Diprotes Warga karena Bau, IPLT Tulungagung akan Dioperasikan dengan Penyempurnaan Teknis
Warga Moyoketen, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung menolak rencana pengaktifan kembali Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) karena bau yang timbul.
Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Warga Desa Moyoketen, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung menolak rencana pengaktifan kembali Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja ( IPLT ).
Sebab IPLT dinilai akan menganggu eksistensi Agrowisata Belimbing yang berkembang di wilayah itu.
Kepala UPT IPLT PUPR, Wijang Brahmantoro mengakui ada penolakan warga karena masalah bau yang keluar dari IPLT.
Karena itu, sejumlah perbaikan teknis akan dilakukan agar keluhan itu bisa teratasi.
Inlet kolam penampungan akan ditutup dengan fiber, sehingga saat proses penuangan limbah dari tanki ke inlet tidak menyebarkan bau.
“Selain itu tembok yang di sebelah utara akan ditinggikan. Dengan demikian bisa menghambat bau ke permukiman,” terang Wijang Brahmantoro, Jumat (28/8/2020).
• Pelaku Usaha Agrowisata Belimbing Tulungagung Resah IPLT Dekat Kawasan Wisata akan Diaktifkan Lagi
• Warga Tulungagung Yang Tidak Pakai Masker Disuruh Bersihkan Masjid Sebelum Salat Jumat
Diakuinya, limbah lumpur tinja memang mengeluarkan bau.
Namun bau ini sebenarnya muncul di saat-saat tertentu saja, misalnya saat ada tiupan angin. Atau saat hujan dan kelembaban udara tinggi.
“Sejak zaman dulu memang baunya memang relatif. Mengeluarkan sedikit bau di saat-saat tertentu,” sambung Wijang Brahmantoro.
Proses pemasangan fiber tutup inlet sudah selesai minggu depan.
Sedangkan peninggian tembok di sebelah utara masih menunggu Perubahan Anggaran Keuangan (PAK).
• Warga Tulungagung Diduga Jadi Korban Perdagangan Orang di Arab Saudi, Sakit Tidak Bisa Pulang
• Tiga Seling Jembatan Gantung Kedungsoko Tulungagung Putus, Kendaraan Roda Tiga Dilarang Lewat
Jika semua penyempurnaan teknis itu sudah dilakukan, baru akan dilakukan uji coba.
“Kami punya empat kompartemen untuk pengeringan dan peresapan,” ungkap Wijang.
Kolam lama mampu menampung 1.800 meter kubik limbah.