Info SBMPTN
Terkait Pelaksanaan UTBK SBMPTN 2020, Wali Kota Malang akan Bertemu Rektor PTN Besok
Salah satu syarat penyelenggaraan UTBK SBMPTN 2020 adalah mendapatkan izin dari Satgas Covid-19 atau BPBD setempat.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sylvianita Widyawati
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Wali Kota Malang, Sutiaji, akan bertemu dengan rektor perguruan tinggi negeri (PTN) yang menjadi tempat penyelenggaraan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi atau UTBK SBMPTN 2020.
Sebab salah satu syarat penyelenggaraan adalah mendapatkan izin dari Satgas Covid-19 atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Saat ini, kondisi tiap daerah berbeda. Pertemuan akan dilaksanakan di balai kota, Kamis (25/6/2020).
"Di Kota Malang kan pusat UTBK-nya hanya dua. Yaitu Universitas Negeri Malang (UM) dan Universitas Brawijaya (UB)," jelas Sutiaji pada wartawan, Rabu (24/6/2020).
Dikatakan, ia sebenarnya memiliki surat untuk menolak. Tapi karena pesertanya hanya Malang Raya, maka ia nanti akan minta rincian jadwal.
Tujuannya agar tidak terjadi penumpukan.
• LTMPT Umumkan Aturan & Jadwal Baru Pelaksanaan UTBK SBMPTN 2020, Ada 2 Sesi dalam Sehari
Dikatakan, dari dua pusat UTBK itu, jumlah peserta yang sudah mendaftar sebanyak 23.000an.
Pusat UTBK Universitas Brawijaya Malang hanya menyelenggarakan di kampusnya sendiri dengan memanfaatkan ruangan yang ada.
Sedang Pusat UTBK Universitas Negeri Malang selain di kampus juga bermitra dengan Universitas Islam Malang (Unisma), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dan Universitas Merdeka (Unmer) Malang.
Sementara dalam konferensi pers online pada Rabu, Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), M Nasih, menjelaskan perubahan yang terjadi saat UTBK SBMPTN 2020.
• UTBK SBMPTN 2020 Dirancang Tiga Tahap, Pengumuman Bakal Mundur Agustus
Seperti pengurangan sesi, ujian hanya TPS (Tes Potensi Skolastik), ia juga menyarankan peserta melakukan isolasi mandiri selama 14 hari sebelum jadwal pelaksanaan ujian. Karena ada perubahan jadwal, maka peserta diminta mencetak kartu ujian lagi yang baru dan akan diberitahu lewat media LTMPT.
Hal ini karena jadwalnya sudah berbeda lagi. Dimana pada tahap pertama akan dilaksanakan pada 5-14 Juli 2020 bagi mereka yang semula dapat sesi ganjil (1 dan 3).
Lalu sesi genap (2 dan 4) akan dimasukkan dalam jadwal tahap kedua (20-29 Juli 2020).
Sedang dari jumlah peserta total hanya 49,26 persen dari kapasitas 74 UTBK yang mencapai 1.435.130 peserta.
• 3.400 Calon Peserta Tak Lanjutkan Proses Pendaftaran UTBK SBMPTN 2020, Belum Pilih PTN hingga Prodi
"Jumlah yang ikut kurang dari 50 persen kapasitas," kata Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini.
Tercatat ada 706.901 peserta. Dikatakan, ada UTBK yang terisi lebih dari 50 persen dan ada yang kurang dari 50 persen.
Peraturan secara umum nanti seperti pengantar hanya boleh menurunkan peserta di drop zone. Tidak boleh menunggu di kampus.
Bagi yang akan ujian, dilarang mampir-mampir ke tempat lain. Tapi langsung ke lokasi UTBK.
Sedang panitia juga harus menyiapkan semuanya dengan mematuhi protokol kesehatan. Ruang ujian meski kapasitas komputernya 40 orang, hanya boleh diisi 20 orang.
• 9 Program Studi di ITB Ini Punya Daya Tampung SBMPTN Besar, Lihat Jumlah Pesaing Tahun Lalu
Ruang transit peserta juga harus menerapkan jarak.
Terkait data-data peserta, LTMPT akan melimpahkan ke pusat UTBK sehingga bisa diidentifikasi mana yang tidak bisa berangkat ke pusat UTBK.
Tujuannya agar bisa menentukan SMA/SMK yang memiliki fasilitas seperti untuk UNBK bagi peserta dan membuat jadwalnya.
Dikatakan Nasih, 60 persen pusat UTBK siap melaksanakan sesuai protokol kesehatan.
Model baru dengan meminta izin pada Satgas Covid 19 di daerah adalah sebagai model terbaik di masa transisi menuju new normal. Sedang simulasi UTBK akan dilaksanakan pada 26 Juni 2020.
• Terakhir Hari Ini, Cetak Kartu UTBK SBMPTN 2020 di Portal.ltmpt.ac.id, 702.927 Peserta Sudah Cetak
Nasih berpesan agar peserta tidak membawa ponsel untuk memotret soal UTBK dan menyebarkan.
Karena dipastikan, tiap sesi soalnya berbeda. Soal tahun lalu juga tidak dipakai lagi.
"Fokus saja nanti menjawal soalnya. Bukan memotret soalnya," pesan Nasih.
Editor: Dwi Prastika