Bongkar 'Jimat' Ali Zaenal Pengusaha Sukses Pamekasan, Jualan Kue hingga Bisa Gaji 400 Karyawan
Kisah pengusaha sukses Kabupaten Pamekasan, Madura, Ali Zaenal membangun Bani Grup. berangkat dari jualan kue. Punya 4 prinsip, salah satunya 'jimat'.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, PAMEKASAN - Banyak pengusaha besar yang memulai perjalannya dari sesuatu yang sangat kecil.
Hal itu salah satunya dilakukan oleh pengusaha sukses Kabupaten Pamekasan, Madura, Ali Zaenal.
Sebelum mendirikan banyak usaha mikro dan makro dengan label 'Bani', ia merintis karir dengan berjualan kue.
Namun siapa sangka, berbekal empat prinsip yang ia pegang teguh, salah satunya 'jimat'. Kini, Ali Zaenal berhasil mendirikan perusahaan sendiri, yakni ' Bani Grup '.
• Pelatih Sriwijaya FC Benarkan Pinjam Beto Dari Madura United
• Hasil Sidang BK DPRD Gresik, Nur Hudi Tidak Terbukti Lakukan Intervensi Hukum
Di perusahaan tersebut, ia menjabat sebagai Direktur Utama.
Selain itu, saat ini pun juga, ia mampu menggaji sebanyak 400 karyawannya dalam sebulan, yang pengeluarannya diperkirakan hingga ratusan juta rupiah.
Pria kelahiran Kabupaten Sumenep ini menceritakan, sedari duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), ia sudah suka berwirausaha.
Saat itu, ia berjualan kue milik orang tuanya.
Sebelum berangkat sekolah, Ali Zaenal terlebih dahulu mengantarkan kue ke warung-warung di area rumahnya semasih tinggal di Kabupaten Sumenep.
• Giring Ganesha Eks Vokalis Nidji Calonkan Diri sebagai Presiden di Pilpres 2024: Tahunnya Anak Muda
• Ketakutan Rizky Billar Kehilangan Lesty Dikuak Pakar Ekspresi, Tatapan Disebut Candu: Takut Terluka
Selepas pulang sekolah, hingga sore hari, ia mengambil hasil penjualan kue yang dititipkan di warung-warung tersebut.
Kegiatan itu, dilakukan Ali Zaenal sejak kelas II SD - kelas III SD.
"Dulu kegiatan menjual kue milik orang tua saya ini, rutin saya lakukan setiap harinya," kata Ali Zaenal, Senin (24/8/2020).
Menginjak kelas 6 SD, pengusaha yang akrab disapa Bang Ali ini mengaku pernah menjadi pemulung bola tenis pada tahun 1990.
Sewaktu itu, ia diupah Rp 200 rupiah - Rp 1000 rupiah setiap ada latihan mau pun pertandingan bola tenis di Kabupaten Sumenep.
Niat Ali waktu memutuskan untuk menjadi pemulung bola tenis ini hanya ingin menopang kebutuhan uang jajannya agar tidak minta ke orang tuanya.