Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Dinsos Jatim Perkuat Jaringan dengan Pengusaha yang Menyerap Tenaga Kerja Penyandang Disabilitas

Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur terus mengawal pembekalan skill dan pemberdayaan difabel atau disabilitas usia produktif.

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Pipin Tri Anjani
Surya/Fatimatuz Zahroh
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur Alwi melakukan kunjungan ke galeri Batik Wistara di kawasan Medokan Ayu Kota Surabaya, Selasa (10/8/2020) 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur terus mengawal pembekalan skill dan pemberdayaan difabel atau disabilitas usia produktif.

Hari ini, Selasa (10/8/2020), Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur Alwi melakukan kunjungan ke galeri Batik Wistara di kawasan Medokan Ayu Kota Surabaya.

Kunjungan itu dilakukan untuk mengawal dan mengoptimalkan pemberdayaan anak-anak disabilitas agar tetap bisa berdaya secara ekonomi dengan skill yang telah dibekalkan.

Pasalnya Batik Wistara ini menyerap tenaga kerja anak-anak usia produktif alumni dari UPT Rehabilitasi Sosial Tuna Rungu Wicara di bawah naungan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur di Kabupaten Pasuruan.

Tragedi Pernikahan Bubar Paksa Gegara Adat, Pilu Nasib Korban Kebrutalan Ormas,Saksi: Kasihan Aparat

VIRAL Ayah Bantu Anak Hias Buket Uang, Tak Sadar Dibohongi Itu Kadonya, Lihat Ending Reaksi Ayah

Total ada sebanyak 12 anak-anak tuna rungu dan tuna wicara yang telah memiliki skill yang dipekerjakan di galeri Batik Wistara ini.

Di galeri ini, anak-anak tuna rungu dan tuna wicara produktif mengkasilkan kain batik cap dan tulis (kombinasi), plus ditambah juga memproduksi masker selama masa pandemi Covid-19.

"Kami sangat mengapresiasi Batik Wistara ini yang menghargai skill dari anak-anak hasil binaan UPT kami.

Karena tujuan kami melatih mereka adalah supaya mereka yang memiliki keterbatasan bisa tetal mandiri secara ekonomi dan mengembangkan apa yang telah mereka pelajari," kata Alwi.

Nasib Pilu Karyawati di Surabaya, Diculik Mantan Pacar dan Komplotannya, Sempat Diminta Bercinta

Secara khusus Alwi meninjau langsung bagaimana para remaja usia produktif dengan keterbatasan tuna wicara maupun runa rungu membatik baik dengan metode cap maupun dengan menggunakan canting.

Tidak hanya itu, sebagian yang lain juga ada yang bertuga menjahit menggunakan mesin jahit.

Di galeri ini, per bulan mereka bisa memproduksi batik hingga 100 psc produk. Kebanyakan adalah orderan atau pesanan dari pihak swasta yang memiliki ketertarikan pada produk hasil kreasi anak-anak disabilitas.

Ditekankan Alwi bahwa memang dibutuhkan adanya sektor industri baik rumahan ataupun kelas besar yang mau menyerap tenaga kerja dari kalangan disabilitas.

Sebab dengan begitu maka upaya intervensi yang telah dilakukan pemerintah bisa berjalan berseiring dengan upaya pemberdayaan ekonomi pasca pelatihan.

Oleh sebab itu, sebagai dukungan, Alwi melalui Dinas Sosial akan mencoba memberikan dukungan dan support pada usaha yang mau menyerap tenaga kerja dari kalangan disabilitas.

VIRAL Rumah Gepeng Seharga Miliaran, Isinya Mirip Lorong Sempit? Muat 3 Kamar Mandi di Dalam

Pihaknya berencana akan menghubungkan usaha ini dengan sektor perbankan agar bisa memberikan dukungan dari segi keuangan.

Terutama karena adanya pandemi covid-19 terbukti terut berdampak pada usaha ini. Sebelum pandemi tenaga kerja disabilitas yang ada di sini 18 orang, namun setelah pandemi berkurang jadi 12 orang saja.

"Kami tentunya akan ikut membantu bagaimana usaha ini lebih berkembang sehingga bisa merekrut adik-adik yang telah kita bina di UPT kami. Harapannya mereka bisa terus produktif, agar pelatihan yang kita telah berikan selama dua tahun di UPT bisa bermanfaat bagi mereka, dan mereka," tegas Alwi.

Selain itu Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur terus menjajaki upaya kerjasama dengan perusahaan yang bisa merekrut tenaga kerja disabiitas ke depannya.

Sebab hal tersebut terbukti bisa memberikan multiplier effect khususnya dari segi ekonomi baik bagi pekerja dengan disabilitas maupun bagi pengusaha.

Sementara itu, pemilik Batik Wistara, Ariyono Setiawan mengatakan mengatakan bahwa dalam menggandeng tenaga kerja dari kalangan disabilitas memang memiliki tantangan dan keunggulan masing-masing.

Lima Kecamatan di Bondowoso Dilanda Kekeringan, Tiap Hari BPBD Gerojok Air Bersih Lewat Dua Truk

Pasalnya, modal yang harus dimiliki adalah kesabaran dan juga konsistensi.

"Karena mereka ini unik. Yang juga akhirnya bisa dilihat dari hasil kreasi yang mereka hasilkan, misalnya soal motif, kami di awal mengajar pola tertentu, kemudian mereka seringnya akan memberikan kreasi sendiri sesuai dengan kemampuan mereka, sehingga hasil motifnya abstrak maka kami namakan motifnya adalah motif batik jonjing," kata Ariyono Setyawan yang membuka usaha ini sejak tahun 2010 lalu ini.

Ia mengatakan saat ini yang mereka butuhkana dalah dari segi penguatan pemasaran. Sebab sejauh ini mereka berupaya sendiri untuk bisa memasarkan produk mereka.

Dan era pandemi saat ini yang dirasakana dalah berkurangnya pemasaran hasil produk.

"Jika sebelum pandemi kita bisa keluar 100 buah produk, pandemi seperti ini produk yang keluar hanya 50 seragam saja. Tapi kita juga berupaya membuat masker, selama pandemi sudah 8.000 masker yang berhasil kita pasarkan," tegasnya. (SURYA/Fatimatuz Zahroh)

Editor: Pipin Tri Anjani

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved