Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kunjungi Bawean, Wabup Qosim Eksplor Wisata Baru Beto Cellong, Pantainya Alami Tak Kalah dengan Bali

Wakil Bupati (Wabup) Gresik, Mohammad Qosim dalam agendanya ke pulau putri, sebutan lain untuk Bawean, berkesempatan mengunjungi wisata Beto Cellong

Editor: Januar
Istimewa/ TribunJatim.com
Wabup Qosim saat mengunjungi Beto Cellong bersama rombongan 

TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Bawean merupakan satu di antara spot wisata di Gresik yang memiliki keindahan alam luar biasa.

Bahkan, mantan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo pernah menyebut Pulau Bawean sebagai Bali-nya Jawa Timur.

Keindahan pemandangan alam di laut pulau terluar Kabupaten Gresik ini memang menawan.

Begitu pula yang terlihat di wisata baru Betu Cellong.

Wakil Bupati (Wabup) Gresik, Mohammad Qosim dalam agendanya ke pulau putri, sebutan lain untuk Bawean, berkesempatan mengunjungi wisata yang berlokasi di Dusun Pajinggahan, Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak, Jumat (24/7/2020) sore.

Didampingi jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Tambak, rombongan wakil bupati tersebut menyusuri gang kecil di antara rumah-rumah warga dan pepohonan.

Kurang lebih satu kilometer dari jalan raya, Mohammad Qosim beserta rombongan akhirnya turun dari kendaraan.

Beberapa sepeda motor dikerahkan untuk menjemput rombongan menyusuri jalan setapak menuju lokasi wisata yang baru dibangun sekitar 4 bulan.

Suara deburan ombak bercampur angin pantai menyertai langkah kaki para pengunjung ke Wisata Beto Cellong.

Masih alami dan ala kadarnya.

Pak Qosim, sapaannya diminta meresmikan wisata yang ditandai dengan potong tumpeng dan penandatanganan prasasti sekaligus peluncuran wisata tangguh.

"Saya optimis ke depan Bawean ini akan lebih optimal dibandingkan Bali, Lombok atau lainnya. Pemerintah dengan political willnya akan membantu untuk mendorong semua ini," kata Mohammad Qosim.

Seperti yang sudah dilakukan Pemkab Gresik saat ini.

Melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) terus memberikan perhatian dengan melakukan pendampingan, serta membentuk kelompok-kelompok sadar wisata (Pokdarwis).

Tidak hanya itu. Pihaknya secara bertahap juga melakukan perbaikan dari berbagai infrastruktur seperti sarana transportasi.

Terutama pada jalur udara harus segera ada perpanjangan run way ke depannya, sehingga pesawat berkapasitas besar bisa mendarat untuk memudahkan akses wisatawan domestik maupun mancanegara.

Untuk wisata Beto Cellong, lanjut Mohammad Qosim, jalan menuju lokasi harus ditata lebih baik dan bagus. Jika dibiarkan masih berbentuk tanah dengan medan naik-turun akan sangat membahayakan pengunjung wisata, khususnya pada saat musim hujan.

"Pak Kades (kepala desa), tolong hal tersebut dipikirkan. Pak Sobirin, mas Piter dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (mereka) agar dibimbing," harapnya.

Selain itu, pemerintah desa setempat harus menindaklanjuti dengan membuat peraturan desa (perdes). Dalam regulasi ini bisa dilengkapi terkait aturan penganggaran, serta besaran tarif pengunjung.

Kemudian bisa dilengkapi dengan aneka kuliner atau oleh-oleh khas Bawean, serta menciptakan beberapa spot foto yang menarik, memperbanyak fasilitas bermain anak-anak. Bahkan, jika perlu ditambah dengan area nongkrong atau joglo untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan.

"Saya pesan jangan rusak objek wisata alam ini, tapi kelola dengan baik dan maksimal," pungkasnya.

Kades Tanjungori, Nurahli mengatakan, lahirnya wisata Betu Cellong ini karena kepedulian masyarakat setempat. Untuk sementara ini, masyarakat swadaya untuk membangun wisata tersebut.

"Insya allah tahun depan baru akan dialokasikan anggaran dari APBDes, dan salah satu prioritasnya adalah infrastruktur seperti jalan menuju ke lokasi wisata," tandasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved