Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Roy Suryo : Rencana Pertamina Menghapus Premium dan Pertalite, Masyarakat Dipaksa Beli Pertamax

Menurut Roy Suryo, bukan alasan ramah lingkungan dari rencana penghapusan premium dan pertalite itu, tapi rakyat dipaksa membeli Pertamax

Editor: Yoni Iskandar
Tribunnews.com/FX Ismanto
Roy Suryo. 

 TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19 yang membuat semua sektor lumpuh, dan banyak warga yang kena PHK, justru kabar mengejutkan datang dari PT Pertamina.

 Beralasan tidak ramah lingkungan Pertamina berencana menghapus jenis bahan bakar minyak atau BBM yang dirasa tak ramah lingkungan, yakni Premium, Pertalite, dan juga Solar. 

 KRMT Roy Suryo, mantan anggota DPR RI, punya penilaian lain terhadap rencana PT Pertamina tersebut. Menurut Roy Suryo, bukan alasan ramah lingkungan dari rencana penghapusan premium dan pertalite itu, tapi rakyat dipaksa membeli Pertamax yang biayanya lebih mahal dan tidak ada pilihan lain.

"Makin nyata dan jelas ke ketidak berpihakannya kepada rakyat. Masyarakat dipaksa beli Pertamax?," kata Roy Suryo dalam Twitter pribadinya, Rabu (17/6).

 Mantan Menteri Pemuda Olahraga (Menpora) di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini juga menyinggung Komut Pertamina yang dipegang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dirasa tak menjalani tugasnya dengan baik. 

Mantan Gubernur DKI itu disebut Roy Suryo justru membuat Pertamina semakin tak karuan.

Terkuak Alasan Ahmad Dhani Klepek-klepek ke Mulan, 1 Hal Paling Khas, Mulan Geli, Ashanty: Ya Allah

Arzeti Bilbina hingga Dirut PDAM Masuk Bursa Calon Pendamping Machfud Arifin di Pilkada Surabaya

Bonek Tumpah Ruah Rayakan HUT Persebaya ke 93 di Tengah Pandemi Covid-19, Saking Cintanya

 "Ini juga bukti dan fakta bahwa sejak ada Komut itu, Pertamina semakin tak karuan, sudah harusnya harga turun karena kurs jeblok, eh malah (sekarang) hapus Premium dan Pertalite. Ambyar,” jelasnya.

 Pakar telematika dai informatika ini juga mengomentari bahwa penghapusan premiun dan pertalite untuk anak cucu dan generasi kedepan. Roy Suryo, menyebut ambigu dengan alasan penghapusan untuk anak cucu.

 "Kalau benar-benar sayang anak cucu, stop hutang yang makin meroket," harap Roy Suryo.

"Dengan itu anak-anak cucu Kami Tidak terbebani Hutang Kalian, Ok?" tegas Roy Suryo.

 Sebagai informasi Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menyatakan, pihaknya sedang berdiskusi dengan pemerintah untuk menghapus BBM bernilai oktan rendah. 

Keputusan tersebut mengacu pada aturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK Nomor 20 tahun 2017 mengenai pembatasan Research Octane Number (RON).

 "Jadi ada regulasi KLHK yang menetapkan bahwa untuk menjaga polusi udara ada batasan di RON berapa, di kadar emisi berapa. Jadi nanti yang kita prioritaskan produk yang ramah lingkungan," ujarnya dalam diskusi virtual bertajuk ‘Memacu Kerja Pertamina’

Aturan tersebut dijelaskan, BBM yang boleh digunakan pada kendaraan minimal harus mencapai RON 91 dengan kandungan sulfur maksimal 50 ppm serta ambang batas Cetane Number minimal 51. 

Regulasi ini berkenaan dengan aturan standar Euro IV yang berlaku juga di banyak negara lain.

Produk Pertamina sendiri, BBM yang berada di bawah RON 91 ada Pertalite dengan RON 90, Premium RON 88, dan Solar yang memiliki Cetane Number (CN) 48. 

Jika berpatokan pada aturan tersebut, maka ketiganya bakal dihapus karena tak sesuai standar Euro IV. 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved