Virus Corona di Kota Batu
4 Warga Kota Batu Dirikan Tandur Pangan, Gerakan Wirausaha Sosial Bisnis di Tengah Pandemi Covid-19
Produktif di masa pandemi. 4 Warga Kota Batu dirikan Tandur Pangan. Gerakan wirausaha sosial yang berbisnis dengan asas kekeluargaan, gotong royong.
Penulis: Benni Indo | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, BATU – Kreativitas dan inovasi tidak boleh mati, meski sedang menghadapi pandemi.
Di tengah virus Corona ( Covid-19 ) kolaborasi bisa menjadi kunci untuk melahirkan solusi.
Hal itulah yang dilakukan empat orang asal Kota Batu untuk tetap produktif di masa pandemi saat ini.
Empat orang teman dari latar belakang profesi yang berbeda bertemu dan menciptakan sebuah produk.
• Dinyinyiri Pacari Bule Tua, Salmafina Sunan Akui Tak Mau Pria Muda dan Kere: Pengalaman Saja Sih
• Pasca Teror Bupati Kediri, Kapolres Kediri Pastikan Situasi Kondusif dan Terkendali
Mereka adalah Achmad Rifai, pegiat lingkungan yang memiliki keahlian meracik jamu atau herbal; kemudian aktivis perempuan bernama Yuli; seorang pengusaha kuliner, Dodik Eko Wahyudi; dan seorang penggerak pertanian purba, Rakhmad Hardianto.
Mereka memperkenalkan hasil kolaborasinya dengan nama Tandur Pangan.
Sebuah warung minum portable yang menyatu dengan sepeda motor roda tiga. Mereka menyebutkan kendaraan perintis atau rantis.
• Tim Gabungan Polres Gresik Bagi-bagi 100 Masker, Warga Bandel Dihukum Sapu Jalan dan Push Pp
• Download MP3 Ku Puja Puja Happy Asmara, Lagu Viral Tik Tok, Sungguh Ku Terpuruk Dalam Lamunan
Berbagai minuman yang berkomposisi seperti rempah-rempah dan bunga bisa didapatkan di Tandur Pangan yang terletak di Jalan Kh Agus Salim No.12, depan warung Mie Serdadu.
Hardianto menjelaskan, Tandur Pangan, meskipun bentuknya sebuah warung, namun pada dasarnya membuat rintisan konsep berkelanjutan dalam bidang pertanian organik, pengolahan dan herbalis yang berwawasan lingkungan.
“Yakni menjual buah, sayur, herbal, dan bahan masakan yang organik, sehat dan halal,” ujar Hardi, Selasa (18/8/2020).
Beberapa produk dan olahan yang siap antara lain sayur dan buah organik, pastry jambu olahan kering sayur, buah dan rempah, smoothies, juice, minuman rempah, tisane, mie sayur, mie sayur frozen dan produk pendukung lainnya.
“Tandur Pangan adalah wirausaha sosial yang berbisnis dengan asas kekeluargaan, gotong royong, koperasi, kolaborasi dan koalisi sehingga diharapkan menjadi gerakan bisnis dan gerakan sosial yang berkelanjutan,” imbuhnya.
Diterangkan Hardi, arti asas kekeluargaan yakni akur rasa satu keluarga.
Gotong-royong berarti berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, kemudian asas koperasi bahwa Tandur Pangan juga berorientasi pada manajemen keuangan, SDM, dan pemasaran yang menunjukkan keprofesionalan dalam wirausahanya.
Kolaborasi mengharmonisasikan potensi kecakapan dan produk dari penggiat perempuan, pegiat seni dan lingkungan, petani organik dan pengusaha kuliner. Sedangkan koalisi bermakna bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Achmad Rifai yang akrab disapa Berlin menjelaskan, harga minuman di Tandur Pangan mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu.
Selain bermarkas di Jalan KH Agus Salim 12, Tandur Pangan juga hadir di Drive Thru SidoMulyo, Omah Jamu Ngaglik, dan Kebun Wisata Jambu Kristal Bumiaji.
“Ini adalah sebuah gerakan untuk membangun ketahanan pangan, jadi harus diawali dengan kolaborasi,” ujarnya.
Secara khasiat, dijelaskan Berlin, minuman seperti cemplungan, tisane dan rempah sangat bermanfaat untuk kebaikkan tubuh.
Apalagi di saat pandemi seperti saat ini, minuman yang bisa memunculkan kekebalan tubuh banyak dibutuhkan orang.
“Misal, Tisane, bahwa teh itu adalah kesegaran. Bahan teh yang kami pilih, khasiatnya melegakan tenggorokkan, menghilangkan oksidan dalam tubuh dan juga menjadi relaksasi. Akhirnya saraf menjadi ringan,” ujarnya.
Berlin meyakini, jika gerakan seperti Tandur Pangan banyak muncul di Kota batu, maka produksi pertanian di Kota Batu tidak akan terbuang sia-sia.
Seperti beberapa waktu lalu, ketika para petani bunga mawar membuang hasil panennya karena sepi pembeli akibat pandemi. Di Tandung Pangan, bunga bisa dimanfaatkan menjadi bahan minuman.
“Jadi misal kalau untuk Tisane, yaitu teh herbal. Komposisinya dari tumbuh-tumbuhan bunga baik akar batang dan daun. Bunganya beragam, bisa bunga sepatu, mawar, telang, krisan, terus ada mint, rosella, dan rosemary.
Sementara Dodik menerangkan, Tandur Pangan tidak sekadar mencari keuntungan saja, tapi juga menyemai kebermanfaatan kepada yang lain. Pasalnya, setiap ada orang yang beli, 5 persennya disumbangkan untuk gerakan sosial.
“Kalau saat ini orang butuh masker, nanti hasil dari penjualan itu akan kami wujudkan dalam bentuk masker dan kami bagikan kepada yang membutuhkan. Jadi orang tidak sekadar beli, tapi juga berinfak di sini,” katanya.
Tandur Pangan biasanya buka mulai pukul 16.00 hingga pukul 21.00 WIB. Usaha ini baru saja dimulai sejak 15 Agustus 2020 di Kota Batu.
Dengan optimisme yang tinggi, keempat orang pioner ini meyakini akan ada dampak positif dari upaya yang mereka mulai.
Penulis: Benni Indo
Editor: Heftys Suud