Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tips dan trik

Tanda-tanda Angin Puting Beliung yang Perlu Diketahui Agar Bisa Antisipasi, Bisa Awan Cumulonimbus

Ada baiknya untuk mengetahui tanda-tanda angin puting beliung agar masyarakat dapat melakukan antisipasinya.

Tangkapan layar video
PUTING BELIUNG - Penampakan angin puting beliung membentuk pusaran di atas permukaan Waduk Bening, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Kamis sore (30/10/2025). Ada baiknya untuk mengetahui tanda-tanda angin puting beliung agar masyarakat dapat melakukan antisipasinya. 

Ringkasan Berita:
  • Beberapa tanda akan datangnya angin puting beliung menurut BMKG.
  • Antisipasi dapat dilakukan setelah masyarakat mengetahui tanda-tanda tersebut.
  • Puting beliung bisa terbentuk dari sistem awan Cumulonimbus (CB).

TRIBUNJATIM.COM - Sebelum terjadi angin puting beliung, biasanya akan muncul tanda-tandanya terlebih dahulu.

Tanda-tandanya seperti adanya hujan lebat dan angin kencang.

Ada beberapa tanda akan datangnya angin puting beliung.

Masyarakat perlu mengetahui tanda-tandanya agar dapat melakukan antisipasinya.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, puting beliung terbentuk dari sistem awan Cumulonimbus (CB) yang memiliki karakteristik menimbulkan terjadinya cuaca ekstrem, seperti hujan lebat dan angin kencang.

Baca juga: Cuaca Jatim Senin, 17 November 2025: Peringatan Dini BMKG, Waspada Hujan Petir Surabaya dan Sidoarjo

Namun demikian, ia menegaskan, tidak setiap ada awan CB dapat terjadi fenomena puting beliung. Semuanya tergantung bagaimana kondisi labilitas atmosfernya.

"Fenomena puting beliung umumnya dapat lebih sering terjadi pada periode peralihan musim, namun tidak menutup kemungkinan terjadi juga di periode musim hujan," ujarnya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (23/2/2024).

Selain itu, angin puting beliung dapat terjadi dalam periode waktu yang singkat dengan durasi kejadian umumnya kurang dari 10 menit.

Oleh karena itu, ada baiknya untuk mengetahui tanda-tanda angin puting beliung agar masyarakat dapat melakukan antisipasinya.

Tanda-tanda akan terjadi angin puting beliung

Melalui akun Instagram @infobmkg, BMKG menyebutkkan beberapa tanda akan datangnya angin puting beliung, yaitu:

  1. Udara pada malam hingga pagi hari sebelumnya terasa panas dan gerah.
  2. Perbedaan suhu yang signifikan (lebih dari dari 4,5 derajat Celsius) antara pagi sekitar pukul 07.00 hingga menjelang siang sekitar pukul 10.00 bersamaan dengan penyinaran Matahari yang terik dengan kondisi udara yang lembap.
  3. Menjelang siang atau setelah pukul 10.00, akan terbentuk awan jenis Cumulus (Cu). Awan ini memiliki ciri-ciri berupa awan putih berlapis-lapis yang umumnya disertai dengan awan putih yang batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu dan menjulang tinggi seperti kembang kol.
  4. Awan cumulus berubah warna menjadi abu-abu dan sangat gelap yang dikenal dengan nama awan Cumulonimbus (Cb)
  5. Terasa embusan angin yang kencang dan terasa dingin.
  6. Terlihat adanya kolom udara yang berputar dari dasar awan Cb hingga menyentuh permukaan Bumi yang disebut angin puting beliung.
  7. Durasi kejadian angin puting beliung umumnya 3-5 menit (maksimal 10 menit) dengan cakupan jarak hingga 5 kilometer (km).

Baca juga: Angin Segar Bagi Persebaya, Koko Ari Berpeluang Tampil saat Menjamu Arema FC

Potensi angin puting beliung di Indonesia

Guswanto melanjutkan, berdasarkan pantauan BMKG, ada beberapa fenomena atmosfer yang terpantau masih cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan yang disertai kilat/angin kencang di wilayah Indonesia.

Kondisi tersebut dipicu oleh beberapa hal, seperti:

  • Aktivitas monsun asia yang masih dominan
  • Aktivitas gelombang atmosfer di sekitar Indonesia bagian tengah dan timur
  • Terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di Indonesia bagian tengah dan selatan.

Selain itu, ada pula beberapa wilayah yang berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat yang dapat berpotensi memicu pembentukan awan Cumulonimbus untuk periode 24-25 Februari 2024, yang meliputi:

  • Sumatera Utara
  • Sumatera Barat
  • Riau
  • Jambi
  • Bengkulu
  • Jambi
  • Sumatra Selatan
  • Lampung
  • Banten
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • Jawa Timur
  • Bali
  • Nusa Tenggara Barat
  • Nusa Tenggara Timur
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Timur
  • Kalimantan Selatan
  • Sulawesi Utara
  • Gorontalo
  • Sulawesi Tengah
  • Sulawesi Selatan
  • Sulawesi Tenggara
  • Papua.

Baca juga: BPBD Imbau Pengendara Waspadai Angin Kencang di Kawasan Jembatan Suramadu

Apa yang perlu dilakukan saat terjadi cuaca ekstrem?

Guswanto mengungkapkan, proses pembentukan angin puting beliung sulit dicegah, tetapi bisa dihindari saat terjadi.

Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan saat terjadi cuaca ekstrem:

  • Waspada terhadap terjadinya potensi bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat hingga sangat lebat pada durasi lebih dari satu jam, angin puting beliung, dan hujan es yang dapat mengakibatkan dampak seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, serta dampak kerusakan lainnya.
  • Waspada terhadap terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan juga angin kencang pada sore hari, terutama pada hari di mana terjadi pemanasan kuat antara pukul 10.00-14.00. Kondisi ini biasanya ditandai dengan jenis awan yang berwarna gelap, dan menjulang tinggi seperti kembang kol dan terkadang memiliki landasan pada puncaknya (awan jenis Cb).
  • Khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung atau rawan longsor agar tetap waspada, khususnya pada kejadian hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang terjadi selama beberapa hari berturut-turut.
  • Kepada masyarakat dan Instansi terkait agar waspada terhadap terjadinya potensi bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat hingga sangat lebat dalam skala lokal, angin puting beliung, dan hujan es yang dapat mengakibatkan dampak seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, serta dampak kerusakan lainnya.
    Pada daerah dataran rendah dan dekat aliran sungai, untuk waspada terhadap potensi genangan/banjir. Selain itu, waspada dengan adanya pohon, reklame, atau benda lain yang bisa roboh saat terjadi angin kencang.
Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved