Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Warga Blitar Ubah Batang Talas Jadi Crispi Mahal

di tangan Irah (36), warga Dusun Pucungsari Kidul, Desa Slorok, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar ini, batang talas justru jadi camilan (snack)

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Yoni Iskandar
Imam Taufiq/surya
Irah (36), warga Dusun Pucungsari Kidul, Desa Slorok, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar ini, batang talas justru jadi camilan (snack) yang punya citra rasa khas. 

Akhirnya, mereka seperti sudah ketagihan karena setiap bulan sudah bisa dipastikan kalau mereka akan memesannya. Rata-rata setiap orang itu memesan antara 2 kg sampai 5 kg. Dan, itu jumlah pemesannya banyak, bahkan kini sudah melayani pemesanan dari Jakarta.
Mereka itu adalah teman-temannya dulu saat dirinya (Irah) masih sering merantau ke mana-mana, seperti pernah ke Jakarta dan Batam.

"Teman saya di Batam itu rutin pesan 5 kg setiap bulan. Dari teman-teman saya itu akhirnya menyebar ke teman-teman mereka. Termasuk, teman saya yang di Jakarta juga rutin memesannya," ujarnya.

Menurut Irah, lompong crispi itu cepat dikenal dan akhirnya banyak peminatnya itu karena kebanyakan awalnya dari penasaran. Mereka kebanyakan heran karena batang talas yang dikenal gatal itu kok bisa jadi camilan yang enak. Begitu merasakannya, mereka akhirnya jadi ketagihan.

"Selain itu, mereka juga percaya kalau lompong itu tak ada efek samping yang buruk, seperti kolesterol, sehingga orang tak khawatir meski habis banyak," ujarnya.

Karena lompong crispi buatannya kian laris, maka camilan lain, yang dibuat itu, akhirnya hanya sebagai pelengkap. Seperti kripik pare, kripik pisang dan singkong. Untuk lompong crispi ini, ia ingin membesarkan usahanya. Di antaranya, ia akan menambah tenaga kerja karena sehari baru mampu membikin sebanyak 1 kg.

"Belum lagi, kami juga melayani toko lokal, yang minta dibikinkan lompong crispi juga," paparnya yang mengaku mendapatkan penghasilan bersih Rp 6 juta per bulan.

Agar bisa bersaing dengan lompong crispi dari produk lainnya, Irah harus punya ke-khasan. Di antaranya, menjaga citra rasa dengan resep khususnya.

"Yang membedakan dengan lompong crispi lainnya, selain rasanya, juga bentuknya. Kami akan bisa membedakan lompong crispi buatan saya dengan buatan orang lain," paparnya.

Ia mencontohkan, lompong crispi buatannya ada ciri khas, seperti ada irisan daun jeruk yang menempel di tepung crispi. Gurihnya ada campuran daun jeruk dan sekaligus buat mengawetkan juga.

"Yang membuat kami bahagia saat ini, sejak punya usaha ini, saya dan suaminya sudah tak lagi merantau seperti lima tahun lalu. Saat itu, saya jadi pembantu rumah tangga dan pernah merantau ke Surabaya, Jakarta, Batam," pungkasnya. (Imam Taufiq)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved