Pemkot Batu Galakan Pertanian Porang, Jadi Alternatif Penyediaan Bahan Pangan dan Wisata Baru
Pemerintah Kota Batu mulai menggeliatkan pertanian porang. Diproyeksikan jadi alternatif penyediaan bahan pangan dan jujukan wisata berbeda.
Penulis: Benni Indo | Editor: Hefty Suud
Diterangkannya program ini diinisiasi oleh Pusat Kajian Kebijakan Publik Bisnis dan Industri ITS. Di ITS juga ada departemen Kimia dan Biologi yang banyak melakukan penelitian terhadap tanaman.
ITS memiliki teknologi kultur jaringan yang dikatakan Bambang dapat meningkatkan kualitas tanaman. Dengan teknologi itu, hasil tanaman juga jauh lebih bagus kualitasnya.
"Jadi kalau dengan kultur jaringan itu akan didapat kualitas yang bagus. Itu dapat dimanfaatkan," pungkasnya.
Sapto mengatakan, beberapa tahun belakangan masyarakat sering mendengar tanaman Porang, namun demikian belum semua khalayak mengetahui tanaman itu. Katanya, Porang adalah tanaman asli Indonesia yang sudah lama dimanfaatkan.
"Ketika masa Jepang, masyarakat disuruh mencari Porang untuk kebutuhan industri. Namun aspek budidaya dan industrinya baru disadari belakangan ini," paparnya.
Porang kaya akan karbohidrat, protein dan serta pangan. Sejak akhir perang dunia kedua, Porang telah diekspor ke Jepang, Taiwan dan Korsel, demikian juga pengelolaannya. Sejak 1975 semakin menggeliat karena nilai ekonomisnya mulai terasa.
"Peluang bisnis yang besar mendorong masyarakat dan pengusaha mengembangkan Porang secara masal. Kelompok dan industri mulai mengolah Porang agar diterima pasar lokal maupun nasional," imbuhnya.
Diungkapkan Sapto, berdasarkan data dari BPS, dalam masa pandemi, penunjang ekonomi adalah sektor pertanian. Pihaknya pun berharap dengan adanya geliat pertanian Porang dapat menggerakan perekonomian masyarakat.
Penulis: Benni Indo
Editor: Heftys Suud