Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona

Curhat Ojek Kuda Gunung Bromo 6 Bulan Kantongi Rp 0 Imbas Covid-19, Tanam Kubis Demi Dapur Mengepul

Curhat warga asli Desa Ngadas tak dapat penghasilan dari ojek kuda di Gunung Bromo imbas Covid-19. Jajal tanam kubis demi dapur mengepul.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Hefty Suud
SURYAMALANG.COM/ERWIN WICAKCONO
Surato, warga asli Desa Ngadas, cerita enam bulan tak dapat penghasilan, akibat Gunung Bromo tutup tutup semenjak pandemi Covid-19. 

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Akibat pandemi virus Corona ( Covid-19 ), ojek kuda di Gunung Bromo tak dapat penghasilan selama enam bulan.

Cerita itu disampaikan oleh Surato, warga asli Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusomo, Kabupaten Malang.

Periode pahit itu ia rasakan selama Wisata Gunung Bromo tutup gegara pandemi.

Awalnya Bahas Suap-suapan, Lesty Kejora Tiba-tiba Bentak Rizky Billar yang Komentar Nakal: Enggak!

KKN saat Pandemi Covid-19, Mahasiswa di Kediri Ajari Anak-anak Tentang Protokol Kesehatan

"Gak dapat penghasilan dari ojek kuda selama 6 bulan. Karena kan gak boleh bawa pengunjung ke bawah (Bromo)," tutur Surato ketika ditemui di pintu masuk Bromo - Ranupani, Jumat (28/8/2020).

Surato terpaksa memutar otak agar asap dapur tetap mengepul.

Untuk itu, ia menjadi petani kubis meski hasilnya tidak seberapa.

"Kubis sekarang murah. Saya juga tanam bawang. Jadinya waktu gak ngojek kuda ya jadi ke kebun," ungkap Surato.

VIRAL Bocah Naik Pelampung Unicorn Terbawa Ombak di Tengah Laut, Ketemu Awak Kapal, Lihat Endingnya

Ciptakan Packaging Madu Inovatif, Mahasiswi UK Petra Raih Best Packaging Adiwarna 2020

Surato sebenarnya sempat merasakan bantuan dari Pemkab Malang. Berupa beras seberat 5 kilogram. Namun kenikmatan bantuan itu hanya bertahan sekejap.

"Diberi bantuan ya sekali saja. Ingat saya bulan April. Beras itu habis dalam waktu 4 hari saja," katanya.

Surato sekarang pasrah diberi bantuan atau tidak dari Pemkab Malang.

"Saya kalau dikasih bantuan ya mau. Kalau minta ya gak berani. Kalau ada yang bantu ya tidak nolak. Terserah pemerintah saja," bebernya. 

Kini, Wisata Gunung Bromo telah resmi dibuka. Surato bisa mengais nafkah kembali dari profesi ojek kuda

"Hari pertama ini masih sepi. Ada pengunjung tapi naik motor. Jadi saya belum narik kuda," jelas Suroto.

Suroto mematok tarif ojek kuda berdasarkan jauh dan dekat. Sesuai permintaan wisatawan.

"Tarifnya Rp 50 ribu. Kalau jauh ya Rp 100 ribu," ungkapnya. 

Penulis: Erwin Wicaksono

Editor: Heftys Suud

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved