Puluhan Calon Mahasiswa Antre di Klinik Gresik Demi Surat Bebas Corona, Peserta: Harap-harap Cemas
Warga Manyar ini harap-harap cemas karena menunggu dipanggil untuk mengikuti rapid test.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNGRESIK.COM, GRESIK - Dira Alvina hanya bisa menunggu sambil berdiri di halaman parkir sepeda motor.
Warga Manyar ini harap-harap cemas karena menunggu dipanggil untuk mengikuti rapid test.
Dira tidak sendiri, sejak pagi, remaja 18 tahun ini harus rela antre bersama puluhan calon mahasiswa di sebuah laboratorium klinik di jalan Panglima Sudirman, Kecamatan Gresik.
• 3 Puskesmas di Gresik Layani Rapid Test Bagi Calon Mahasiswa Baru, Gratis dan Syaratnya Gampang!
• Ketua DPRD Gresik Telfon Kadinkes Saat Sidak di Antrean Rapid Test Calon Mahasiswa
• Rumah Warga di Gresik yang Nyaris Roboh Akhirnya Dapat Bantuan dari Amil Zakat
Hasil rapid tes menjadi salah satu syarat untuk mengikuti tes Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya.
"Sudah jam 7 tadi antri, ini habis ngisi data diri menunggu dipanggil," kata Dira panggilan akranya, Jumat (3/7/2020).
Dirra mengaku, usai melihat berita bahwa Pemerintah Kota Surabaya mewajibkan membawa hasil rapid test non reaktif untuk ikut UTBK. Dia langsung menuju laboratorium klinik ini.
"Katanya di puskesmas tidak menerima," terangnya.
Hal yang sama juga dialami Catur Nugraha, remaja kelahiran 2001 ini terlihat bingung. Sebab, dia tidak enak badan untuk mengikuti rapid test mandiri.
Jika hasilnya reaktif, impiannya meneruskan ke pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi bisa sirna.
"Ini sudah bawa uang Rp 300 ribu dari rumah. Buat rapid test. Jaga-jaga kalau kurang," kata dia.
Dia hanya bisa minum air mineral agar kondisi badannya fit saat dilakukan rapid test oleh tenaga medis.
Pantauan di lapangan, laboratorium klinik itu dibanjiri oleh para siswa dan siswi yang baru saja lulus sekolah kemudian akan mengikuti tes di perguruan tinggi.
Bahkan mereka rela antri sampai duduk di trotoar bahu jalan raya.