih Sembunyi, Ludahi Petugas saat Dijemput Paksa

Pria lombok positif corona diamankan paksa (Instagram)
Pria lombok positif corona diamankan paksa (Instagram) ()

Kisah senada, kakek di Lombok sampai ludah petugas saat dijemput paksa.

Dalam video tersebut, pria yang terlihat mengenakan kaos dan sarung berwarna oranye itu tampak dibawa keluar paksa oleh petugas berpakaian APD.

Saat digelandang paksa keluar rumah, pria itu terlihat memberontak dan berteriak.

Petugas pun terpaksa mengunci tangannya di belakang punggung.

Ia juga terlihat enggan mengikuti petugas yang menggandeng lengannya di kedua sisi.

Tak hanya itu, pria itu bahkan menendang dan meludahi petugas.

Seorang petugas kemudian segera memasangkan masker di wajah pria tua itu.

"Yang pakai APD ambil yang pakai APD ambil," teriak perekam video.

Beberapa warga yang menyaksikan juga terlihat menjaga jarak dari pria itu.

Menurut kabar, pria tersebut dinyatakan positif Corona.

Namun, ia menolak berobat lantaran takut dikucilkan tetangga.

Beruntung, berkat kesigapan tim medis, TNI dan Polri, pria itu bisa dievakuasi dari rumahnya.

Belakangan dikabarkan, pria tersebut berstatus sebagai PDP lantaran sanak saudaranya positif Corona.

Ketika menjalani rapid test, hasilnya pun reaktif.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah-kisah Penjemputan Pasien Positif Corona, Warga Dipeluk agar Tertular hingga Petak Umpet dengan Petugas"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved