Bagaimana Menjadi PR Ideal yang Mampu Relevan Lintasi Setiap Zaman
Menjadi seorang Public Relations (PR) yang ideal, dirasa perlu memiliki semangat juang yang kuat, agar tetap relevan melintasi setiap zaman.
Penulis: Yoni Iskandar | Editor: Yoni Iskandar
PR di Era Digital Saat Ini
Diakui pada saat ini fungsi pengetahuan dan menghafal banyak diambil alih oleh google sebagai mesin pencari (search engine).
“Dengan membuka situs google, maka banyak orang merasa ahli. Sementara google hanya menyajikan data yang butuh diproses dan diolah menjadi informasi, sampai menjadi pengetahuan/knowledge, lalu jadi insight dan akhirnya menjadi wisdom yang masih perlu dianalisa, sehingga menghasilkan analisa hakiki dan menjadi usulan program. Barulah data tersebut siap diamplify (diperjelas/diperkuat) maknanya,"tuturnya.
Kerap dengan keberadaan google, sepertinya kita menjadi bersikap sebagai orang yang memiliki Illussion of knowledge, artinya merasa tahu segalanya dengan adanya akses internet ke mesin pencari.
Padahal harapannya kita semua terlahir untuk menjadi pembelajar dan pejuang. Bukan dengan adanya google, maka data yang didapat menjadi knowledge dalam analisa yang sesungguhnya, namun data tersebut harus melalui pentahapan diolah sampai menjadi kuat, menjadi data final untuk disajikan.
• BREAKING NEWS - Balita, Anak & 2 Orang Sekeluarga di Nganjuk Positif Corona, Simak Riwayat Kasusnya
• Si Jago Merah Mengamuk, Toko Baju di Mojokerto Ludes: Kerugian Ditaksir Capai Ratusan Juta Rupiah
• Tragedi Maut Pesta Pernikahan, Satu Keluarga di Semarang Positif Covid-19, Ibu Mempelai Tewas
Apakah ke depannya fungsi manusia akan tergantikan oleh robot, karena saat ini dunia teknologi semakin mudah diakses, bahkan fungsi mekanis dengan adanya segala inovasi bidang Industry 4.0 kian massif digunakan di segala aspek kehidupan.
Termasuk di dalam bidang kehumasan (public relations), robot tidak dapat menggantikan manusia dengan pikirannya dan memiliki sosial empati. Kendati sejumlah negara kini mulai mengaplikasikan berbagai pekerjaan manusia yang akhirnya diambil alih oleh robot, sehingga banyak orang kehilangan pekerjaannya, namun kemudian muncul anggapan di mana robot tersebut diberdayakan, agar mampu menghasilkan pendapatan bagi pemiliknya.
Konsep universal basic income (UBI) kini mulai diterapkan di sejumlah negara, di mana negara memberikan gaji dalam jumlah tertentu kepada warga negara untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Biayanya diambil dari pajak yang dipungut dari perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan robot atau mesin-mesin pintar itu.
Diharapkan orang-orang yang peroleh UBI, dapat menggunakan waktu mereka untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi, sampai menemukan berbagai pekerjaan baru .
Maka di sini fungsi PR adalah memperkuat asumsi, teknologi adalah perpanjangan tengan manusia. Dengan adanya socio culture (budaya sosial), maka teknologi juga dapat mempermudah pekerjaan PR. Maka penting bagi PR adanya suatu adaptive mindset.
Talkshow yang ‘Fun’ Tetapi Perkuat Imun
Secara terpisah mewakili salah satu peserta talkshow interaktif yang biasanya diadakan selama satu jam, pada hari Jumat, Asti Rifiana – dari Bagian Umum dan SDM BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Pekalongan – Jawa Tengah mengatakan, secara umum talkshow ini cukup menarik, dilihat dari tema-tema yang diangkat, tidak terlalu berat dan membuat dahi berkerut, disampaikan secara sederhana sehingga diharapkan seluruh lapisan masyarakat mulai dari kalangan milenial, para akademisi, sampai para kaum milenial, dapat mengikuti talkshow ini secara fun (menyenangkan).
“Buat kami yang bekerja secara aktif, di tengah keharusan menjaga diri dan berlaku sesuai protocol kesehatan untuk menghindari terjangkit covid-19, maka saat mencari webinar, kami akan memilih tema yang tidak terlalu sulit dicerna, bahasanya sederhana namun kena pada sasaran, dan yang penting sebagai peserta tidak hanya memperoleh insight, namun wawasan kami juga diperkaya dalam hal hal pengetahuan komunikasi dan kehumasan, serta dapat memperluas jaringan (network).
Jadi dengan efisiensi waktu yang ada, tidak perlu datang jauh-jauh menghadiri satu seminar, dengan bermodalkan koneksi internet, walaupun berada di tempat kerja maupun di rumah, kami juga dapat memperoleh ilmu dan memperkaya wawasan.”
Penggagas acara ini Asmono Wikan menyatakan, dirinya menggelar acara dialog ringan tetapi ‘berbobot’ ini dengan tujuan, agar saling terhubung dan dapat menginspirasi yang lainnya. Jadi dengan tagline “Connecting People, Inspiring Others" maka dirinya ingin menginspirasi dan meliterasi publik mengenai isu-isu seputar dunia komunikasi, PR, media, dan kepemimpinan.