Dinsos Jatim Perkuat Jaringan dengan Pengusaha yang Menyerap Tenaga Kerja Penyandang Disabilitas
Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur terus mengawal pembekalan skill dan pemberdayaan difabel atau disabilitas usia produktif.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Pipin Tri Anjani
Terutama karena adanya pandemi covid-19 terbukti terut berdampak pada usaha ini. Sebelum pandemi tenaga kerja disabilitas yang ada di sini 18 orang, namun setelah pandemi berkurang jadi 12 orang saja.
"Kami tentunya akan ikut membantu bagaimana usaha ini lebih berkembang sehingga bisa merekrut adik-adik yang telah kita bina di UPT kami. Harapannya mereka bisa terus produktif, agar pelatihan yang kita telah berikan selama dua tahun di UPT bisa bermanfaat bagi mereka, dan mereka," tegas Alwi.
Selain itu Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur terus menjajaki upaya kerjasama dengan perusahaan yang bisa merekrut tenaga kerja disabiitas ke depannya.
Sebab hal tersebut terbukti bisa memberikan multiplier effect khususnya dari segi ekonomi baik bagi pekerja dengan disabilitas maupun bagi pengusaha.
Sementara itu, pemilik Batik Wistara, Ariyono Setiawan mengatakan mengatakan bahwa dalam menggandeng tenaga kerja dari kalangan disabilitas memang memiliki tantangan dan keunggulan masing-masing.
• Lima Kecamatan di Bondowoso Dilanda Kekeringan, Tiap Hari BPBD Gerojok Air Bersih Lewat Dua Truk
Pasalnya, modal yang harus dimiliki adalah kesabaran dan juga konsistensi.
"Karena mereka ini unik. Yang juga akhirnya bisa dilihat dari hasil kreasi yang mereka hasilkan, misalnya soal motif, kami di awal mengajar pola tertentu, kemudian mereka seringnya akan memberikan kreasi sendiri sesuai dengan kemampuan mereka, sehingga hasil motifnya abstrak maka kami namakan motifnya adalah motif batik jonjing," kata Ariyono Setyawan yang membuka usaha ini sejak tahun 2010 lalu ini.
Ia mengatakan saat ini yang mereka butuhkana dalah dari segi penguatan pemasaran. Sebab sejauh ini mereka berupaya sendiri untuk bisa memasarkan produk mereka.
Dan era pandemi saat ini yang dirasakana dalah berkurangnya pemasaran hasil produk.
"Jika sebelum pandemi kita bisa keluar 100 buah produk, pandemi seperti ini produk yang keluar hanya 50 seragam saja. Tapi kita juga berupaya membuat masker, selama pandemi sudah 8.000 masker yang berhasil kita pasarkan," tegasnya. (SURYA/Fatimatuz Zahroh)
Editor: Pipin Tri Anjani