Pelajar SMP di Surabaya Mengolah Sampah Kemasan Sachet Menjadi Berbagai Produk Ekonomis
Estetia Mustika Shani (13) siswi SMP 61 Surabaya sering mengolah limbah sachet kemasan menjadi beragam produk bernilai ekonomis.
Penulis: Zainal Arif | Editor: Pipin Tri Anjani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Estetia Mustika Shani (13) siswi SMP 61 Surabaya sering mengolah limbah sachet kemasan menjadi beragam produk bernilai ekonomis berlabel Eco Produk Osaqu (Olahan Saset Qu).
"Dulu memang bungkus sachet itu laku dijual di pengepul, per 1 kg dihargai Rp 500, nah tahun 2019, sachet itu sudah tidak laku terjual, sehingga masyarakat sudah tidak mau mengumpulkan lagi, dari situ muncul ide untuk mengolah menjadi barang yang berguna dan mempunyai nilai jual," kata Tia sapaan akrab Estetia Mustika Shani saat ditemui SURYA.co.id (grup TribunJatim.com) di Perumahan Griya Citra Asri Sememi Benowo Surabaya, Kamis (10/9/2020).
Sampai saat ini Tia berhasil membuat 260 produk seperti tas wanita, tempat tisu, gantungan kunci, dompet, taplak meja, tatakan piring dan gelas, hiasan dinding, tepak, hingga kotak hantaran dari hasil memanfaatkan 65.748 limbah sachet kemasan seberat 110 kg.
• Lawan Main Rhoma Irama di Gitar Tua Dulu Jadi Aktris Mahal, Kini Nasib Berubah, Rela Jual Martabak
• Irwan Mussry Kerap Susah Diatur, Maia Sebut 1 Sosok yang Mampu: Hanya Dia yang Bisa Atur-atur Bojoku
Untuk mendapatkan limbah sachet kemasan tersebut, Tia mengadopsi 13 warung kopi dan 6 warung makan yang ada disekitar daerah tempat tinggalnya.
"Jadi setiap tiga hari sekali saya mengambil limbah tersebut ke warung-warung untuk kemudian diolah," tuturnya.
• Terlilit Utang, Pinkan Mambo Punya Rp10 Ribu dari Jual Pisang Goreng, Cuma Bisa Beli Beras dan Sirup
Dalam proses pembuatan berbagai produk yang menarik ini harus melalui beberapa tahapan terlebih dahulu.
Pertama limbah sachet yang ia dapatkan dari warung kemudian dikumpulkan dan disemprot dengan disinfektan terlebih dahulu.
Kemudian bagian pinggir kemasan sachet digunting dan dicuci menggunakan sabun cuci piring. Setelah itu kemasan sachet dijemur dibawah terik sinar matahari hingga kering.
"Setelah kering tinggal dilipat dan dianyam sesuai bentuk yang kita inginkan. Proses menganyam ini saya belajar autodidak menonton video di YouTube," jelas siswa yang duduk di bangku kelas VIII ini.
Bahkan tak hanya kemasan sachet, Tia juga memanfaatkan kardus bekas yang ia manfaatkan untuk sebagai label produk Osaqu.
"Jadi label produknya ini saya sengaja buat sendiri pakai tulisan tangan. Karena saya memang memanfaatkan limbah yang ada," kata Tia.
Seringkali Tia melakukan sosialisasi kepada ibu-ibu PKK yang ada di kampungnya.
"Karena berhubung saat ini lagi ada pandemi, jadi saya sosialisasinya lewat live Instagram. Seminggu dua kali," ucapnya.
• Maia Estianty Keceplosan soal Rumah Tangga, Malu saat Ketahuan? Istri Irwan: Cium-cium
Hasil produk yang Tia produksi ini dibandrol dengan harga mulai dari Rp 3 ribu hingga Rp 60 ribu rupiah.
Berkat inovasi tersebut, Tia menjadi finalis Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2020 untuk tingkat SMP yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau bersama Pemerintah Kota Surabaya.