Pria Tulungagung Tewas di Tangan Anak
Sambil Menangis, Pria Tulungagung Pangku Sang Ayah yang Tewas di Tangannya
Anggota Unit Inafis Polres Tulungagung selesai melakukan olah TKP pria diduga dibunuh anak kandung sendiri di Desa Banjarejo Tulungagung.
Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Anggota Unit Inafis Polres Tulungagung selesai melakukan olah TKP dugaan pembunuhan di Dusun Tutul, Desa Banjarejo, Kecamatan Rejotangan, Tulungagung, Kamis (23/7/2020).
Korban atas nama Tumiran (80) dievakuasi ke Instalasi Pemulasaraan Jenazah (IPJ) RSUD dr Iskak Tulungagung.
Kapolsek Rejotangan, Iptu Hery Purwanto mengungkapkan, terduga pelaku, Imam Basori (30) sempat memangku korban.
Imam adalah anak Tumiran yang mengalami gangguan kejiwaan.
"Terduga pelaku sempat memangku ayahnya sambil menangis," ujar Iptu Hery Purwanto.
Sementara dari hasil olah TKP, ditemukan sejumlah luka di tubuh korban.
Antara lain luka bacok di tangan kiri.
• BREAKING NEWS: Pria Tulungagung Tewas di Pekarangan Rumah, Diduga Dibunuh Anak Kandung
• Tulungagung Masuk Zona Kuning Covid-19, Bupati Maryoto Birowo Minta Warga Ikut Awasi Pendatang
Tulang hidung korban juga patah.
Luka ini diduga karena pukulan balok kayu.
Polisi juga menemukan bercak darah di tangga rumah korban.

Dari bercak darah ini, korban diyakini dibenturkan kepalanya.
"Kami juga temukan batako dengan bercak darah," sambung Iptu Hery Purwanto.
Polisi menyita sabit, batako dengan bercak darah, dan balok kayu sebagai barang bukti.
• Tidak Bisa Melepas Cincin, Warga Tulungagung ini Datangi Petugas Pemadam Kebakaran
• Satpol PP Gerebek 4 Orang Asyik Pesta Miras di Taman Alun-alun Kota Kediri, Dua di Antaranya Remaja
Sementara Imam dibawa ke Polsek Rejotangan.
Imam selama ini tinggal berdua dengan ayahnya.
Untuk kebutuhan makan, Imam biasa minta ke ibunya, Mursini yang tinggal terpisah.
Sering kali warga sekitar dan pemerintah desa setempat juga memberi makanan.
• Bupati Malang dan Ketua Dewan Tanggapi soal Polemik Petani Jeruk dengan Pemerintah Desa Selorejo
Sekitar pukul 02.00 WIB, warga sempat mendengar teriakan Tumiran.
"Warga sudah biasa mendengar teriakan korban setiap hari. Makanya juga tidak ada yang curiga," pungkas Iptu Hery Purwanto.
Editor: Dwi Prastika