Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tahun Baru Islam

5 Amalan dari Rasulullah yang Bisa Dikerjakan saat Tahun Baru Islam 1442 H, Ada Puasa Tasua & Asyura

Jelang Tahun Baru Islam 1442 H, berikut ini amalan-amalan yang bisa dikerjakan di bulan Muharram yang dianjurkan oleh Rasulullah.

nmisr.com
Ilustrasi - Amalan-amalan yang bisa dianjurkan Rasulullah untuk dikerjakan di bulan Muharram atau Tahun Baru Islam 1442 H. 

TRIBUNJATIM.COM - Berikut ini beberapa amalan di Tahun Baru Islam 1442 H yang dianjurkan Rasullah.

Seperti diketahui, umat muslim akan menyambut Tahun Baru Islam 1442 H atau bulan Muharram beberapa hari lagi.

Berdasarkan penanggalan Masehi bulan Muharram 1442 H jatuh pada 20 Agustus 2020.

Momen pergantian tahun Islam seyogyanya tak diisi dengan kegiatan yang menjauhkan diri dari Allah SWT.

Apalagi dalam situasi pandemi umat muslim justru dianjurkan memperbanyak doa dan dzikir.

Selain itu umat muslim dapat mengerjakan amalan-amalannya.

Pecahkan Rekor MURI, Upacara HUT ke-75 RI 17 Agustus 2020 Digelar Via Daring oleh Peserta Terbanyak

Hari Pertama Tatap Muka, SMK PGRI 2 Ponorogo Minta Siswa dari Luar Kota Isolasi Mandiri 15 Hari

Berikut ini amalan-amalan yang bisa dikerjakan dianjurkan Rasulullah menyambut bulan Muharram atau Tahun Baru Islam 1442 H.

1. Berpuasa

Ilustrasi puasa
Ilustrasi puasa (Tribunnews.com)

Di bulan Muharram amalan yang dianjurkan adalah puasa.

Pasalnya bulan Muharram merupakan satu di antara empat bulan yang dimuliakan, seperti bulan Ramadhan.

Hal ini berdasarkan dalil hadis Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda,

"Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu bulan Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam." (HR. Muslim)

Terdapat dua amalan puasa dalam bulan Muharram, yaitu puasa Tasua dan puasa Asyura.

Puasa Tasua

Puasa Tasua merupakan puasa sebelum hari 10 Muharram atau yang dilaksanakan pada 9 Muharram.

Dalam riwayat dijelaskan di akhir hayatnya Rasulullah pernah berkeinginan jika ia masih hidup di tahun depan maka ia akan berpuasa pada 9 dan 10 Muharrram.

عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ – رضى الله عنهما – يَقُولُ: حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ, قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-: (( فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ.)) قَالَ: فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.

Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya dia berkata, “ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berpuasa di hari ‘Asyura’ dan memerintahkan manusia untuk berpuasa, para sahabat pun berkata, ‘Ya Rasulullah!

Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.’

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, ‘Apabila tahun depan -insya Allah- kita akan berpuasa dengan tanggal 9 (Muharram).’

Belum sempat tahun depan tersebut datang, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal.”

Puasa Asyura

Puasa Asyura meeupakan puasa yang dilaksanakan pada 10 Muharram.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

“… Dan puasa di hari ‘Asyura’ saya berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan (dosa) setahun yang lalu.” (HR Muslim no. 1162/2746)

Di Indonesia, puasa Asyura ini puasa yang paling dikenal masyarakat.

Aisyah radhiallahu ‘anha berkata:

(كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ، وَكَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَه.)

“Dulu hari ‘Asyura, orang-orang Quraisy mempuasainya di masa Jahiliyah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mempuasainya. Ketika beliau pindah ke Madinah, beliau mempuasainya dan menyuruh orang-orang untuk berpuasa.

30 Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 H, Cocok untuk Dijadikan Status Media Sosial

Bandara Juanda Kembali Gagalkan Upaya Penyelundupan Bibit Lobster, Amankan 39 Kantong Plastik

Ketika diwajibkan puasa Ramadhan, beliau meninggalkan puasa ‘Asyura’. Barang siapa yang ingin, maka silakan berpuasa. Barang siapa yang tidak ingin, maka silakan meninggalkannya.”

Selain puasa pada 9 dan 10 Muharram, ada pula ulama yang berpendapat adanya puasa sesudah 10 Muharram yakni pada 11 Muharram.

Di antara dalil yang menyatakan ini terdapat dalam hadis Ibnu Abbas.

صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ ، صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا

“Berpuasalah kalian pada hari ‘Asyura’ dan selisihilah orang-orang Yahudi. Berpuasalah sebelumnya atau berpuasalah setelahnya satu hari." HR Ahmad no. 2153.

Kendati begitu, Syaikh Syu’aib dan Syaikh Al-Albani menghukumi hadits ini lemah.

Namun tentu saja bukan berarti berpuasa di 11 Muharram terlarang.

Puasa ini masih bisa dikerjakan karena termasuk pada bulan Muharram.

2. Memperbanyak amalan shalih

Seperti bulan mulia lainnya, di bulan Muharram juga dianjurkan memperbanyak amalan shalih.

Seperti amalan ketaatan di antaranya, membaca Al Quran, berdzikir, mengerjakan shalat malam hingga bersedekah.

3. Menjauhkan diri dari maksiat

Bulan Muharram juga merupakan bulan untuk menjauhkan dari kemaksiatan.

Pada bulan-bulan haram (suci), akan lebih besar dosanya dibanding dosa selain bulan haram.

Hal ini sebagaimana telah disampaikan Qotadah rahimahullah berkata,

“Sesungguhnya kezaliman pada bulan haram lebih besar kesalahan dan dosanya daripada kezaliman yang dilakukan di luar bulan-bulan haram tersebut."

"Meskipun kezaliman pada setiap kondisi adalah perkara yang besar, akan tetapi Allah Ta’ala menjadikan sebagian dari perkara menjadi agung sesuai dengan kehendaknya.”

Heboh Informasi Jadwal dan Lokasi Tes SKB CPNS 2019, BKN: Tunggu Pengumuman Resminya 18 Agustus 2020

Tanggal Pasti Pencairan Subsidi Gaji untuk Karyawan Swasta Rp 600 Ribu, Simak Selengkapnya di Sini!

4. Tidak berbuat dzalim

Tak terlepas dari upaya menjauhkan diri dari kemaksiatan, muslim juga tidak berbuat dzalim.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al Quran Surat At Taubah: 36).

"...Maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu.”

5. Bertaubat

Amalan yang tak boleh dilewatkan di bulan Muharram adalah bertaubat.

Taubat artinya kembali kepada Allah secara lahir batin.

Menyesali atas dosa dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali menjadi tugas manusia seumur hidup.

Taubat merupakan karunia dan kesempatan yang diberi Allah untuk kembali kepada-Nya.

Bulan Muharram membentangkan kesempatan untuk bermuhasabh atau introspeksi diri.

Ini menjadi penting, sebagai bekal dan kembali pada jalan yang lurus dan diridhai Allah SWT.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan setiap diri hendaklah memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)…” (QS. Al Hasyr: 18)

Demikian, itulah amalan-amalan yang bisa dikerjakan dianjurkan Rasulullah menyambut bulan Muharram atau Tahun Baru Islam 1442 H.

(TribunJabar.id/Hilda Rubiah)

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Jelang Tahun Baru Islam 1442 H, Ini Amalan-amalan yang Dikerjakan di Bulan Muharram Sunah Rasulullah

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved