Angkat Tokoh Pewayangan dalam Cerita Anak-anak, Alumnus ITS Sulap Punakawan Jadi Kartun Menggemaskan
Sofyana Kharisma, ilustrator sekaligus desainer grafis alumnus ITS angkat tokoh pewayangan dalam cerita anak-anak. Punakawan disulap jadi kartun lucu.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kecintaan terhadap dunia dan kisah anak, mendorong Sofyana Kharisma, ilustrator sekaligus desainer grafis, menciptakan cerita interaktif.
Menariknya, ia mengangkat karakter Punakawan sebagai tokoh utama cerita.
Tidak dihadirkan dengan tampilan wayang kulit, keempat tokoh pewayangan itu disulap menjadi tokoh kartun yang menggemaskan.
• Hendak Tidurkan Anaknya, Ibu Ini Malah Ketiduran, Paman Syok Lihat Ada yang Mengambang di Kolam Ikan
• Ucapan Ibu Mertua Bongkar Sikap Zaskia Gotik, 1 Pesan Sebelum Pisah Balik ke Jakarta: Jangan Marah
"Cerita ini mengangkat soal pendidikan karakter dengan tokoh-tokoh Punakawan, yakni Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong," kata alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini, Kamis (25/6/2020).
Cerita yang bisa diakses lewat gawai itu mengandung empat chapter yang masing-masing menonjolkan satu tokoh punakawan.
Satu chapter terdiri dari empat sampai lima cerita. Semuanya mengajarkan tentang budi pekerti.
"Bagong, misalnya, bercerita tentang kejujuran. Salah satu ceritanya tentang si Bagong yang menemukan tempat pensil. Posisinya, dia suka sama tempat pensil itu," Sofya, sapaan akrabnya, menguraikan.
• Ibu Kelelahan saat Hendak Tidurkan Anak, Paman Kaget Ada Tubuh Ngambang di Kolam, Saksi: Basah Kuyup
• Pengelolaan Limbah Medis Covid-19 di RSUD dr Soedomo Trenggalek Berbeda dari Limbah B3 Lain
Hal itu, katanya, juga menggambarkan sifat anak-anak. Akhir cerita, Si Bagong tetap mengembalikan barang itu.
"Kalau Petruk kisahnya tentang kemandirian, Gareng soal mencintai lingkungan, sementara Semar mengajarkan kebijaksanaan. Semua cerita-cerita yang sederhana dan dekat dengan anak," urainya.
Selain teks cerita dan ilustrasi, Sofya juga menghadirkan suara dari tokoh. Termasuk mengajak pembaca berinteraksi.
"Ada bagian tokoh memberi pertanyaan. Jawabannya diklik sama pembaca. Jadi ada interaksi," imbuhnya.
Selain empat tokoh Punakawan, Sofya juga menampilkan tokoh-tokoh pendukung, seperti Limbuk, Cangik, Rama, Banowati, Duryudana, Cepot, dan Sutiragen.
"Dari kecil saya suka sama wayang, suka cerita-ceritanya. Terus kepikiran bikin ini. Semua saya bikin sendiri, kecuali programnya. Semua konsep dari saya," katanya.
Sebenarnya, project ini merupakan tugas kuliah yang ia garap kurang lebih dua tahun. Menurutnya, untuk membuatnya butuh banyak perbaikan.
"Mulai ngonsep tahun 2017, selesai bikin 2019. Awalnya dulu nggak soal pendidikan karakter. Terus diubah. Memang yang paling susah itu bagian konsep awal. Kalau ilustrasi, hanya soal teknis, gampang lah," katanya.
Melalui ini, Sofya berharap dapat menumbuhkan sikap budi pekerti dengan cara yang dapat diterima oleh anak-anak.
"Sasarannya SD kelas satu sampai empat. Anak-anak kan sekarang banyak banget yang pakai gadget, dilarang juga susah. Jadi gimana caranya ngasih sesuatu yang positif," pungkasnya.
Ke depan, ia akan mengembangkannya menjadi karakter intellectual property (IP).
"Pengennya saya ikutkan lomba dulu. Terus juga pengen bikin game, buku cerita, sama merchandise-nya," tandasnya.
Penulis: Christine Ayu Nurcahyanti
Editor: Heftys Suud