Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tak Punya Kartu Tani, 72 Ribu Petani di Madiun Sulit Dapatkan Pupuk Bersubsidi

Puluhan ribu petani di Kabupaten Madiun belum memiliki kartu tani, sulit mendapatkan pupuk bersubsidi

Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Pipin Tri Anjani
SURYA/Rahadian Bagus
Komisi B DPRD Kabupaten Madiun menggelar hearing dengan Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan, Suharno, bersama distributor pupuk bersubsidi dan Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan, Sodiq Purnomo terkait masalah kartu tani, Kamis (27/8/2020) siang. 

TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Puluhan ribu petani di Kabupaten Madiun belum memiliki Kartu Tani.

Padahal, berdasarkan keputusan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan No 491 tanggal 19 Agustus 2020, terhitung 1 September setiap petani yang ingin membeli pupuk bersubsidi pembayaran menggunakan Kartu Tani.

“Dari 72 ribuan petani di Kabupaten Madiun, yang sudah memiliki Kartu Tani baru sekitar 150 orang. Sementara sisanya belum memilki Kartu Tani,” kata Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Madiun, Suharno usai hearing dengan anggota Komisi B DPRD Kabupaten Madiun, Kamis (27/8/2020) siang.

Misteri Anak Gadis Putri Diana dari Pangeran Charles, Hidup dengan Identitas Rahasia: Mirip Ibunya

Bukan Fadel Islami, Sosok yang Bakal Ketiban Harta Warisan Muzdalifah Terkuak, Mencegah Perpecahan

Suharno mengatakan, dipastikan puluhan ribu petani di Kabupaten Madiun yang belum memiliki Kartu Tani ini akan kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi.

Sebab, penjual pupuk bersubsidi tidak dapat melayani permintaan petani yang tak memiliki Kartu Tani.

Ia mengatakan, padahal masa tanam kedua tahun sudah berjalan dan sebentar lagi petani membutuhkan pupuk dalam jumlah banyak.

“Kami sangat keberatan sekali dengan penerapan 1 September harus menggunakan Kartu Tani untuk membeli pupuk bersubsidi. Kalau tidak menggunakan pupuk bersubsidi petani pakai pupuk apa,” jelasnya.

Petani bisa saja menggunakan pupuk non subsidi. Namun petani harus menaikan harga gabah basah menjadi Rp 5000 per kilogram agar petani tetap untung.

Namun, bila menggunakan pupuk non subsidi dan tetap menggunakan patokan harga gabah yang saat ini berkisar Rp 4.200 maka petani merugi.

Rizky Billar Emosi Diramal Denny Darko, Gebetan Lesty Ngaku Jengah, Bahas Orang Ketiga: Sok Tahu!

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Sodiq Heru Purnomo yang dikonfirmasi terpisah menyatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan bank BNI selaku pihak penerbit kartu untuk percepatan penerbitan Kartu Tani.

“Diusahakan semaksimal mungkin minggu pertama September nanti pembuatan Kartu Tani selesai,” jelas Sodiq.

Kesepakatan itu berdasarkan hasil rapat yang digelar Dinas Pertanian, BNI dan perwakilan Kementerian Pertanian.

Akan tetapi, jika hingga awal September belum semua Kartu Tani jadi, ia berharap pemberlakukan pembayaran pembelian pupuk bersubsidi dengan Kartu Tani ditunda hingga 2021.

Ketika ditanya, penyebab baru 150 petani yang baru memiliki Kartu Tani, Sodiq mengaku tidak mengetahuinya. Padahal program pembuatan kartu tersebut sudah dicanangkan pemerintah sejak dua tahun lalu.

Ia berdalih Dinas Pertanian tidak membuat dan mencetak Kartu Tani tersebut. Untuk di wilayah Kabupaten Madiun, pemerintah menunjuk Bank BNI sebagai lembaga yang berkewenangan mencetak Kartu Tani.

“Posisi kami disini hanya menginput data Sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) untuk acuan alokasi pupuk. Setelah itu pihak BNI yang memiliki kewenangan menerbitkan Kartu Tani,”jelasnya.

Anggota DPRD Kabupaten Madiun, Wahyu Hidayat meminta Pemkab Madiun segera berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian. Ia meminta agar kebijakan pembelian pupuk dengan Kartu Tani yang diterapkan pada 1 September ditunda.

“Kami minta pemerintah daerah segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar ditunda dulu pemberlakukan aturan pembelian pupuk bersubsidi dengan Kartu Tani,” kata Wahyu.

VIRAL 5 Tahanan Main TikTok di Penjara, Beberapa Orang Dikenali, Nasib 2 Polisi Terkuak, HP Siapa?

Sementara itu Pemimpin Bidang Bank BNI Madiun, Nora, mengatakan percepatan pembuatan Kartu Tani sementara sedang diproses. Kartu Tani akan dibagikan secara bertahap awal September 2020.

“September BNI Madiun minimal menyalurkan 60.000 kartu. Sisanya secara bertahap akan didistribusikan,” jelas Nora.

Nora mengatakan, pembuatan Kartu Tani baru diproses karena pihaknya baru mendapatkan data sejak akhir Juli hingga pertengahan Agustus 2020.

Meski demikian, diq optimis Kartu Tani sudah dapat dibagikan secara bertahap kepada petani awal bulan depan.

Ia menambahkan, Kartu Tani yang akan dibagikan ke tiga wilayah Madiun, Ngawi dan Magetan sekitar 250.000 kartu.

Agar proses pembagian kartu lebih cepat, BNI akan merekrut 50 orang tenaga magang yang sebelumnya sudah berpengalaman mendistribusikan kartu bansos BPNT. (SURYA/Rahadian Bagus)

Editor: Pipin Tri Anjani

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved