Protes Soal BLT, Warga di Bengkulu Serang Perangkat Desa & Terlibat Baku Hantam, Kades: Sudah Mampu
Warga di Bengkulu terlibat baku hantam dengan perangkat desa karena masalah BLT. Simak kronologinya berikut ini!
Penulis: Ficca Ayu Saraswaty | Editor: Sudarma Adi
Setelah peristiwa tersebut, perangkat desa melakukan rapat dengan pihak kepolisian dan diputuskan pembagian BLT dihentikan sementara sampai pendataan ulang selesai dilakukan.
Sementara itu warga desa dan perangkat desa yang terlibat baku hantam juga sudah berdamai.
Warga juga berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.
"Warga telah berdamai dan berjanji akan rukun kembali, telah dilakukan mediasi di mapolsek," jelas Kapolsek Talo Iptu Sobri.
• Polres Magetan Ringkus Pembobol ATM Lintas Provinsi: Ngaku Beraksi 14 Kali dan Belajar dari Youtube
• Sosok Putri John Kei Muncul ke Publik, Ungkap Perubahan Sikap Si Ayah Sebelum Ditangkap, Dahsyat
• VIRAL Wanita Bekasi Nikah Mas Kawin Hanya Rp 500, Penghulu Sebut Pertama Kali, Perkenalan Terkuak
76 kepala keluarga dianggap mampu

Camat Ilir Talo Nopetri Elmanto mengatakan ada 290 kepala keluarga di desa tersebut.
Sebanyak 100 KK adalah penerima BLT dana desa dan 114 KK penerima bantuan dari Dinas Sosial.
Sementara sisanya, 76 dinyatakan mampu dan berkecukupan.
Menurut Nopetri adalah 30 KK yang dicoret dari daftar penerima karena tergolong sebagai masyarakat yang mampu.
• Tim Satgas NU Jatim Serahkan Bantuan ke Ponpes Asuhan Rais Aam PBNU: Agar Santri dan Ustadz Nyaman
• Kaget Dirinya Ramai Diberitakan, Matias Malvino Beri Jawaban Soal Renegosiasi Kontrak di Arema FC
• Profil-Biodata Lengkap Ning Min, Cawabup Perempuan Pertama Gresik Keturunan Jaka Tingkir Raja Pajang
Dari 30 KK yang dicoret, sebanyak 25 KK melayangkan protes hingga terjadi insiden baku hantam di balai desa.
"Kami akan menurunkan tim dari kecamatan mengecek langsung ke 25 KK tersebut bila memang dianggap tidak layak maka akan kami coret," jelas Nopetri.
Sementara itu Kepala Desa (Kades) Talang Panjang Naidi Abran mengatakan, puluhan warga yang protes itu dicoret dari daftar penerima BLT karena masuk kategori mampu.
Menurut Naidi, warga yang protes itu sebagian besar memiliki mobil dan motor.
Beberapa di antara mereka juga ada yang dikenal sebagai tauke sawit.
"Mereka protes itu rata-rata punya mobil, motor, ada juga tauke sawit jadi wajar mereka tidak diberikan BLT," ungkap Naidi.
• Pamekasan Kabupaten Tercepat Ke-2 di Indonesia dalam Penyaluran BLT Dana Desa
• UPDATE CORONA di Kabupaten Kediri Minggu 28 Juni, Tambah 3 Kasus Positif dari Tiga Klaster Berbeda
• Puncak Bulan Bung Karno, Wawali Surabaya Whisnu Sakti Didapuk jadi Pembawa Acara
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Baku Hantam dan Kisruh Pembagian BLT di Balai Desa"