Lihat dari Dekat Benda Pertempuran 1945 di Cafe Surabaya, Ada Emblem Veteran yang Dirampas Penjajah
Penulis sekaligus penghobi sejarah, Ady Setyawan pamerkan 21 koleksi benda bersejarah di Ore Small Business & Cafe. Saksi bisu perjuangan bangsa.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kurang lebih 21 koleksi benda bersejarah dipamerkan di Ore Small Business & Cafe yang berada di Jalan Untung Suropati, Surabaya.
Sejak Selasa (25/8/2020) sampai Senin (31/8/2020) mendatang, masyarakat Surabaya dapat melihat secara langsung benda yang menjadi saksi bisu perjuangan bangsa ini.
Benda-benda tersebut merupakan koleksi dari salah satu penulis sekaligus penghobi sejarah, Ady Setyawan.
• Undang 7 Ribu Penduduk Rekam KTP-El, Dinas Dukcapil Ponorogo Jamin Tak Ada Penumpukan Massa
• Move On dari Ayu Ting Ting, Ivan Gunawan Kini Sudah Ada Kekasih Baru: Kalau Jadi Menikah Tahun Depan
Pria kelahiran Surabaya pada 12 September 1982 ini mulai mengoleksi benda bersejarah sejak duduk di bangku SMA, pada 2001.
"Total ada 21 benda bersejarah ini merupakan koleksi saya sendiri yang mulai saya kumpulkan sejak SMA. Ada yang saya dapatkan langsung dari veteran, ada yang dari pasar loak, dan sebagainya," ungkapnya, Rabu (26/8/2020).
Kali ini, ia membawa berbagai macam benda, salah satunya pin dan emblem milik veteran Indonesia yang dulu dirampas oleh penjajah.
• Sosok Hebat Kakek Nadiem Makarim, Pantas Orang Tua Sang Menteri Tak Sembarangan, Lihat Pekerjaannya
• Tak Mau Ambil Risiko Kekurangan Penjaga Gawang, Persela Bakal Lengkapi Slot Kiper di Latihan Perdana

"Ini saya dapatkan dari tentara Belanda yang merampasnya, namanya Krijn van Putten, pada 2013. Saya bertemu beliau saat saya ke Belanda," katanya.
Menurutnya, ini merupakan koleksi yang paling berkesan karena diberikan langsung kepada dirinya.
"Benda ini digunakan saat perang kemerdekaan. Tulisan TKR menandakan antara tahun 45 sampai 48," ungkap penggagas Roodebrug Soerabaia ini.
Tidak hanya emblem dan pin, ia juga memamerkan benda lain seperti relik dari situs pertempuran berupa pistol KNIL-91, selongsong shotgun, proyektil senapan, dan sebagainya.
"Saya mendapatkannya dari situs pertempuran habis-habisan pada tahun '45. Kemungkinan di tempat itu masih banyak temuan," Ady mengungkapkan.
Ada juga buku saku yang berisi catatan perjuangan, di antaranya lirik lagu dalam Bahasa Inggris, puisi perjuangan, dan tulisan untuk kekasih.
"Di sini banyak menyebut Semeru. Kemungkinan medan gerilyanya saat itu di kawasan Semeru. Samar-samar di sini bisa dilihat alamatnya di Embong Wungu Surabaya," ia menguraikan.
Tidak hanya itu, juga ada arsip-arsip artikel dan berita surat kabar di masa perjuangan, helm pejuang yang tertangkap, bayonet arisaka, dan sebagainya.
"Pameran kali ini untuk memperingati 75 tahun pertempuran Surabaya. Saya ingin merekontruksi memori kolektif warga Surabaya," ungkapnya.