Virus Corona di Surabaya
Kompaknya Warga RT 2 RW 3 Ketintang Tanam Beragam Jenis Toga: Butuh Jamu Covid-19 Tinggal Petik
Kompaknya warga RT 2 RW 3 Ketintang Surabaya tanam toga buat pertolongan pertama. Diolah jadi aneka minuman herbal, butuh jamu Covid-19 tinggal petik.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kebutuhan terhadap obat-obat alami di pemukiman kampung mendorong warga RT 2 RW 3 Ketintang Surabaya menanam toga.
Di tengah pandemi virus Corona ( Covid-19 ) ini, kekompakan warga menanam toga yang sudah dilakukan sejak lama, makin terasa maanfaatnya.
Memasuki kampung yang berada di Kecamatan Gayungan Surabaya ini, suasana bersih dan rindang langsung terasa.
• Bocor Rencana Pernikahan Aurel, Kamu akan Jadi Pendamping Seseorang, Kakak Anang: Tidak Lama Lagi
• Pengedar Pil Yarindo di Surabaya dan Sidoarjo Ternyata Residivis Narkoba, Pelajar Jadi Sasarannya
Di sisi kanan dan kiri, tampak beberapa toga ditanam dalam pot. Jenisnya beragam, mulai dari jinten, pandan, belimbing wuluh, jeruk purut, dan sebagainya.
"Setidaknya, setiap dasawisma ada satu petak toga. Di sini ada empat dasawisma," kata Nunuk Hidayani, pelaku UKM sekaligus pengurus PKK RT 2 RW 3 Ketintang Surabaya.
Menurut penuturannya, petak-petak toga itu sudah ada sejak lama, sekitar sembilan tahun.
"Awalnya saya nanam di rumah sendiri tahun 2010. Setelah itu pada 2011 mulai membuat petak-petak toga di kampung," katanya.
• Fly Over Jembatan Kedungkandang Malang Dibangun, 2 Akses Jalan Ditutup, ini Jalur Alternatifnya
• Sinopsis Drama Korea Faith Episode 8 Selasa, 23 Juni 2020, Tayang di Indosiar, Pukul 22.00 WIB
Sejak ditanam, warga, khususnya ibu-ibu, memanfaatkannya secara maksimal.
"Kalau pengen apa bisa langsung ambil saja. Bahkan yang memanfaatkan bukan warga sini saja, warga di luar juga kadang ambil kalau butuh," tutur Nunuk.
Menurutnya, toga sangat bermanfaat untuk sehari-hari, salah satunya sebagai pertolongan pertama jika badan sakit.
"Sebelum ke dokter, sebagai pertolongan pertama, saya manfaatkan toga dulu. Kalau anak panas, bisa ambil kunir. Kalau mentok, baru ke dokter," ia mengungkapkan.
Nunuk sendiri tidak hanya memanfaatkan sebagai pengobatan, ia mengolah toga menjadi aneka minuman herbal yang menyehatkan.
"Saya mulai bikin produk sejak 2011. Saya kemas dalam botol. Variannya banyak, ada sinom, kunyit asam, jamu pegal linu, jamu Covid-19, dan lain-lain," ia mengungkapkan.
Andry Herdianto, ketua RT 2 RW 3 Ketintang Surabaya mengatakan toga tetap akan dipertahankan di wilayah kampung.
"Toga ini bisa menjadi ikon kampung. Tanaman ini sangat bermanfaat. Sering digunakan oleh warga, termasuk membikin jamu," tandasnya.
Penulis: Christine Ayu Nurcahyanti
Editor: Heftys Suud