Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ngaku Kiai, Pegawai Desa di Pasuruan Tipu Nenek-nenek di Batu, Surban dan Koin Jadi Andalan Pelaku

Seorang kiai palsu dari Pasuruan beraksi. Kiai palsu itu beraksi di Batu. Simak selengkapnya!

Penulis: Benni Indo | Editor: Januar
TribunJatim.com/Benni Indo
Pegawai desa di Pasuruan ngaku sebagai kiai 

Seorang kiai palsu dari Pasuruan beraksi. Kiai palsu itu beraksi di Batu. Simak selengkapnya!

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Didik M Fauji, bersama dua orang rekannya yakni M Ali dan M Salam diringkus Satuan Reserse Kriminal Polres Batu.

Mereka diringkus karena kasus penipuan, melanggar KUHP Pasal 378 yang ancaman pidananya maksimal empat tahun.

Beberapa waktu yang lalu, Didik dan dua rekannya melakukan perjalanan ke Batu dengan mobil Ertiga hasil menyewa.

Mereka menyewa mobil senilai Rp 1.050.000 dari sebuah tempat persewaan di Kabupaten Pasuruan.

Dalam perjalanan itu, ketiga orang ini mengenakan pakain sorban laiknya seorang tokoh agama.

Sarung putih, dan songkok juga putih. Mereka kemudian tiba di Kelurahan Sisir, Kota Batu.

Siasat Licik Pria Gresik Perdayai ABG Gresik hingga Dinodainya, Foto Facebook Jadi Andalan

Mobil ditepikan, dan mata mereka mengawasi orang-orang yang sekiranya mudah ditarget.

Siang itu, seorang nenek berusia 80 tahun menjadi target mereka.

Salam turun dari mobil menghampiri nenek berinisial D yang baru saja belanja.

Ia berpura-pura menanyakan jalan menuju ke arah Pasar Besar.

Dilihat Salam, ada dua cincin emas seberat sekitar 5 gram pada masing-masing cincin.

Dengan tipu dayanya, Salam tidak hanya menanyakan arah jalan, tapi juga menggiring korban ke arah mobil.

Di sana, korban berkomunukasi dengan Didik.

Sedangkan Ali berperan sebagai sopir. Didik yang sejatinya bekerja sebagai Kepala Urusan Umum sebuah kantor desa di Kabupaten Pasuruan mengaku-aku sebagai kiai kepada korban. 

Dengaan pakaian yang serba putih, Didik pun meyakinkan korban kalau doa-doanya bisa segera dikabulkan.

Tanpa sadar, korban terperdaya hingga akhirnya mau menyerahkan dua cincin emasnya kepada Didik.

Korban menyerahkan cincin miliknya itu dengan cara dibungkus uang Rp 2000 dan tisu. 

Didik menerimanya, kemudian mengganti cincin itu dengan bungkusan lainn yang berisi dua koin.

Bungkusan koin itu telah disiapkan sebelumnya.

Kapolres Batu AKBP Harviadhi Agung Prathama menerangkan, setelah menukar cincin dengan uang koin, Didik menginstruksikan kepada korban untuk membuka bungkusan di rumah.

Lalu merendam bungkusan dengan air yang akan diminum.

Dengan cara seperti itu, Didik mengibuli korban bahwa doa-doanya akan segera dikabulkan.

"Pelaku mendoakan korban, semoga bisa berangkat ke tanah suci dan terkabul doa-doanya. Korban diminta untuk menyerahkan barang yang ada keringatnya," kata Harvi, Senin (13/7/2020).

Korban baru sadar setelah tiba di rumah. Saat bungkusan dibuka, ternyata isinya adalah dua koin senilai Rp 100.

Cincinnya pun raib. Merasa tertipu, korban pun melapor ke Polres Batu pada 7 Juli 2020.

"Kami berhasil amankan para pelaku pada 9 Juli 2020 di Kabupaten Pasuruan," kata Harvi.

Berdasarkan keterangan Satreskim Polres Batu, kasus dapat diungkap tanggal 9 Juli melalui serangkaian penyelidikan dan rekaman CCTV. Ternyata para pelaku tidak sekali saja melakukan aksinya, melainkan sudaah tiga kali.

Pengakuan sebanyak tiga kali itu diungkapkan Didik.

Sejauh pengakuannya, ia beraksi di Kota Batu saja.

Pertama di Pasar Batu, kedua gagal, dan yang ketiga di Kelurahan Sisir.

"Saya mencontoh rekan saya yang tertangkap di Malang," ujar Didik menjelaskan motif aksinya.

Didik mengatakan, ia membutuhkan uang untuk membiayai sekolah anaknya yang masuk SD.

Katanya, pendapatan sebagai pegawai desa tidak mencukupi untuk kebutuhan hidupnya.

"Saya Kaur Umum sudah tujuh tahun. Butuh uang untuk sekolah anak saya yang masuk SD," katanya.

Dari hasil kejahatannya tersebut, Didik dan rekan-rekannya mendapatkan uang Rp 4.1 juta. Uang itu dibagi rata dengan rekan-rekannya dan menbayar uang sewa mobil.

Polres Batu masih mendalami kasus ini untuk membongkar kemungkinan aksi-aksi Didik di tempat lain. Namun sejauh ini, komplotan yang diamankan ini mengaku melakukan aksinya hanya di Batu. Batu dipilih karena jauh dari Kabupaten Pasuruan. (Benni Indo)

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved