Hidup Wanita Terdampar Bareng 31 Pria di Pulau, Rahasia Si 'Ratu' Terkuak, Saling Bunuh Endingnya
Inilah kehidupan wanita yang bertahun-tahun terdampar sendiri di pulau bersama 31 pria lain, ia pun awalnya dijadikan 'Ratu' hingga berakhir miris.
Tahun 1899, orang-orang Spanyol menjualnya ke Jerman kemudian ke Jepang setelah Perang Dunia I.
Pemerintah Jepang merenovasi pulau itu lalu mengirim seorang pria bernama Kikuichiro Higa, untuk mengawasi 45 pekerja di perkebunan itu.
• Kerja di Luar Kota dan Istri Hamil, Pria Ini Pilih Setubuhi Anjing, Curhatnya Viral: Menikmati Gitu
Dia juga mengajak seorang wakil bernama Shoichi Higa, dan istri mudanya Kazuko Higa.
Tak lama setelah Perang Dunia II pecah, pulau Anatahan tetap aman dan terbuka, tapi Shoichi khawatir tentang keselamatan saudara perempuannya yang tinggal di pulau lain bernama Saipan.
Dia memutuskan untuk meninggalkan pulau itu untuk mencari saudarinya.
Sedangkan para pekerja mereka kembali ke Jepang.
Shoichi berjanji pada istrinya Kazuko bahwa dia akan segera kembali, tapi sejak saat itu tak pernah terdengar kabar darinya.
• Heboh Sejoli Berduaan di Hotel Jadi Tontonan, Aksi Wanita di Jendela Terlihat, Teledor Berujung Malu
Mengira suaminnya telah meninggal, dia memutuskan untuk menjadi istri Tuan Kikuichiro, bos dari suaminya.
Hanya beberapa waktu kemudian pasangan itu mendapat teror bom dan harus melarikan diri ke hutan.
Pada Juni 1944 Angkatan Udara AS, menembak jatuh tiga kapal perang Jepang di lepas pantai Anatahan. 31 marinir Jepang yang selamat berenang ke darat dibantu Tuan Kikuichiro dan istrinya Kazuko.
Perang tidak memengaruhi pulau itu, jadi mereka hidup damai selama bertahun-tahun dengan cadangan hasil bumi di pulau itu.
Tentara juga mengambil senjata dari kecelakaan pesawat, mengambil baja untuk membuat panci dan wajan, dan memotong payung untuk membuat pakaian.

Ketika tentara Jepang menyerah pada Agustus 1945, pesawat-pesawat Amerika menyebarkan selebaran di Pulau Anatahan mengatakan bahwa perang telah berakhir tetapi 31 tentara tidak percaya, masih bertekad untuk tetap di pulau itu.
Semua normal sampai tahun 1946, Tuan Kikuichiro menjadi sakit parah, dan meninggal, sehingga Kazuko menggantikan suaminya menjadi penguasa di pulau itu.
Meskipun dia tidak cantik, dia digambarkan sebagai ratu karena satu-satunya wanita di pulau itu.