182 Destinasi Wisata Jawa Timur Sudah Dibuka, Wisata Alam dan Wisata Buatan Favorit Masyarakat
182 destinasi dari 969 obyek wisata Jawa Timur dibuka. Disbudpar Jatim beber presentase pembukaan sekitar 20 persen dengan 351.247 kunjungan wisata.
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sektor pariwisata Jawa Timur mulai pulih dengan dibukanya kembali 182 destinasi dari 969 obyek wisata.
Ratusan destinasi wisata tersebut berada di 19 kota/kabupaten di Jawa Timur.
Diantaranya Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, Kota Batu dan Pacitan.
• BERITA TERPOPULER SELEB: Abidzar Putra Ustaz Uje Merokok hingga Lagu Di Sepertiga Malam Rey Mbayang
• VIRAL TERPOPULER: Suami Bunuh Istri karena Nafkah Rp 2 M hingga Kakek Salat Id Pakai Seragam SMA
Data Disbudpar Jatim per tanggal 4 agustus 2020 tersebut menunjukan tren pariwisata saat ini mulai bangkit. Presentase pembukaan sekitar 20 persen dengan jumlah 351.247 kunjungan wisatawan.
"Memang baru ditahap 20 persen lah ya, kurang dari 20 persen yang siap dibuka. Perlahan mulai ada geliat ekonomi di sektor pariwisata. Cuma Belum kembali pulih," kata Sekertaris Disbudpar Jatim Bagus Sasmito melalui telpon, Selasa (4/8/2020).
Bagus menilai, masyarakat masih khawatir dan lebih selektif untuk berlibur. Di samping itu, sebagian masyarakat juga mulai mengunjungi tempat-tempat wisata seperti wisata alam, buatan dan pantai.
• Emosi Janda 3 Anak Tak Kunjung Nikah, Rp 237 Juta Telanjur Melayang, Ending Kisah di Pengadilan
• Hampir Bersamaan, Aksi Penjambretan Terjadi di 3 Lokasi Berbeda di Surabaya, Korban Ada yang Lansia
"Paling banyak diminati wisata alam, wisata buatan juga lumayan seperti Jatim Park dan Cimory kalau weekend sudah lumayan kunjungan wisatanya. Memang waktu weekday kunjungan tidak normal seperti dulu," kata Bagus.
Untuk atraksi wisata yang dapat mengundang kerumunan sementara diimbau tidak digelar. Sebab terjadinya kerumunan masyarakat dapat mengundang resiko penularan Covid-19.
Pihaknya tidak ingin kecolongan cluster baru di tempat pariwisata. Oleh karenanya, pembukaan destinasi wisata harus mengutamakan kelengkapan protokol kesehatan dan terus melakukan evaluasi penerapannya.
Terpenting, lanjut Bagus, pelaku pariwisata dan masyarakat sebagai wisatawan harus mematuhi protokol kesehatan. Sehingga tidak hanya menikmati keindahan maupun wahana di tempat wisata tetapi juga bisa berwisata dengan sehat, aman dan tetap menyenangkan.
"Pemerintah terus bekerja sama dengan asosiasi, pelaku usaha, apa yang kira-kira bisa kami kalaborasikan untuk kembali menumbuhkan pariwisata," tutup Bagus.
Penulis: Nur Ika Anisa
Editor: Heftys Suud