Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kaum Milenial Ikut Ambil Bagian dalam Lomba Jamu Gendong di Tulungagung

Agil Shela Nadiya menjadi salah satu peserta jamu gendong, yang diadakan Dinas Kesehatan Tulungagung.

Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/DAVID YOHANES
Peserta lomba jamu gendong di Tulungagung mempresentasikan produknya di depan juri, Kamis (3/9/2020). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Agil Shela Nadiya (19) melenggok di atas panggung sambil menembangkan lagu Jawa.

Agil juga memperagakan bagaimana dia menawarkan jamu gendong kepada konsumen.

Lulusan SMKN 1 Boyolangu Tulungagung ini adalah salah satu peserta jamu gendong, yang diadakan Dinas Kesehatan Tulungagung, Kamis (3/9/2020).

"Saya ingin memperkenalkan produk jamu ke semua orang," ucap Agil seusai presentasi jamunya di depan juri.

Agil adalah salah satu perwakilan pembuat jamu dari kalangan milenial.

Dia mengatakan, neneknya dulu adalah pembuat jamu, kemudian ibunya turut membuat usaha serupa.

Sejak masih SMP, Agil sudah membantu ibunya berjualan jamu di sekolah.

Labuh Laut Larung Sembonyo di Popoh Tulungagung Hanya Dihadiri Warga dan Nelayan Setempat

"Waktu itu dikemas, terus dijual Rp 2.000 per bungkus. Masuk SMKN 1 Boyolangu, saya juga jualan jamu," tutur Agil.

Jamu yang disebutnya "best seller" adalah beras kencur dan kunir asem.

Kini Agil menjual jamunya dengan dititipkan ke warung-warung.

Satu tahun lalu ia juga mulai merintis penjualan secara online, dengan mengandalkan media sosial.

"Sekarang lebih banyak melayani pesanan lewan online, baik lewat IG (Instagram), Facebook, WA (Whatsapp)," pungkasnya.

11.000 Benur Lobster Ditangkap Setiap Hari di Tulungagung, Jenis Mutiara Jadi Andalan Nelayan

Mempromosikan jamu adalah salah satu kemampuan yang dinilai juri.

Namun yang terpenting, para pembuat jamu ini bisa mempresentasikan produknya.

Mereka harus bisa memaparkan bahan dasar yang dipakai, komposisi serta manfaat kesehatan yang diberikan.

Menurut Kepala Seksi Perbekalan dan Farmasi Dinkes Tulungagung, Masduki, pemilihan bahan baku sangat penting.

Sebab dari bahan baku akan menentukan keamanan produk jamu.

Wagub Jatim Berharap SMKN 3 Boyolangu Tulungagung Bisa Jadi Pelopor Sistem Pembelajaran 4 Tahun

Selain itu proses pembersihan juga menjadi faktor penilaian.

"Alat apa yang digunakan, akan sangat mempengaruhi produk yang dihasilkan," ujar Masduki.

Selain itu, dalam lomba ini panitia juga mendorong inovasi pembuat jamu.

Diharapkan mereka bisa menghapus stigma, bahwa jamu itu pahit.

Karena itu perlu inovasi agar jamu juga disenangi oleh kalangan milenial.

"Tanpa menghilangkan khasiat jamu, tanpa menghilangkan rasanya, tapi bisa dikreasikan dengan aneka rasa maupun tampilan," ucap Masduki.

Saat ini ada 120 pembuat jamu dalam pembinaan Dinkes Tulungagung.

Kisah TKW Tulungagung Jadi Korban Human Trafficking di Arab Saudi, Nasibnya Pilu: Tidak Sesuai Janji

Dari jumlah itu, 53 di antaranya mengikuti lomba jamu gendong.

Tahun ini lomba jamu gendong juga diikuti sejumlah peserta laki-laki.

Lebih jauh Masduki menngungkap, pembuat jamu kini tidak identik lagi dengan para ibu-ibu.

Banyak kalangan milenial yang menggeluti usaha ini.

Apalagi mereka punya keunggulan karena menguasai internet untuk memasarkan produknya.

"Meski namanya jamu gendong, sekarang tidak selalu digendong. Karena banyak yang dijual secara online," pungkas Masduki.

Editor: Dwi Prastika

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved