Virus Corona di Surabaya
Thermo Gun Aman Bagi Tubuh Manusia di Kondisi Pandemi Covid-19, ini Penjelasan Pakar Fisika Unair
Beredar thermo gun tak aman bagi tubuh dibantah Pakar Fisika Unair. Berikut penjelasannya.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Adanya pendapat alat ukur thermo gun yang digunakan dalam pengukuran temperatur suhu badan manusia dalam kondisi pandemi Covid-19 ini berbahaya untuk kesehatan dan berakibat buruk pada kerusakan otak dibantah oleh Herri Trilaksana MSi PhD, Staf pengajar di Departemen Fisika Universitas Airlangga.
Hal ini karena alat ukur thermo gun adalah alat ukur yang secara aktif menerima radiasi infra merah yang dipancarkan oleh obyek.
"Alat thermo gun bukanlah alat ukur yang memancarkan radiasi ke obyek yang akan diukur lalu menerima pantulan radiasi yang dipancarkan kembali dari obyek," paparnya.
• Rekomendasi Kuliner Sambelan, Ada Penyet Iwak Pe hingga Nasi Babat Madura, Pecinta Pedas Wajib Coba!
Sensor di dalam alat ukur thermo gun memiliki bagian yang dinamakan thermopile yang berfungsi untuk menangkap radiasi infra red (IR) dari obyek yang ada di depannya, lalu mengubahnya menjadi panas.
"Panas yang dihasilkan ini akan diubah menjadi tegangan listrik sehingga dapat menampilkan pada layar (display)," urainya.
Panas yang terukur inilah yang digunakan sebagai temperatur dari obyek yang diukur. Sehingga sensor IR berupa thermopile inilah yang merupakan bagian terpenting dalam thermos gun.
• Drama Istri Hamil Kaget Hadiri Resepsi Suami Sendiri, Nikah Ditunda Polisi Turun, Keluarga Malu
• VIRAL Orang Keji Bakar Anak Kucing Hidup-hidup, Suara Terakhir Pilu, Rp34 Juta Bagi Penangkap Pelaku
"Analogi yang sama terjadi pada indera mata atau telinga manusia. Mata dan telinga adalah indra yang menangkap rangsang dari lingkungan, bukan memancarkan sinyal tertentu ke lingkungan lalu menangkap pantulannya," lanjutnya.
Dalam hal ini indra mata manusia menangkap cahaya atau foton yang datang dan masuk ke retina mata manusia, sehingga manusia dapat melihat obyek yang ada di depan matanya.
"Lalu cahaya apa yang terlihat menyala pada alat thermo gun saat alat tersebut diaktifkan? Untuk alat ukur thermo gun dengan jangkauan yang tidak jauh, maka itu adalah berkas sinar LED koheren yang digunakan untuk membidik daerah yang akan diukur temperatur nya," paparnya.
• Masyarakat Jatim Diminta Kapolda Tak Euforia Rayakan Idul Adha, Imbau Manfaatkan Silaturahmi Virtual
Tetapi untuk thermo gun yang memiliki jangkauan obyek yang jauh, biasanya dilengkapi dengan sebuah titik atau laser spot seperti yang terdapat pada alat penunjuk atau laser pointer.
"Jadi dia hanya digunakan untuk menginformasikan kepada kita sebagai pengguna bahwa daerah yang akan diukur adalah daerah yang ditunjuk oleh spot cahaya tersebut," tegasnya.
Untuk cahaya LED, intensitas cahaya ini kecil dan tidak berbahaya bagi manusia. Akan tetapi untuk cahaya laser, hal ini berbahaya untuk mata manusia karena intesitasnya biasanya lebih tinggi.
• Hewan Kurban Tak Tularkan Covid-19 ke Manusia, ini Kata Pakar Beserta Tips Terhindar Sebaran Virus
Kemudian terkait pendapat thermo gun itu sebenarnya digunakan untuk mengukur mesin, reaktor, dan benda-benda teknik yang bertemperatur tinggi, sehingga sebenarnya tidak aman bila digunakan untuk mengukur temperatur tubuh manusia. Herri mengungkapkan hal ini tidak benar.
"Jika melihat pada cara kerja thermopile pada thermo gun, maka akan mengerti bahwa rentang gelombang IR yang dapat diconvert (diubah) menjadi panas oleh thermo gun adalah sangat panjang. Artinya dia dapat bekerja untuk mengukur suhu tubuh manusia, tetapi juga dapat digunakan untuk mengukur besi yang membara," lanjutnya.
Ketelitian thermopile dalam mengonversi gelombang IR menjadi panas inilah yang menjadikan alat ukur thermo gun ini memiliki ketelitian yang tinggi dan jangkauan pengukuran suhu lebar.
Berbeda dengan termometer zat cair dengan bahan aktif alkohol maupun raksa.
• UPDATE CORONA di Jember Rabu 22 Juli, Positif Covid-19 Tambah 12 Orang, Terbanyak Puskesmas Ajung
Penulis: Sulvi Sofiana
Editor: Arie Noer Rachmawati