Virus Corona
Pasien Corona Santai ke Warung, 7 Gelas Pelanggan Pecah Ditinggal Lari, Ketahuan karena Bekas Infus
Pengakuan pasien Covid-19 atau virus Corona di sebuah warung membuat pelanggan lain kabur.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi
"Tujuh pelanggan yang menyesap teh segera menjatuhkan gelas mereka dan beranjak menjauh."
"Mereka bahkan tidak membayar saya. Saya harus menutup warung saya karena lelaki tua itu," cerita pemilik warung teh, Narayana.
• 10 Besar Provinsi di Indonesia dengan Jumlah Kasus Virus Corona Tertinggi, Jawa Timur Teratas
Narayana lalu bergegas ke rumah sakit dan memberi tahu staf medis tentang pasien tersebut.
Para staf medis akhirnya membawa pria itu kembali ke bangsalnya.
Salah satu kerabat pasien menyalahkan rumah sakit atas kejadian ini.
"Paman saya bisa saja menginfeksi orang lain. Jika rumah sakit lebih waspada, ini tidak akan terjadi," ujar kerabat pasien.
• Pernikahan Berujung Duka, Pengantin Hamil Ambruk di Depan Altar Lalu Meninggal, Lihat Nasib Bayinya
Menurut laporan yang ada, pasien itu marah karena harus menunggu lebih dari delapan jam ketika dipindahkan dari rumah sakit awal ke rumah sakit yang baru.
Dia juga mengungkit bahwa telah mengeluarkan uang sebesar Rs 1,5 lakh untuk perawatan rumah sakit, namun tidak mendapatkan secangkir teh yang dia minta.
Kerabat pasien mengatakan bahwa pamannya itu mengeluh kelelahan dan diare pada Minggu.
Setelah itu dia dibawa ke rumah sakit swasta di Nagarbhavi.
• Emosi Cewek Ditinggal Nikah Mantan, Hantam Mempelai Pria Sampai Nangis, Ending Malah Mengharukan
Petugas rumah sakit telah meminta keluarga untuk membayar sejumlah Rs 25.000 atau Rp 4,8 juta untuk biaya masuk dan perawatannya.
Setelah pria tua itu dinyatakan positif Covid-19 pada Selasa sore, rumah sakit menagih uang seharga Rs 1,5 lakh.
"Rumah sakit menagih kami Rs 1,5 lakh dan kami diizinkan pergi hanya setelah membersihkannya. Kami membayar jumlahnya dan pergi ke rumah sakit pemerintah di Malleswaram," ujar kerabat pasien.
"Paman saya menunggu di ambulans selama hampir tiga jam ketika kami tawar-menawar agar dia diterima."
"Dia mulai berdarah dari hidungnya, tetapi rumah sakit hanya memberi kami kapas," kata saudara itu.