Virus Corona di Surabaya
Kisah Ibu Hamil di Surabaya saat Pandemi Melanda, Terjaga hingga Tengah Malam Demi Daftar Antrean RS
Masa hamil sampai persalinan di masa pandemi Covid-19 dilewati Meirita Muktiana, pegawai swasta, dengan lancar.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Masa hamil sampai persalinan di masa pandemi Covid-19 dilewati Meirita Muktiana, pegawai swasta, dengan lancar.
Ia belum lama melahirkan anak keduanya, tepatnya Jumat (10/7/2020) di rumah sakit di kawasan Ketabang, Surabaya.
"Alhamdulillah semuanya lancar. Nanti katanya bayi tetap bisa imunisasi di puskesmas," katanya kepada TribunJatim.com, Minggu (26/7/2020).
• Pembelajaran Daring Siswa PAUD-TK Kata Pakar Tak Efektif, Inilah 3 Contoh Pola yang Bisa Diterapkan
Memasuki kehamilan bulan kedelapan, ibu dua anak ini sudah seminggu sekali melakukan kontrol di rumah sakit.
Setelah sebelumnya sebulan sekali dilakukan di klinik dan puskesmas.
Berbeda dengan situasi normal, selama pandemi, tidak mudah untuk mendapatkan nomor antrean RS.
• Viral Cerita Mahasiswi Semester 3 Hamil Anak Kembar Ditinggal Pacar: Aku Mutusin Bakal Rawat Anakku
• Polisi Bongkar Aliran Dana Yodi Prabowo Tes HIV di RSCM, Diduga Penyebab Depresi hingga Bunuh Diri
Ia dan suami harus cepat-cepat berebut dengan ibu hamil yang lain karena adanya pembatasan pasien.
"Kalau sebelum pandemi, kontrol bisa setiap saat. Karena ada pandemi, jadi dibatasi nomor antreannya. Jadi ada kemungkinan pasien nggak diterima," katanya.
Ia sendiri melakukan pendaftaran daring yang dalam hitungan menit saja, jika terlambat klik, bisa kehabisan nomor.
• Kasus Kontak Erat Pasien Covid-19 di Jember Melonjak, Tembus 2.718 Orang, Langsung Jalani Tes Swab
"Kadang nggak sampai 15 menit sudah habis. Kalau mau daftar, setiap jam 12 malam saya langsung siap dengan ponsel, cepet-cepetan. Ada juga yang nunggu sampai beberapa jam di rumah sakit untuk dapat nomor antrean," urai Meirita.
Menjelang hari perkiraan lahir (HPL), Meirita melakukan rapid test di laboratorium kawasan Pacar Keling Surabaya.
Ini syarat untuk proses melahirkan. "Rencananya normal, ternyata keadaan nggak memungkinkan. Akhirnya hari Kamis (9/7) kontrol terakhir, kemudian rapid. Jumat langsung tindakan," ungkapnya.
• Perjuangan Guru TK di Surabaya Beri Materi saat Pandemi, Rela Mengajar Door to Door ke Rumah Murid
Terkait rapid test, ia mengaku, pernah was-was sampai jatuh sakit dan imun turun.
"Soalnya takut sendiri. Kalau misalnya rapid, terus reaktif, itu langsung was-was. Sempat ngedrop sampai badan meriang. Ternyata ini cuman kepikiran aja. Setelah itu saya dan suami mencoba untuk lebih tenang," tandas Meirita, yang bersyukur akhirnya kelahiran buah hatinya berjenis kelamin perempuan dengan BB 3.265 kg berjalan normal.
Selama hamil, Meirita mengaku tak ngidam aneh-aneh.
• Warga Pulau Bawean Gresik Terima BPNT Cuma Isi Beras dan Kacang, MUI Soroti, Perlu Evaluasi Total