Virus Corona di Indonesia
Terungkap 30 Kota di Indonesia Tak Terdampak Covid-19, 6 Bulan Berlalu Masih 0 Kasus? Aceh-Maluku
Terungkap inilah daftar 30 kota di Indonesia yang tak terdampak Covid-19 atau virus Corona.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM - Terungkap inilah daftar 30 kota di Indonesia yang tak terdampak Covid-19 atau virus Corona.
Hingga enam bulan berlalu, 30 daerah di Indonesia ini masih berstatus zona hijau.
Simak selengkapnya.
• Waspada! Virus Corona Ganas Ditemukan di Indonesia, Bermutasi Lebih Cepat Menular, D614G
Sejak 2 Maret 2020, atau hampir enam bulan sejak kasus Covid-19 pertama diumumkan di Indonesia, angka infeksi tak kunjung berakhir.
Bahkan, angka itu cenderung tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Hingga Senin (31/8/2020), berdasarkan data covid19.go.id, total jumlah kasus virus Corona di Indonesia ada sebanyak 174.796 kasus.
Dari jumlah itu, tercatat 7.417 pasien virus Corona meninggal dunia dan 125.959 pasien dinyatakan sembuh.
Meski demikian, masih ada sejumlah daerah yang hingga kini belum terdampak virus Corona.

Melansir Kompas.com, berikut daftar 30 kabupaten atau kota yang tidak terdampak virus Corona, dikutip dari laman resmi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (data hingga 31 Agustus 2020):
Nias Barat
Nias
2. Sulawesi Tenggara
Konawe Kepulauan
3. Papua Barat
Tambrauw
Maybrat
4. Papua
Yahukimo
Mappi
Dogiyai
Paniai
Deiyai
Mamberamo Raya
Nduga
Asmat
Puncak
Intan Jaya
• Pemberian Vaksin Covid-19 Bukan Imunisasi, Achmad Yurianto: Tujuannya Memutus Mata Rantai Penularan
Sumba Tengah
Ngada
Malaka
Alor
Manggarai Timu
Sabu Raijua
Belu
6. Maluku
Maluku Tenggara Barat
Kepulauan Aru
7. Kepulauan Riau
Natuna
Lingga
Kepulauan Anambas
8. Bengkulu
Lebong
9. Aceh
Pidie Jaya
• Rata-rata Ada 3 Kasus Positif Baru Tiap Hari, Masa Tanggap Darurat Covid-19 Tulungagug Diperpanjang
Untuk diketahui, daerah tidak terdampak merupakan satu dari lima kategori peta risiko yang dibuat Satgas Penanganan Covid-19 Indonesia.
Kelima kategori tersebut adalah risiko tinggi (zona merah), risiko sedang (zona oranye), risiko rendah (zona kuning), tidak ada kasus (zona hijau), dan tidak terdampak (zona hijau).
Ada beberapa indikator yang digunakan untuk menghitung status zona risiko Covid-19 di Indonesia, yaitu: epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan.

Indikator epidemiologi
- Penurunan jumlah kasus positif pada minggu terakhir sebesar lebih dari 50 persen dari puncak
- Penurunan jumlah kasus ODP dan PDP pada minggu terakhir sebesar lebih dari 50 persen dari puncak
- Penurunan jumlah meninggal kasus positif pada minggu terakhir sebesar lebih dari 50 persen dari puncak
- Penurunan jumlah meninggal kasus ODP dan PDP pada minggu terakhir sebesar lebih dari 50 persen dari puncak
- Penurunan jumlah kasus positif yang dirawat di RS pada minggu terakhir sebesar lebih dari 50 persen dari puncak
- Penurunan jumlah kasus ODP dan PDP yang dirawat di RS pada minggu terakhir sebesar lebih dari 50 persen dari puncak
- Persentase kumulatif kasus sembuh dari seluruh kasus positif
- Kenaikan jumlah selesai pemantauan dari kasus ODP dan PDP selama 2 minggu terakhir
- Laju insidensi kasus positif per 100.000 penduduk
- Mortality rate kasus positif per 100.000 penduduk
Indikator surveilans kesehatan masyarakat
- Jumlah pemeriksaan sampel diagnosis meningkat selama 2 minggu terakhir
- Positivity rate rendah (target kurang dari 5 persen sampel positif dari seluruh orang yang diperiksa)
Indikator pelayanan kesehatan
- Jumlah tempat tidur di ruang isolasi RS rujukan mampu menampung sampai dengan kurang dari 20 persen jumlah pasien positif COVID-19 yang dirawat di RS
- Jumlah tempat tidur di RS rujukan mampu menampung sampai dengan kurang dari jumlah ODP, PDP, dan pasien positif COVID-19 yang dirawat di RS
- Artinya, zona risiko di setiap dari bisa berubah sewaktu-waktu tergantung kondisi penyebaran pandemi virus Corona
• Gresik Masuk Zona Oranye, Ternyata Sudah Ada 20 Ibu Hamil Positif Covid-19 di RSUD Ibnu Sina
100 Dokter di Indonesia Gugur Akibat Covid-19, Apa yang Perlu Dievaluasi?
Sebanyak 100 orang dokter meninggal dunia karena terinfeksi virus Corona.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) membenarkan informasi tersebut.
"Betul, Ketua Umum IDI juga sudah memberikan ucapan khusus untuk 100 sejawat yang gugur," kata Humas PB IDI, dr Halik Malik, Senin (31/8/2020).
• Pedagang Ayam Pasar Nglames dan Petani Madiun Positif Covid-19, Gejala Awal Sama: Tak Nafsu Makan
Di Indonesia, per Senin (31/8/2020), tercatat ada sebanyak 174.796 orang yang terinfeksi virus Corona.
Dari jumlah itu, 125.959 orang sembuh, namun 7.417 lainnya meninggal dunia.
Sehingga pasien Covid-19 yang masih menjalani perawatan ada 41.420 orang.
Terkait dengan 100 orang dokter meninggal, ahli patologi klinis sekaligus Wakil Direktur RS UNS Hartono, Tonang Dwi Ardyanto, mengatakan diperlukan sinergitas untuk melindungi para tenaga kesehatan.
Sebab, Covid-19 yang menyerang para dokter dan tenaga kesehatan tidak hanya terjadi dari rumah sakit, tetapi juga dari lingkungan masyarakat.
"Kita harus jujur, selama di rumah sakit dokter memakai APD lengkap. Tapi kehidupan mereka kan tidak hanya di rumah sakit, mereka juga hidup di tengah masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial," kata Tonang kepada Kompas.com, Senin (31/8/2020).
• Matangkan Langkah Cegah Covid-19 dalam Lanjutan Liga 1, PT LIB: Pemain Sakit Flu Dilarang Tanding
Tonang mengakui Indonesia saat ini berada dalam dua kondisi yang kontradiktif, yaitu belum mampu mengendalikan Covid-19 tetapi kejenuhan masyarakat mulai muncul.
Kejenuhan masyarakat ini bisa dibuktikan dengan aktivitas yang kembali normal, seperti sebelum adanya Covid-19 dan pengabaian terhadap protokol kesehatan.
Bagi dokter dan tenaga kesehatan lainnya, kejenuhan ini juga membuat tingkat kewaspadaan mereka berkurang.
"Ini semua berpacu menjadi satu sehingga memunculkan satu kondisi yang tidak diinginkan, di mana banyak terjadi tenaga kesehatan harus meninggal," jelas dia.
"Bukan mengatakan tenaga kesehatan tidak disiplin, tapi situasi hari ini membuat banyak dokter lelah dan jenuh," sambungnya.
• BERITA TERPOPULER JATIM: Polwan Polres Lamongan Bantu Pemakaman Jenazah Covid-19 - Survei Indopol
Oleh karena itu, menurut Tonang yang harus dilakukan sekarang adalah meningkatkan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan semua pihak saat beraktivitas.
Hal tesebut, ia mengatakan sangat diperlukan dalam melindungi satu sama lain, khususnya tenaga kesehatan.
Sebab, tingkat penyebaran virus Corona di antara tenaga kesehatan paling tinggi pada titik-titik tersebut.
Tonang bersyukur kesadaran dalam menerapkan protokol kesehatan sudah ada, meski belum maksimal.
"Nah menurut saya ciri-ciri baik ini kita perkuat supaya menjadikan wacana baru untuk menanggulangi kejenuhan yang sudah ada," tutur Tonang.
Terlepas dari semua itu, dia juga mengajak semua pihak tidak saling menyalahkan, tetapi saling mendorong dalam memaksimalkan penerapan protokol kesehatan.
"Kita coba temukan mana yang kurang, kemudian kita perbaiki. Masyarakat harus taat, tenaga kesehatan juga harus jaga diri. Ini harus kita pertemukan," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hampir 6 Bulan Covid-19 di Indonesia, Ini 30 Daerah yang Tidak Terdampak" dan "100 Dokter Gugur Akibat Covid-19, Apa yang Perlu Dievaluasi?".