Fakta Indonesia Disebut Episentrum Covid-19 Baru Dunia, 'Kewalahan', Bocor Perihal Tes yang Ditutupi
Inilah alasan di balik Indonesia yang disebut episentrum Covid-19, ada fakta baru soal tes yang rupanya ditutupi pemerintah?
Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Inilah fakta dibalik pernyataan dan isu ramai yang beredar di berbagai media yang mengatakan Indonesia disebut sebagai episentrum baru Covid-19.
Beberapa penelitian menyebut bahwa Indonesia jadi satu di antara banyak negara yang terbukti kewalahan.
Berperang melawan pandemi, angka pasien dan jumlah kematian akibat Covid-19 di Indonesia tak kunjung menurun.
• Kebahagiaan Zaskia Gotik Pasca Menikah, Disambut Baik Mertua hingga Dijamu Walikota, Intip Momennya
Penelitian terbaru pun menyebut bahwa Indonesia masuk ke dalam peringkat terendah pengujian tes untuk warga.
Hal itu memberikan kesimpulan bahwa fakta soal orang-orang yang sebenarnya terinfeksi Covid-19 di Tanah Air seolah tertutupi.
Dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, info terbaru itu berasal dari Sydney Morning Herald (SMH), media online yang menilai kemungkinan hotspot Covid-19 dunia.
• Kisah Pilu Suami Istri di Bengkulu Meninggal Positif Corona, Sang Anak Isolasi Mandiri di Rumah Duka
Peringkat Indonesia Jeblok
Media luar negeri, Sydney Morning Herald (SMH), menilai Indonesia akan menjadi hotspot virus Covid-19 berikutnya di dunia.
Dilansir SMH, Jumat (19/6/2020), selama 8 hari Indonesia telah mencatat lebih dari 1.000 kasus baru Covid-19.
Para ahli epidemiologi khawatir jumlah kasus di Indonesia dapat mencapai lebih dari 60.000 kasus (saat berita itu ditulis angkanya sudah mencapai 47.896 kasus).

Lalu, hal yang jauh lebih memprihatinkan adalah tingkat pengujian yang sangat rendah dan tingkat kematian yang tinggi secara proporsional.
Menurut situs Worldometer, Rusia menempati peringkat ke-18 dunia dalam melakukan tes dengan jumlah 107.445 tes per 1 juta orang.
Amerika Serikat berada di urutan ke-27 dengan 80.750 tes per 1 juta orang,
• Curhat Pilu Pemandu Lagu di Surabaya saat Wabah Virus Corona, Demi Anak Perasaan Takut Nina Sirna
Brasil berada di urutan ke-108 dengan 11.302 tes per 1 juta orang,
dan India berada di urutan ke-138 dengan 4.530 tes per 1 juta orang.
Sementara itu Indonesia mendekam di peringkat ke-163 dengan hanya melakukan 2.193 tes per 1 juta orang.

Fakta Tes yang Ditutupi
Pada Kamis (18/6/2020), Indonesia mencatat rekor 10.000 orang diuji per hari.
Namun itu hanya terjadi pada hari itu.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan percaya bahwa angka kematian sesungguhnya lebih tinggi daripada yang dicatatkan.
Ini menimbulkan pertanyaan besar, apa alasan pemerintah tidak melaksanakan uji kesehatan terhadap banyak lagi orang di Indonesia.

Fakta ini menyimpulkan Indonesia seolah terlihat mengesampingkan usaha untuk mengetahui angka sebenarnya orang positif terinfeksi Covid-19.
Terlepas dari tren peningkatan infeksi yang jelas terlihat, banyak negara telah melonggarkan pembatasan atau lockdown.
Indonesia juga mulai membuka PSBB.
Transportasi umum, penerbangan, pusat perbelanjaan, tempat ibadah di Indonesia mulai dibuka kembali.
• Satu Keluarga Pedagang Sayur Kota Batu Sembuh dari Covid-19, Angka Kesembuhan Pasien Bertambah 17

Meski pulau Bali masih mencatat kasus baru (66 kasus pada Kamis, 18 Juni), tetapi para pejabat mempertimbangkan untuk menyambut wisatawan yang kembali dari China, Korea Selatan, Jepang, dan Australia.
Kemerosotan ekonomi karena virus Covid-19 telah membuat pemerintah mengharuskan menghidupkan kembali pariwisata.
Sementara itu jumlah anak yang meninggal karena virus Covid-19 sangat memprihatinkan.
Reuters melaporkan ada ratusan anak diyakini telah meninggal karena Covid-19.
Sementara itu secara resmi, angka kematian untuk orang di bawah 18 tahun adalah 28 orang, tapi 380 anak berstatus PDP meninggal.
Artinya mereka menunjukkan gejala virus tapi belum diuji.
• Akhirnya Akhir Tahun 2020 WHO Siap Kirim Vaksin Virus Corona, Ada 1 Syarat, Bagaimana Indonesia?
Kerja Pemerintah Dikritik
Masih dari sumber yang sama SMH, pemerintah Indonesia dikatakan sejak awal telah menangani pandemi ini dengan buruk.
Respons virus corona pemerintah Indonesia disebut sangat mengerikan.
Pada awal pandemi, Menteri Kesehatan menyatakan bahwa kekuatan doa akan melindungi negara dari virus Covid-19.
Ditambah dengan Presiden Joko Widodo mengakui adanya informasi yang telah disembunyikan dari publik untuk menghindari bahaya.

Ada banyak penguncian yang tertunda, larangan bagi orang yang mudik, tingkat pengujian buruk, dan saat ini pelonggaran pembatasan saat jumlah kasus meningkat.
Butuh waktu hingga 2 Maret sampai Indonesia mengakui kasus pertama virus Covid-19 di negaranya.
Meskipun banyak bukti awal menyatakan bertentangan dengan itu.
Pemerintah sekarang memiliki dua pilihan, yakni mengambil langkah-langkah yang jauh lebih kuat untuk menghentikan penyebaran penyakit, termasuk meningkatkan pengujian dan menerapkan kembali penguncian, atau terus bertabrakan dengan mengorbankan nyawa.
Artikel di atas telah tayang sebelumnya di Kompas.com dalam judul Saat Indonesia Disebut Bisa Jadi Hotspot Virus Corona Dunia...