Bocah 11 Tahun di Tulungagung Reaktif Covid-19, Gugus Tugas Lacak Semua Teman Bermain Pasien

Laporan Wartawan TribunJatim.com, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tulungagung menemukan anak berusaha 11 tahun yang reaktif virus Corona atau Covid-19, saat dilakukan rapid test.

Bocah asal Kecamatan Boyolangu ini diketahui tinggal bersama neneknya, SP, seorang karyawan pabrik rokok di Desa Gesikan, Kecamatan Pakel, Tulungagung.

Pabrik rokok ini sebelumnya menjadi salah satu tempat penularan virus Corona.

Ada 14 karyawan asal Tulungagung yang terkonfirmasi positif, dan belasan lainnya asal Kediri.

Menurut Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tulungagung, Bambang Triono, anak itu sudah dievakuasi ke tempat karantina di Rusunawa IAIN Tulungagung.

“Sekarang tinggal bersama neneknya di Rusunawa IAIN,” terang Bambang Triono, Jumat (22/5/2020).

• Reaktif Covid-19, Ibu Baru Melahirkan di Tulungagung Harus Karantina, Tak Boleh Susui Bayi Langsung

• RSUD Kilisuci Kota Kediri Mulai Terima Pasien Covid-19, 5 Orang Jadi yang Pertama Dirawat

Sebelumnya ada satu karyawan yang reaktif, dan hasil tes swab memastikan dia positif virus Corona.

Dari rapid test massal terhadap seluruh karyawan, ditemukan 14 orang reaktif, 13 di antaranya
terkonfirmasi positif Covid-19.

Kemudian ada kelompok rapid test susulan, dan diketahui enam orang reaktif.

“Nenek anak ini masuk kelompok susulan. Dari seluruh anggota keluarganya, hanya anak ini yang reaktif. Yang lain nonreaktif semua,” sambung Bambang Triono.

• ASN Tulungagung yang Reaktif Covid-19 Sempat Melawan, Gugus Tugas: Terpaksa Menekan Lewat Ladis

• Ada Klaster Baru dari Tenaga Kesehatan, Jatim Tambah 502 Kasus Positif Covid-19 pada Kamis 21 Mei

Temuan ini kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan pelacakan lebih lanjut.

Gugus Tugas melacak semua teman bermain A, inisial anak ini, yang pernah kontak dengannya.

Pelacakan ini untuk memastikan semua teman bermain A dalam keadaan sehat.

“Jika pun ada yang reaktif bisa ditangani dengan cepat, sehingga tidak sampai kondisinya memburuk,” pungkas Bambang Triono.