Liburan Sambil Berkebun di Agrowisata Petik Jeruk Pamekasan, Murah Meriah, Cukup Bayar Rp 10 Ribu
Kini bila ingin wisata memetik buah jeruk tak melulu ke Malang. Di Pamekasan juga tersedia di Agrowisata Petik Jeruk Desa Samiran.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Adi Sasono
TRIBUNMADURA.CO, PAMEKASAN - Warga Kabupaten Pamekasan, Madura, kini tak perlu jauh-jauh lagi pergi ke Kabupaten Malang untuk dapat merasakan serunya memetik buah jeruk langsung dari pohonnya.
Sebab, di Desa Samiran, Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan, kini terdapat 'Agrowisata Petik Jeruk'.
Kebun jeruk yang berada di Dusun Kalimati ini, terdapat empat kebun.
Jumlah pohonnya mencapai ratusan dengan buah yang sangat lebat.
• Dokter RSJ Menur Surabaya Wafat Terkena Covid-19, Rawat Pasien Corona & Gugur Pasca 15 Hari Dirawat
Pengelola Agrowisata Kebun Jeruk Desa Samiran, Ani mengatakan, setiap hari Minggu atau hari libur panjang, kebun jeruk miliknya selalu ramai didatangi pengunjung.
Pengunjung yang datang kata dia masih berasal dari empat kabupaten di Madura.
Meliputi Kabupaten Sumenep, Pamekasan, Sampang dan Bangkalan.
Menurut Ani, yang membuat pengunjung tertarik untuk datang ke wisata kebun jeruk miliknya ini saat melakukan swafoto dengan buah jeruk yang lebat dan berwarna kuning.
• Sejoli Nekat Ngebut Nikah, Tragedi Ranjang Kuak Kondisi Asli Istri, Suami Syok Baca Catatan Medis
• Arsy Iri Lagu Aurel Hermansyah Trending No 1 di YouTube, Ashanty Tak Suka: Berambisi Boleh
"Kalau hari-hari biasanya yang datang hanya puluhan pengunjung saja," kata Ani kepada TribunJatim.com saat ditemui di kebun jeruknya, Minggu (12/7/2020).
Ani menceritakan, kisaran delapan tahun dirinya merawat ratusan pohon jeruk ini.
Awalnya, dia berniat menanam ratusan pohon jeruk itu untuk kebutuhan berdagang saja di pasar.
Namun, semakin lebatnya buah jeruk yang tumbuh setiap tahunnya, ia bersama warga setempat berinisiatif untuk menjadikan kebun jeruk miliknya tersebut menjadi Agrowisata Petik Jeruk.
• Viral Video Mobil Dinas Wapres Maruf Amin Diisi BBM dari Jeriken, Kepala Setwapres: Bukan Kehabisan
"Pertamanya tidak dikelola untuk wisata, hanya untuk keperluan dijual berdagang di pasar. Namun dua tahun terakhir ini kami berinisiasi untuk dijadikan Agrowisata," ujarnya.
Bagi pengunjung yang ingin merasakan memetik buah jeruk di Agrowisata Petik Jeruk Desa Samiran ini cukup membayar karcis masuk sebesar Rp 10 ribu saja untuk orang dewasa, dan Rp 5 ribu untuk anak-anak.
Dengan membayar uang sejumlah itu, pengunjung sudah bisa merasakan serunya memetik buah jeruk dari pohonnya dan makan sepuasnya di kebun jeruk.
"Kalau misal pengunjung ingin membawa pulang jeruknya, ya kami timbang. Per kilo itu cukup membayar seharga Rp 10 - 15 ribu. Bergantung banyaknya jeruk," urainya.
• Anjing Shih Tzu Milik Warga Surabaya Hilang, Pemilik Nangis Terlanjur Sayang, Kerabat Ungkap Fakta
Pohon jeruk yang ditanam Ani ini, berjenis jeruk keprok siam madu.
Kata dia, masa panen jeruk yang bisa dipetik oleh pengunjung, biasanya pada bulan Juni, Juli hingga Agustus.
Dalam setahun, diakui Ani, hanya bisa panen satu kali.
“Kalau musim sedang bagus dan perawatan maksimal bisa panen dua kali dalam setahunnya, biasanya akhir tahun ini juga panen,” ungkapnya.
• Ketahui Cara Memproteksi Anak dari Sasaran Predator Kata Direktur SCCC, Peran Keluarga Penting
Setiap hari, Agrowisata Petik Jeruk Desa Samiran ini buka pukul 08.00 - 16.00 WIB
Pengunjung Agrowisata Petik Jeruk Desa Samiran, Fathiyatul mengatakan, ia jauh-jauh datang dari Kabupaten Sumenep karena penasaran ingin merasakan serunya petik buah jeruk langsung dari pohonnya.
Dia datang ke kebun jeruk ini bersama keluarganya untuk melepas penat setelah lama tidak liburan sejak adanya wabah Covid-19.
Perempuan yang akrab disapa Fathiya itu mengaku senang berwisata di Agrowisata Petik Jeruk Desa Samiran ini.
Sebab, kata dia selain tiket masuknya murah, buah jeruknya juga sangat manis.
"Kalau penilaian saya tempat wisata ini sangat bagus untuk terus dikembangkan. Jadi biar gak jauh-jauh ke Malang kalau mau merasakan metik jeruk dari pohonnya langsung, ya cukup ke sini," katanya sembari tersenyum.
Penulis: Kuswanto Ferdian
Editor: Arie Noer Rachmawati