Berita Terpopuler
BERITA TERPOPULER JATIM: Unjuk Rasa Tolak Radikalisme hingga 15.068 Pasien Covid-19 Jatim Sembuh
Empat berita terpopuler Jatim hari Selasa (4/8/2020). Ada massa gelar unjuk rasa tolak paham radikalisme hingga 15.068 pasien Covid-19 Jatim sembuh.
TRIBUNJATIM.COM - Beragam berita menarik yang terjadi di wilayah Jawa Timur terangkum dalam berita terpopuler Jatim hari ini, Selasa (4/8/2020).
Pada berita terpopuler Jatim hari ini dibuka dengan aksi unjuk rasa yang dilakukan di depan kantor DPRD.
Massa menggelar aksi unjuk rasa tersebut dalam rangka menolak paham radikalisme di Tulungagung.
Selanjutnya, pada hari Senin (3/8/2020), total pasien sembuh dari Covid-19 di Jatim tembus 15.068 orang.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, total pasien sembuh tersebut setara 66,97 persen dari total pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Jawa Timur.
Ingin tahu berita selengkapnya, berikut berita terpopuler Jatim hari ini, Selasa (4/8/2020) yang dirangkum TribunJatim.com untuk Anda:
1. Tolak Paham Radikalisme di Tulungagung, Massa Gelar Aksi Unjuk Rasa di Depan Kantor DPRD

Massa melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Tulungagung, Senin (3/8/2020).
Mereka berasal dari 28 elemen masyarakat yang ada di Kabupaten Tulungagung, dan bergabung dalam Aliansi Masyarakat Anti Radikalisme, Komunisme dan Terorisme (AMAR).
Massa mengusung isu penolakan paham radikalisme dan komunisme di Tulungagung.
Mereka bergerak dari berbagai wilayah, sebelum akhirnya berkumpul di Kantor DPRD Tulungagung.
• Hadir di Pelantikan Aliansi Dosen Nahada, Walikota Malang Titip Pesan: Tangkal Radikalisme di Kampus
• Jaksa Masuk Sekolah Edukasi Siswa Surabaya Soal Bahaya Radikalisme hingga Pencegahan Covid-19
Menurut juru bicara AMAR, Maliki Nusantara, aksi ini sebegai bentuk antisipasi berkembangnya radikalisme di Tulungagung.
Sebab sebelumnya pernah ada pelaku teror yang singgah di Tulungagung.
Bahkan saat itu Densus 88 Mabes Polri melakukan penembakan teroris di simpang empat rumah sakit lama Tulungagung.
"Berbekal data-data yang ada, kami mengumpulkan, kami melakukan aksi menolak radikalisme," ujar Malik.