Pilkada Jawa Timur
5.947 Pengawas Ad Hoc se Jatim Diaktifkan Kembali Bawaslu, Tahapan Pilkada Serentak 2020 Berlanjut
Badan Pengawas Pemilu Jawa Timur kembali mengaktifkan pengawas Ad Hoc se-Jawa Timur sejak Minggu (14/6/2020).
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Arie Noer Rachmawati
Bahkan, KPU harus sampai dua kali merubah jumlah daftar pemilih.
“Bawaslu sampai memberikan dua kali rekomendasi untuk menjaga hak pilih dengan waktu sampai 60 hari,” tutur Ely.
Selain itu, Ely menyebut pentingnya antisipasi terhadap politik identitas.
Perempuan kelahiran Bangkalan ini menilai bahwa politik identitas ramai digunakan dalam kontestasi Pilkada sejak 2014.
"Kita harus kawal agar Pilkada tidak ada politik identitas. Karena ini akan menggerus terhadap rajutan kebhinekaan kita,” tuturnya.
• UPDATE CORONA di Nganjuk Senin 15 Juni, Total Positif Covid-19 Jadi 45 Kasus, 126 PDP, 1.177 OTG
Tantangan ketiga adalah politik uang yang ramai sejak 2009.
“Perlu dekonstruksi politik uang dan membangun ulang pikiran bersama tentang bahaya politik uang,” ujarnya.
Tantangan selanjutnya, adalah kampanye hitam. Mantan Panwaskab Jember ini menilai bahwa kampanye hitam kini telah merambah ke media sosial.
“Dulu kampanye hitam dilakukan oleh oknum tertentu lewat pertemuan. Sekarang sudah ke dunia maya. Makanya kita mengenal istilah jarimu adalah harimaumu. Inilah yang harus kita cegah bersama dalam Pilkada 2020,” pungkas Ely.
Penulis: Bobby Koloway
Editor: Arie Noer Rachmawati