Jambret Driver Ojol di Surabaya
Driver Ojol Wanita yang Tewas Dijambret Disebut Positif Covid-19, HIPDA: New Normal, Fokus Pelaku
HIPDA sayangkan sikap pemerintah pada status positif Covid-19 Daru Ardya Wiyati yang tewas dijambret. Minta jangan alihkan isu: fokus pada pelaku.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Hefty Suud
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Himpunan Pengusaha Daring (HIPDA) sayangkan sikap pemerintah yang justru memfokuskan kasus driver ojek online wanita Daru Ardya Wiyati kepada status Covid-19 saat meninggal.
Menurut Sekjen DPP HIPDA, David Walalangi, seharusnya pemerintah dan aparat kepolisian serius mengejar jambret yang menganiaya Daru hingga meninggal dunia .
"Seharusnya fokus pada bagaimana agar pelaku tertangkap dan sampai dimana hasilnya" kata David, Rabu (10/6/2020).
• Kesaksian Azriel Soal Kehidupan Anang Setelah Cerai dari KD, Nangis, Kini Bahagia dengan Ashanty
• Kode Khusus Raul Lemos ke KD di Tengah Konflik Aurel-Azriel, Puji Istri Setinggi Langit: Stronger
Lanjutnya, "Jangan dibuat pengalihan isu ke Jenazah positif, jenazah kan telah dimakamkan secara baik, dan almarhumah telah bahagia disana."
David yang pada saat kejadian berada di lokasi mengatakan pihak rumah sakit menyatakan bahwasanya jenazah negatif Covid-19 sehingga bisa dibawa pulang untuk dimakamkan.
"Kok fokusnya jadi positif. Sudah, sekarang new normal. Jangan bingung bahas Covid-19. Bahas saja langkah ke depan dan bagaimana meraih masa depan yang cerah," pungkasnya.
• Tewaskan Driver Ojol Wanita Surabaya, Motor Jambret Belia ini Mogok, Portal Kampung: Lihat Endingnya
• Bersama Ketua Baru, Satria Jawa Timur Siap Menangkan Calon Gerindra di Pilkada hingga Pilpres
Sebelumnya, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi memastikan driver ojek online (Ojol) wanita berinisial DAW yang meninggal 7 Juni lalu positif Covid-19.
Joni menjelaskan, pasien tersebut awalnya menjadi korban kecelakaan pada tanggal 6 Juni dan dirawat di salah satu rumah sakit swasta di Surabaya.
"Di sana dokternya cukup teliti, dilakukan pemeriksaan yang ketat, yang sesuai prosedur kesehatan yang seharusnya dilakukan, walaupun dia kecelakaan. Juga dilakukan rapid test dan hasilnya nonreaktif," kata Joni, Selasa (9/6/2020).
Setelah itu, pasien tersebut dilakukan CT scan atau foto torax dimana hasilnya ada infeksi paru-paru yang dikenal sebagai Ground-glass opacities (GGO).
"Menunjukkan bahwa paru-parunya itu tenggelam dalam air," lanjut Joni.
Setelah itu, pasien tersebut dirujuk ke RSUD Dr Soetomo setelah dilakukan pemeriksaan ternyata pasien beresiko tinggi terpapar Covid-19 sehingga diputuskan untuk dilakukan tes swab.
"Swabnya ini perlu waktu. Dari hasil rapidnya test negatif, ada GGO, ada panas, dan kecelakaan. Sembari menunggu (hasil tes swab) ternyata semakin berat sesaknya," kata Joni.
"Pasien tersebut lalu meninggal sebelum dilakukan operasi karena rencananya akan dilakukan operasi (patah tulang). Sebetulnya pihak keluarga sudah tahu kalau ini ada Covid-19 nya, tapi kita di Dr Soetomo dijelaskan kalau PCR nya belum keluar" lanjutnya.
Benar saja, setelah hasil swabnya keluar, pasien tersebut positif Covid-19.
"Orang dengan trauma itu imunitasnya turun, sehingga beliau tidak terdeteksi saat rapid test menunjukkan tidak reaktif. Berarti imunitas nya tidak terlalu bagus sehingga bahaya sekali jika terinfeksi oleh virus," pungkasnya.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti
Editor: Heftys Suud