Virus Corona di Indonesia
Prediksi WHO Soal Covid-19 Bisa Berakhir dalam 2 Tahun, Berkaca dari Wabah Flu Spanyol pada 1918
Kepala organisasi kesehatan dunia (WHO) berharap pandemi Corona bisa berakhir dalam dua tahun. Simak penjelasannya berikut ini!
TRIBUNJATIM.COM - Berikut ini prediksi dari WHO soal Covid-19 bisa berakhir dalam 2 tahun.
Berkaca dari wabah flu Spanyol yang terjadi pada tahun 1918.
Kepala organisasi kesehatan dunia (WHO) berharap pandemi Covid-19 bisa berakhir dalam dua tahun.
Berbicara di Genewa pada Jumat (21/08), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan wabah flu Spanyol pada 1918 butuh waktu dua tahun untuk ditangani.
Namun dia menambahkan kecanggihan teknologi saat ini bisa membuat dunia menangani virus Covid-19 dalam waktu yang lebih singkat.
"Tentunya dengan lebih banyak konektivitas, virus memiliki peluang lebih besar untuk menyebar," ujarnya.
"Tetapi pada saat yang sama, kita juga memiliki teknologi untuk menghentikannya, dan pengetahuan untuk menghentikannya," katanya, menekankan pentingnya "persatuan nasional, solidaritas global".
• Tren Gowes Lagi Booming di Kota Malang, Dishub Imbau Pegowes Harus Pahami Isyarat Bersepeda
• Keseruan Difabel Ponorogo Gelar Lomba Kemerdekaan, Berharap Atlet Paralympic Lebih Diperhatikan
• Kepala Rutan Klas I Surabaya Ungkap Hasil Rapid Test Henry J Gunawan Nonreaktif Covid-19
Wabah flu Spanyol yang mematikan telah mengakibatkan 50 juta orang meninggal dunia.
Adapun virus Corona sejauh ini telah membuat hampir 800.000 orang meninggal dunia dan menginfeksi 22,7 juta orang.
Dia juga merespons pertanyaan tentang korupsi alat pelindung diri (APD) selama pandemi yang dia gambarkan sebagai "tindakan kriminal".
"Korupsi jenis apapun sangat tak bisa diterima," jawabnya.
"Bagaimanapun, korupsi berkaitan dengan APD... bagi saya sebenarnya pembunuhan. Karena jika petugas kesehatan bekerja tanpa APD, kita mempertaruhkan nyawa. Dan itu juga membahayakan nyawa orang yang mereka layani."
• Bersepeda Jadi Tren, Anak Yatim di Desa Purwoagung Banyuwangi Dapat Hadiah Sepeda BMX
• Kodim 0812 Beri Layanan WiFi Gratis untuk Pelajar di 26 Koramil, Bantu Pembelajaran Daring Siswa
• Istri Cak Nur juga Dinyatakan Positif Covid-19, Dinkes Tracing Keluarga dan Semua yang Berhubungan
Meski soal dugaan korupsi APD itu terjadi di Afrika Selatan, sejumlah negara pernah menghadapi persoalan serupa.
Pada hari Jumat (21/08/2020), protes diadakan di ibu kota Kenya, Nairobi atas dugaan korupsi selama pandemi, sementara dokter dari sejumlah rumah sakit umum kota melakukan pemogokan karena gaji yang belum dibayar dan kurangnya peralatan pelindung.
Pada hari yang sama, kepala program kedaruratan kesehatan WHO Dr Mike Ryan memperingatkan bahwa skala wabah virus Corona di Meksiko tak diketahui.
Dr Mike Ryan mengatakan setara dengan sekitar tiga orang per 100.000 orang yang diuji di Meksiko, dibandingkan dengan sekitar 150 per 100.000 orang di AS.
• Warga Nganjuk Terkonfirmasi Positif Corona Telah Mencapai 267 Orang
• Kurang Fokus Nyetir, Pemuda Gresik Ini Tewas Seketika Tabrak Pantat Truk Mogok di Bahu Jalan
• 3 Tahap Validasi Penerima Subsidi Gaji Rp 600 Ribu, Kini Baru Ada 7,5 Juta Pekerja yang Siap Terima
Meksiko memiliki jumlah kematian tertinggi ketiga di dunia, dengan hampir 60.000 kematian tercatat sejak pandemi dimulai, menurut Universitas Johns Hopkins.
Sementara itu, di Amerika Serikat, calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden menyerang Presiden Donald Trump dalam hal penanganan pandemi.
"Presiden kita saat ini gagal dalam tugas paling mendasarnya kepada bangsa. Dia gagal melindungi kita. Dia gagal melindungi Amerika," kata Biden, dan berjanji untuk memperkenalkan mandat nasional untuk mengenakan masker jika terpilih.
Lebih dari 1.000 kematian baru diumumkan di AS pada hari Jumat, sehingga jumlah total kematian menjadi 173.490.
• Sebaran Virus Corona di Indonesia Selasa 18 Agustus 2020, Jawa Timur Tambah 312 Kasus Baru
• TIPS Hair Styling Cantik dengan Messy Bun, Solusi saat Tak Bisa ke Salon di Tengah Pandemi
• Trending di Twitter Kebakaran Gedung Kejaksaan Agung RI, Ini Nasib Data-data Penting di Sana: Aman
Apa yang terjadi di belahan bumi lain?
Pada Jumat, sejumlah negara mengumumkan penambahan kasus tertingginya dalam beberapa bulan.
Korea Selatan mencatat 324 kasus baru - penambahan kasus dalam 24 jam tertinggi sejak Maret.
Seperti gelombang wabah sebelumnya, infeksi baru telah dikaitkan dengan gereja, dan museum, klub malam dan bar karaoke kini telah ditutup di ibu kota Seoul dan sekitarnya.
Sejumlah negara Eropa juga mencatat peningkatan kasus.
Polandia dan Slovakia keduanya mengumumkan rekor infeksi harian baru pada hari Jumat, dengan masing-masing 903 dan 123 kasus, sementara Spanyol dan Prancis telah mengalami peningkatan dramatis dalam beberapa hari terakhir.
Di Lebanon, karantina wilayah sebagian - termasuk pemberlakuan jam malam - telah diterapkan selama dua minggu, setelah negara itu mencatat peningkatan kasus tertinggi sejak pandemi bermula.
Infeksi berlipat ganda sejak ledakan dahsyat di ibu kota Beirut yang menewaskan sedikitnya 178 orang dan melukai ribuan lainnya pada 4 Agustus 2020.
Bencana tersebut menyebabkan sekitar 300.000 orang kehilangan tempat tinggal dan menyebabkan fasilitas medis kewalahan.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO Prediksi, Pandemi Covid-19 Bisa Berakhir dalam 2 Tahun"
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/ilustrasi-direktur-jenderal-who-tetapkan-status-virus-corona-menjadi-pandemi-global.jpg)