Virus Corona di Surabaya
Curhatan Pekerja Klub saat Pandemi, Tak Punya Pemasukan Sama Sekali, Andalkan Tabungan Buat Bertahan
Selama 2 bulan terakhir Nina (bukan nama sebenarnya) (28) dirundung pilu. Sebab, ladang pekerjaannya tutup sementara selama pandemi
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Selama 2 bulan terakhir Nina (bukan nama sebenarnya) (28) dirundung pilu.
Sebab, ladang pekerjaannya tutup sementara selama pandemi Corona atau Covid-19. Ia pun tak mendapat uang pemasukan sama sekali.
Sejak berpisah dengan suaminya beberapa bulan lalu, Nina merantau dari Tretes ke Surabaya.
• KABAR BAIK Hasil Baru Penelitian Covid-19, Bisa Hilang Tanpa Vaksin, Melemah, Ini Penjelasan Ahli
Di Surabaya, Nina terpaksa 'terjun' di dunia malam.
Ia bekerja menjadi LC ( Ladies Club ). Lokasi klub yang ia singgahi tergantung permintaan pelanggan.
"Saat klub-klub tutup sementara, saya mengandalkan uang tabungan untuk kebutuhan keluarga sehari-hari dan juga anak. Saat ini, saya tak ada pekerjaan lain selain menjadi LC. Saya jadi LC baru 2 Minggu sebelum Covid-19 meraja lela. Inginnya mencoba usaha lain tapi tak punya modal," katanya pada TribunJatim.com Kamis (18/6/2020).
• Soekarno Gagal Kabur Saat Soeharto Berkuasa, Pengawal Sebut karena 1 Hal hingga Pesan untuk Megawati
• Reaksi Muzdalifah Foto Mesra bareng Suami Diprotes Tua, Cuek Komentar Pedas? Lihat Penampilannya
Di masa transisi new normal, beberapa klub di Kota Surabaya kembali buka.
Tentu, pengelola klub haru mematuhi sejumlah syarat terkait protokol kesehatan. Nina akhirnya bisa mengais pundi-pundi uang kembali.
Kamis minggu lalu, Nina mendapat pesanan dari seorang pria untuk menemani di Luxor Night Club, Jalan Pahlawan, Surabaya. Perjamnya, Nina mendapat bayaran Rp 60 ribu.
• Sambut New Normal, Sejumlah Tempat Karaoke dan Hiburan Malam Siapkan Protokol Pencegahan Covid-19
"Saya baru mulai bekerja lagi Kamis Minggu lalu. Saya hanya dapat satu pelanggan. Pendapatan perbulan tak menentu, saya tak menghitung secara pasti. Pesanan paling ramai saat hari libur dan akhir pekan," kata ibu satu orang anak ini.
Kendati Kota Surabaya memasuki masa transisi new normal, bukan berarti Covid-19 telah hilang.
Oleh sebab itu, Nina mengungkapkan masih ada perasaan takut tertular Covid-19 ketika kembali bekerja.
• Kabar Wisata Sunan Bonang Tuban Dibuka Ternyata Hoax, Pihak Yayasan Beberkan Hal Sebenarnya
"Namun, perasaan itu sirna ketika saya memikirkan anak dan keluarga. Kalau saya tak bekerja anak dan keluarga tak bisa makan. Yang terpenting, saya mematuhi protokol kesehatan dengan mengenakan masker dan hand sanitizer saat bekerja. Ketika sampai rumah saya langsung ganti pakaian," pungkasnya.
Nina pun berharap agar Covid-19 segera mereda.
Itu agar dia bisa bekerja seperti sediakala, tanpa ada perasaan was-was.
Penulis: Danendra Kusuma
Editor: Arie Noer Rachmawati